Title: Impostress
Author: JustBaekhyun or MeydaaWK
Cast: Find It by YouSelf
Genre: Romance
Length: Series
Poster: UnniKNA
Rating: PG14
Author Note:
Annyeong ^^
Akhirnya Author bawa nih ff, mian ya Auhtor lanjutnya lama :(
Oh
ya, tolong ya setelah baca ini, komen di blogspot Author. Kalian gak
usah pake nama asli kalian gak apa2 kok. Gak perlu buat akun juga ^^
Langsung aja deh. Chapter ini lumayan panjang lho, jadi RCL ya ^^
Check It out!
Happy Reading~
______________
Author
POV
Kyuhyun terbangun keesokan harinya mendengar ada
gedoran di pintu apartemennya yang terbuat dari kayu yang kokoh. Dia menatap
Sooyoung yang tengah menutup matanya dan bernafas dengan teratur. Kyuhyun
menyibakkan selimut tebal itu, lalu keluar untuk melihat siapa yang
menggedor-gedor pintu apartemennya sepagi ini.
Sebelum membukakan pintu, Kyuhyun mengecek interkom
dulu. Dia melihat seorang yeoja dengan raut muka penuh amarah. Kyuhyun tidak
tahu penyebab orang itu marah.
Kyuhyun memutar kunci di pintu itu, dan pintu kayu itu
langsung terbuka.
“Siapa kau?” Tanya Kyuhyun dengan heran.
“Aku teman Summer, sekarang, mana Soojin?!”
“Dia masih tidur, kalau kau ingin bertemu dengannya,
silakan datang setelah siang. Kami sibuk.”
“Jangan cerewet,” kata yeoja itu—yang sebenarnya adalah
teman Soojin yang asli.
“Kau yang cerewet!” Bentak Kyuhyun sambil menutup pintu
kasar di hadapan yeoja itu. Dia menatap yeoja itu dari interkom. Yeoja itu
tampak marah dan menendang-nendangkan kakinya di pintu apartemennya. Percuma
saja, toh pintu itu terbuat dari kayu yang benar-benar terjamin.
Setelah memastikan yeoja itu pergi, Kyuhyun memutuskan
untuk membangunkan Sooyoung. Tidak biasanya gadis itu bangun siang begini.
Biasanya Kyuhyun yang bangun lebih siang.
“Soojin-ah, kajja bangun! Bukannya kau harus bekerja.”
Sooyoung menggeliat-geliat dengan pelan. Kepalanya
terasa sangat sakit dan berdengung. Dia memaksakan untuk membuka matanya yang
terasa berat.
Kyuhyun melihat ada yang tidak beres dengan wajah
Sooyoung yang pucat refleks memegang dahi Sooyoung. Seketika, tangannya
langsung terasa panas.
“Soojin-ah, gwenchanayo?” Serunya dengan kaget dan
khawatir.
“Ggwenchana.” Sooyoung menyahut terbata, matanya
memancarkan rasa sakit. Entah itu karena apa. Berulang kali Sooyoung
mengerjapkan matanya, berusaha membuat matanya terbuka dengan sempurna dan
dapat melihat dengan jelas.
“Kau sangat panas, kita harus ke dokter nanti.
Sekarang, kau tidur dulu. Nanti aku akan menelepon Yuri dan mengatakan kau
sedang sakit. Aku akan membuatkanmu bubur.” Jelas Kyuhyun sambil menyelimuti
tubuh Sooyoung dengan selimut tebal yang panas, lalu bergegas menuju dapur. Kyuhyun
mendapati masih ada sesuatu untuk dimakan. Dan dia memutuskan untuk membuatkan
Sooyoung bubur dan teh hangat.
Setelah beberapa menit berkutat di dapur—yang bukan
kebiasaan Kyuhyun—Kyuhyun membawa baki berisi mangkuk dan gelas itu ke kamar.
Dilihatnya Sooyoung tengah menggigil.
“Soojin-ah, kajja, kau harus makan dulu.” Panggil
Kyuhyun, sambil meletakkan baki itu di atas nakas, memandangi Sooyoung, gadis
itu membuka matanya dengan berat, lalu menutupnya lagi karena silau.
“Gwenchana, aku akan mematikan lampu.”
Setelah lampu mati, Sooyoung membuka matanya.
“Nah, ayo duduk. Kau harus makan,”
“Nde..” sahut Sooyoung lalu berusaha duduk bersandar di
tempat tidur. Dia pasti kelelahan dan menjadi demam. Kyuhyun menyodorkan sendok
berisi bubur ke mulut Sooyoung, berusaha menyuapinya.
Setelah bubur itu habis, Kyuhyun buru-buru memberikan
gelas berisi teh panas itu ke tangan Sooyoung.
“Pelan-pelan, ini mungkin sangat panas. Semoga demammu
sedikit menurun,” jelas Kyuhyun sambil memegangi tangan Sooyoung.
“Mianhae—”
“Mwo? Untuk apa?”
“Aku—aku begitu merepotkanmu…”
Mata Kyuhyun sontak membulat, “Soojin-ah, kau ini
anaeku. Dan sudah kewajiban seorang nampyeon untuk menjaga anaenya,”
Tanpa sadar, air mata Sooyoung mengalir, sontak dia
memeluk Kyuhyun. Namja itu tampak kaget, tapi lalu dia mengelus-elus punggung
Sooyoung dengan sayang. Beberapa menit kemudian, gadis itu sudah melepaskan
pelukannya—yang sebenarnya agak disesalkan Kyuhyun.
“Hari ini kau istirahat dulu, aku akan meminta cuti
sehari dan memanggil dokter keluarga. Eomma dan Eommonim pasti khawatir.”
DEG.
Sontak, jantung Sooyoung berdegup. Orangtua?! GAWAT!
“Ani, ani. Jangan bilang pada mereka, kau dengar?
Jangan bilang pada mereka!”
“Ne, ne. Kau pasti tidak ingin membuat mereka khawatir.
Sudahlah, kau istirahat saja. Aku janji tidak akan memberitahu Eommonim.” Kata Kyuhyun
akhirnya sambil beranjak pergi. “Aku akan menelepon Yuri,”
“Ne,”
Kyuhyun berjalan menuju ruang kerjanya—dimana ponselnya
tertinggal. Dengan cepat diraihnya ponselnya yang bewarna hitam metalik itu,
lalu mencari kontak Yuri. Saat sudah menemukannya, Kyuhyun segera meng-klik
tombol ‘yes’. Beberapa detik
kemudian, suara cempreng Yuri terdengar.
“Wae Kyuhyun-ah?” Seru yeoja itu.
“Cih, berlebihan sekali.” Komentar Kyuhyun. “Soojin
tidak berangkat hari ini. Dia sedang sakit,”
“Mwo?! Sakit?! Sakit apa?!”
“Tidak tahu, baru saja aku akan menelepon dokter
keluarga. Jadi, well, Soojin tidak
bisa berangkat bekerja hari ini, dan mungkin dua hari ke depan. Sampai sakitnya
benar-benar hilang.”
“Arraso. Nanti setelah bekerja kujenguk.”
Kyuhyun mengangguk—hal yang bodoh, karena Yuri tidak
akan bisa melihatnya—dan menutup telepon. Kyuhyun lalu kembali membuka kontak,
tapi kali ini mencari kontak dokter keluarga.
“Annyeonghaseyo, Dokter Park disini…” kata Dokter Park
dengan suara baritonnya. “Ada apa, Kyuhyun-ah?”
“Dokter, tolong segera ke apartemen saya. Anae saya
sakit.”
“Ne, saya kesana.”
Klik.
Kyuhyun mengantongi ponselnya, lalui beranjak masuk ke
kamar untuk melihat keadaan Soojin sekaligus mandi. Gadis itu tertidur,
rupanya. Kyuhyun menghampirinya untuk menaikkan selimut tebal yang dikenakan
gadis itu. Setelahnya, Kyuhyun mencari pakaian yang nyaman sekaligus sopan,
lalu masuk ke kamar mandi.
Sial, tidak seharusnya dia begini! Rutuk Sooyoung dalam
hati. Dia tidak tertidur, hanya berpura-pura tidur. Kepalanya seakan-akan
terbuat dari baja terberat di dunia, susah sekali menggerakkannya, apalagi jika
digunakan untuk berpikir.
Well, mungkin benar. Tidur adalah pilihan terbaik.
Jadi, Sooyoung memutuskan untuk tidak berpura-pura
lagi. Dia mencari posisi yang benar-benar nyaman, lalu menutupi tubuhnya yang
demam dengan selimut halus yang tebal itu.
Satu menit… Sooyoung menghitung bintang
Dua menit… Sooyoung menatap atap
Lima menit… Sooyoung tertidur.
______________
“Bagaimana analisis dokter?” Tanya Kyuhyun pada Dokter
Park yang sedang menulis resep.
“Gwenchana. Jangan khawatir. Nyonya Cho Soojin hanya
kelelahan, tubuhnya dan pikirannya terlalu diforsir mungkin, sehingga menjadi
demam dan sakit kepala. Tapi, mungkin setelah meminum obat, rasa sakitnya
berangsur-angsur menghilang. Kau tenang saja.”
Kyuhyun mengangguk, lalu kembali masuk ke kamarnya
setelah menerima resep dokter Park, sementara dokter Park sendiri keluar dari
apartemen mereka.
Dilihatnya Soojin tengah tertidur. Mungkin efek obat
sakit kepala yang tadi diberikan dokter mulai beraksi. Kyuhyun menghampiri
tubuh Sooyoung yang tertidur dengan tenang. Jari kanannya bergerak menelusuri
wajah Sooyoung yang chubby. Dia tidak
tahu apa yang terjadi padanya. Apakah cinta, atau hanya sekedar sayang dan
suka. Tapi yang Kyuhyun tahu, dia begitu menyanyangi sekaligus mengkhawatirkan
Sooyoung saat ini. Jari telunjuk Kyuhyun berhenti di bibir Sooyoung. Rasanya,
bibir itu selalu tampak menggoda di matanya.
Diam-diam, Kyuhyun berharap bibirnya bisa menyentuhnya.
Aissh, Kyuhyun-ah! Kenapa pikiranmu kotor sekali! Rutuk
Kyuhyun dalam hati. Untuk menghilangkan pikiran negatifnya itu, Kyuhyun segera
keluar dari kamar. Satu ruangan bersama Soojin bisa membuatnya benar-benar
berpikir negatif. Bahkan mungkin lebih parah daripada ini.
______________
Sooyoung terbangun ketika merasakan cahaya matahari
yang panas menyentuh wajahnya. Dibukanya matanya, dia masih ada di kamar
seperti tadi pagi. Kemana Kyuhyun?
Sooyoung segera turun dari tempat tidur dan memegangi nakas
ketika kepalanya terasa berdenyut. Langkahnya sedikit sempoyongan, seperti
orang mabuk. Setidaknya, keadaannya lebih baik daripada tadi, sebelum meminum
obat. Dengan pelan, Sooyoung melangkahkan kakinya menuju dapur. Dia haus.
Sesampainya di ruang TV, Sooyoung mendapati sebuah
kertas bertengger dengan manis disana. Dengan pelan, Sooyoung meraihnya dan
mulai membaca. Soojin-ah, aku pergi ke
kantor. Ada rapat yang sangat penting yang harus kuhadiri. Aku sudah memesan
makanan, kau tinggal makan saja. Nanti aku akan pulang secepatnya. CK.
Sooyoung tersenyum tipis, lalu meletakkan kertas itu
kembali dan berjalan menuju dapur. Dia tidak pernah menyangka bahwa ternyata
Kyuhyun sosok yang sangat perhatian dan pengertian begini.
Ini bukan
posisinya.
Tiba-tiba kalimat itu menghanguskan senyum Sooyoung.
Kyuhyun perhatian bukan untuk dirinya yang asli, tetapi untuk Soojin. Senyumnya
langsung menguncup.
Apa
salahnya kalau ia menikmatinya sekali-kali dan berhenti memikirkan tentang
kesalahan posisi itu? Tanya Sooyoung dalam hati, dia
meraih gelas bening di rak dan mengisinya dengan air putih dingin yang
diambilnya dalam kulkas. Mungkin karena efek air dan obat, kepala Sooyoung
berangsur-angsur pulih. Meski masih berdenyut, tapi setidaknya sakitnya tidak separah
tadi.
Sooyoung meletakkan gelas bekas itu ke wastafel dan
berjalan menuju ruang keluarga. Semoga ada acara televisi yang bagus untuk
dilihat dalam keadaan pusing begini. Sooyoung meraih remote-control di atas meja dan mengganti channel beberapa kali, sampai dia melihat acara yang cocok, lalu
memutuskan untuk melihat itu saja.
Bel berdentang beberapa kali, Sooyoung menggeliat
malas, lalu berusaha bangun dari duduk nyamannya di sofa buatan Itali itu,
kemudian melesat menuju pintu utama di apartemen mewahnya. Sooyoung menatap
intercom di depannya, ada Yuri di depan pintu. Dengan semangat Sooyoung
membukakan pintu, setelah mengetik nomor kombinasinya.
“Soojin-ah?! Gwenchanayo? Apa kau baik-baik saja?!”
Seru Yuri ketika melihat Sooyoung yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.
“Gwenchana. Kepalaku hanya pusing sedikit tadi. Mungkin
karena terlalu kelelahan. Padahal, aku tidak melakukan hal yang sangat berat,
lho.” Jelas Sooyoung panjang kali lebar. Dia mempersilakan Yuri masuk ke dalam
apartemennya yang hangat.
“Ini pertama kalinya aku melangkahkan kaki ke dalam
sini,” kata Yuri sambil mengempaskan tubuhnya ke sofa. “Apa kau senang tinggal
disini?”
“Lumayan, disini menyenangkan. Aku punya banyak
kegiatan, jika tidak, aku bisa menonton televisi atau membaca buku, atau
tidur.”
“Dasar tukang tidur. Kyuhyun dimana?”
“Mmm, dia sedang pergi menghadiri rapat penting.”
“Dasar, dia itu memang benar-benar tidak perhatian,”
rutuk Yuri sambil menendang karpet tebal di bawahnya.
“Aniya, tadi dia sempat membuatkanku makanan dan
memesankan makanan sehat dari restoran apartemen. Apa kau sudah makan? Ayo,
temani aku makan.” Ajak Sooyoung sambil tersenyum.
“Hmm, kalau begitu kebetulan. Ayo cepat, aku juga
sangat lapar. Aku bahkan belum sarapan…”
Sooyoung tersenyum, lalu mengangkat kakinya dan
menyeret Yuri menuju dapur dimana baki berisi makan siang yang dipesankan
Kyuhyun berada. Sesampainya di dapur, Sooyoung langsung meletakkan baki itu di
tengah-tengah meja makan dan menyiapkan minuman.
“Kau mau limun?” Tanya Sooyoung sambil menyiapkan dua
gelas kaca tanpa gagang. “Aku punya limun, kopi, dan teh, kalau kau mau salah
satunya.”
“Limun saja, aku haus.” Kata Yuri tanpa malu, dan
menatap sekeliling ruangan. “Siapa yang membersihkan apartemen ini setiap
harinya?”
Sooyoung tersenyum tipis. “Menurutmu, apa aku pernah
mencari pembantu?” Tanyanya.
“Well, artinya
kau yang membersihkan semuanya?” Tanya Yuri, sambil memegangi rak-rak di dapur
yang mengkilap. “Kau membersihkan rumah sekaligus bekerja di butikku?!”
“Ne, memangnya kenapa?” Tanya Sooyoung sambil menaruh
dua gelas itu di atas meja, di samping baki. “Kajja makan, kau bilang kau
lapar.”
Yuri kembali duduk dan menatap spageti carbonara di baki, “Kyuhyun memesannya?”
Sooyoung mengangguk, menyuapkan helai-helai spageti ke
dalam mulut. “Rasanya agak aneh, ya? Aku memang tidak begitu suka dengan koki
di restoran apartemen ini. Masakannya tidak sesuai dengan lidah orang Korea.”
“Hmm…”
_________________
Soojin memegangi ponselnya dengan bingung. Sudah
beberapa minggu ini—hampir sebulan—dia meninggalkan adiknya bersama penyamaran
atas nama dirinya. Kekhawatiran menyelimutinya. Bukan apa-apa, tetapi entah
kenapa, adiknya menolaknya.
Soojin kembali menatap ponselnya, mencoba menghubungi
ponsel Sooyoung—adiknya. Masih tidak aktif.
“Sudahlah, Soojin-ah. Berhenti berputar-putar di
depanku, kepalaku pusing.” Seru Yoori, temannya—yang tadi pagi melabrak ke
apartemen Kyuhyun. “Lupakan saja adikmu itu. Kita bisa pergi ke luar negeri.”
“Bukan begitu, Yoori-ah.” Ujar Soojin bingung. “Aku
khawatir kalau-kalau keluarga Kyuhyun dan keluargaku mengetahui kebohongan yang
kulakukan. Bagaimanapun, ini semua adalah rencanaku. Dan aku yang seharusnya
bertanggung jawab jika terjadi apa-apa.”
“Soojin-ah, kenyataannya, adikmu menolak. Kau tahu, dia
menolakmu. Itu artinya, kau bisa pergi bersama kami,”
Soojin kembali menggeleng dengan bingung. Kepalanya
pusing. DIa bingung harus melakukan apa, apakah harus kembali dan mengakui
semuanya di depan Kyuhyun?! Atau membiarkan semuanya tetap berjalan, seperti
air, hingga sampai di ujung?
“Soojin yeobo, kajja kita keluar…” ajak namjachingu
Soojin sambil menggandeng Soojin, tidak memedulikan Yoori yang menatap keduanya
kesal.
__________
“Soojin-ah?” Seru Kyuhyun ketika masuk ke dalam
apartemen yang sepi. Kyuhyun melepas sepatunya, melepas mantel dan
memasukkannya ke dalam ruangan penyimpanan mantel di depan. Setelahnya, Kyuhyun
kembali memasuki apartemennya, mencari Sooyoung. Dilihatnya gadis itu sedang duduk bersama Yuri
di depan televisi, mungkin menontong film.
“Ya, kenapa mendiamkanku?!” Seru Kyuhyun sambil mencari
posisi yang strategis di samping Sooyoung.
“Oh, mian. Aku tidak tahu kalau kau sudah pulang.” Ujar
Sooyoung sambil menggeser duduknya supaya Kyuhyun bisa duduk di sampingnya.
“Kau sudah makan?”
Kyuhyun menggeleng.
“Baiklah, aku akan memasak.”
“Tapi kau kan sedang sakit!” Protes Kyuhyun langsung.
“Ayo kita pesan lagi saja.”
“Aniya, masakannya tidak enak. Lagipula, aku sudah
merasa baikan. Aku akan memasak saja.” Kata Sooyoung, bangkit dari duduknya dan
berjalan menuju dapur.
“Soojin benar-benar tipe gadis idealmu ya?” Bisik Yuri
sambil mengerling.
“Memang. Aku begitu menyukainya. Padahal, awalnya
kukira kami tidak pernah cocok. Dia berubah, kau tahu.”
“Mwo? Berubah? Bagaimana maksudmu?”
“Dulu Soojin yang kukenal sebelum menikah tidak begini.
Gadis itu terlalu memperhatikan penampilan, dan aku tidak pernah mendengar
kata-kata sopan yang seharusnya diucapkan gadis baik-baik. Dan—oh ya, dia tidak
bisa memasak. Tapi Soojin yang sekarang berbeda, gadis itu benar-benar pandai
memasak dan—”
“Mwo? Gadis?!” Seru Yuri kaget. “Jadi—kalian belum
pernah melakukan.. mm itu?”
Kyuhyun menggeleng. “Ini terlalu cepat, bahkan kami
baru saling mengenal seminggu sebelum pernikahan dilangsungkan. Aku dan Soojin
harus benar-benar saling mengenal, memahami, dan mencintai, sebelum melakukan
hal itu.”
“Tapi, Kyu—ini aneh. Kalian sudah menikah, hampir
sebulan, dan kalian—tunggu, apa kalian berbagi ranjang?!”
Kyuhyun mengangguk dengan risi. Dia benar-benar tidak
biasa mengumbar masalah pribadinya di hadapan orang, sekalipun saudara
sepupunya sendiri.
“Dan kau—eh, tidak merasakan nafsu?”
“YA! Kwon Yuri! Bicaramu melantur sekali! Jangan
berpikiran hal-hal bodoh seperti itu!” Seru Kyuhyun berusaha mengalihkan
pembicaraan.
“Tidak, cepat katakan padaku. Apa kau pernah merasa
nafsu pada Soojin?”
“Tentu saja pernah!” Seru Kyuhyun spontan, lalu dia
menutup mulutnya dengan tangan. “Tapi aku tahu, namja yang baik adalah namja
yang tidak memaksa. Aku tahu ketidaknyamanan Soojin ketika harus berbagi
ranjang denganku. Karena itu, aku yakin dia belum siap dengan semuanya.”
“Aku tidak menyangka, di balik sikap evilmu itu, kau ternyata baik juga.”
Ucap Yuri seolah melamun.
“Well, aku
ini sudah keren, tampan, aku juga baik!” Seru Kyuhyun percaya diri. Tepat
ketika Sooyoung berteriak.
“Yuri-ah! Kyuhyun-ah! Makanan siaaap!”
Yuri segera mematikan televisi dan meletakkan bantal,
kemudian berjalan menuju dapur. Kyuhyun menyusul di belakang.
“Waaw, ini terlihat lezat.” Puji Yuri ketika melihat
sup kimchi yang masih mengepul dan nasi yang berbentuk bola-bola. “Ini apa?”
Tanyanya, sambil menunjuk sayuran bewarna hijau yang ditumpuk di piring
satunya.
“Oh, ini khusus untuk Kyuhyun. Dia itu tidak pernah
suka sayuran, dan sekarang aku dalam tahap membuat-Kyuhyun-suka-sayuran.” Kata
Sooyoung sambil mengeluarkan evil smile yang
dimilikinya.
Sementara Kyuhyun hanya merengut, tapi tak urung dia
menarik piring sayuran itu juga.
“Ini dia, nah, kajja makaaan!” Seru Sooyoung,
memberikan piring pada Kyuhyun dan Yuri serta sendok dan sumpit.
Beberapa detik kemudian, ruangan sudah sepi. Hanya
terdengar denting sendok beradu dengan piring atau mangkuk.
“Astagaa, ini lezat sekali Soojin-ah! Kenapa kau tidak
membuka restoran saja?”
“Aissh, aniya. Aku tidak sepintar itu,” ucap Sooyoung
merendah.
“Aku tidak pernah merasakan sup seenak ini.”
Sooyoung tersenyum tipis, lalu kembali menyuapkan
helai-helai ramyun ke dalam mulut.
____________
“Pestanya nanti malam, ya? Apa kita akan datang?” Tanya
Kyuhyun sambil menyandarkan kepalanya ke sofa empuk itu.
“Tentu saja. Kau bilang, itu adalah acara yang paling
penting tahun ini?” Tanya Sooyoung sambil meletakkan kepalanya di bahu Kyuhyun.
Mereka sedang duduk di sofa sambil melihat acara televisi.
“Tapi bukannya kau sedang sakit?”
“Tidak masalah, aku sudah membaik sekarang. Lihat,
bukannya aku terlihat sangat sehat?”
“Haha, dasar.”
“Ya sudah, kajja kita siap-siap. Jam berapa pesta
pernikahannya dimulai?”
“Kau mau melihat akadnya tidak?”
Sooyoung mengangguk.
“Baiklah, kita datang jam enam sore.”
“Sekarang sudah jam lima, ya sudah. Ayo cepat, kita
harus bersiap.”
Dengan malas Kyuhyun bangkit dari sofa empuknya,
mengikuti Sooyoung ke dalam kamar. Dilihatnya Sooyoung tengah mencari-cari
pakaian yang pantas diantara tumpukan baju-baju lainnya. Pandangan Sooyoung
jatuh pada gaun terusan yang dulu hampir dipakai
di acara perkenalan kakaknya dengan Kyuhyun. Diambilnya gaun itu yang digantung
dengan apik di pojok.
“Menurutmu, gaun ini pantas tidak kupakai sekarang?”
Tanya Sooyoung sambil menunjuk gaun bewarna biru muda itu.
Kyuhyun mengangguk-angguk. “Lumayan, coba saja kau
pakai. Kalau tidak cocok, ya kau bisa cari yang lain.” Ujarnya diplomatis.
Sooyoung mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Sooyoung sudah keluar sambil
mengenakan gaun terusan itu. Potongan pinggang dan leher gaun itu pas sekali di
tubuh jenjang Sooyoung.
“Itu saja. Kau bagus mengenakan itu.” Kata Kyuhyun,
berusaha tidak tampak terlalu memuja dan takjub.
Sooyoung mengangguk, lalu berjalan menuju lemari lagi,
kali ini berniat mencarikan pakaian formal yang pantas di kenakan Kyuhyun.
“Bagaimana kalau ini?” Tanya Sooyoung sambil menunjuk
jas bewarna putih yang bergaris hitam di beberapa bagian. Melihat Kyuhyun
mengangguk, Sooyoung beralih ke tumpukkan kemeja putih dan warna-warna lainnya.
Pandangannya tertuju pada kemeja bewarna krem keputihan yang berada di bawah.
“Aih, kemeja ini pasti bagus sekali kalau kau pakai,
Kyuhyun-ah. Coba kau pakai kemeja dan jas ini, lalu kita mencari sepatunya.
Celananya kau pakai celana bahan hitam saja.”
Diam-diam, Kyuhyun memuji kepraktisan Sooyoung menilai
pakaian. Tidak seperti yeoja-yeoja lainnya. Biasanya, yeoja lain lama sekali
mencari baju, dan cenderung melihat pakaian lewat harga. Tapi Sooyoung tidak,
gadis itu memilih baju dengan hatinya dan mengecek bahan pakaian itu. Kalau
nyaman digunakan, pasti Sooyoung memilih itu.
Benar-benar
yeoja yang menarik.
_______
Jam enam, semuanya sudah siap. Kyuhyun dan Sooyoung
sudah duduk dengan tenang di kursi mobil Kyuhyun yang telah dimodiifikasi.
Sooyoung menyanggul rambutnya tinggi-tinggi, dan menyisakan beberapa helai
rambut menutupi telinganya, lalu mengenakan kalung berlian yang dibelikan
Kyuhyun ketika menjelang pernikahan mereka—oh
tidak, maksudnya pernikahan Kyuhyun dengan kakaknya.
Sementara Kyuhyun mengenakan kemeja krem itu dan jas
putih bergaris hitam. Itu saja.
Udara dingin menyerbu masuk ketika Sooyoung membuka
jendela, sedikit saja. Pemandangan Seoul ketika malam tidak kalah indahnya
ketika siang ataupun pagi. Lampu-lampu jalanan berkerlap-kerlip dengan
cerianya, seolah mengerti perasaan Sooyoung saat ini.
“Tutup jendelanya, anginnya terlalu dingin. Lagipula,
mereka merusak tatanan rambutmu.” Ujar Kyuhyun sambil memperhatikan Sooyoung
yang tersenyum.
“Gwenchana, aku bisa menatanya lagi. Lagipula, ini
bukan tatanan yang sulit kok. Aku hanya perlu menguncirnya, lalu
melengkungkannya sedikit, dan jadi.”
Sekali lagi, gadis yang singkat, dan otomatis.
“Aih, tapi kau sedang sakit. Ingat? Angin malam tidak
baik bagimu, tahu.”
“Ya sudah, dasar cerewet.” gerutu Sooyoung sambil
menjulurkan lidah dan menutup jendela.
“Ya, aku bukannya cerewet. Aku ini perhatian padamu
tahu!”
“Perhatian? Cih, oh ya?”
Kyuhyun menjitak kepala Sooyoung pelan.
“Auw. Lihat saja pembalasanku nanti!” kecam Sooyoung
sambil terkekeh.
Tiba-tiba, jarak mereka yang dekat ini, membuat jantung
Kyuhyun berdetak lebih cepat. Ada apa ini? Apakah dia benar-benar sudah kalah
dengan pesona kepraktisan yeoja itu? Apakah dia sudah bertekuk lutut di depan
gadis itu?
Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengapa
perasaannya mudah sekali datang? Atau karena pesona gadis itu benar-benar
menarik dan kuat sehingga Kyuhyun tidak bisa melewatkannya?
Siapa
peduli, gerutu Kyuhyun. Lagipula, gadis
itu—Soojin—adalah anaenya. Dan dia punya seratus persen hak untuk
menyukai—bahkan mencintai—anaenya sendiri kan? Jadi, apa masalahnya?
“Nah, kita hampir sampai.” Ujar Kyuhyun, kembali
menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghapus pikiran siapa-pedulinya yang
mengganggu. Kemudian, Kyuhyun menyalakan lampu sen dan membelok. Mobil sport mewah bewarna perak itu memasuki
pelataran sebuah gereja yang sangat besar. Lalu berhenti tepat di samping
gazebo taman.
“Ayo turun,” ajak Kyuhyun, lalu membuka pintu, berjalan
ke mobil bagian samping, dan membuka pintu di samping Sooyoung.
Sooyoung keluar dengan anggun, udara dingin tidak
melelehkan senyumnya yang seolah-olah menempel di wajahnya selamanya.
Kyuhyun menyodorkan lengannya membentuk segitiga, dan
Sooyoung dengan anggun memasukkan lengannya ke sana.
“Astaga~ Itu adalah anae dari direktur Cho Group ya?
Waah, dia sangat manis dan menarik.” Bisik beberapa yeoja ketika
Sooyoung-Kyuhyun memasuki ballroom gereja
yang sudah seperti istana itu.
“Ya, mereka benar-benar pasangan yang pantas. Lihat
putera tunggal dari tuan Cho yang terkenal itu. Bukannya wajahnya benar-benar
keren?”
“Ah, aku iri pada yeoja itu. Pasti menyenangkan sekali
tinggal serumah dengan pangeran seperti Cho Kyuhyun itu.”
“Kudengar, mereka tidak tinggal di rumah. Mereka
tinggal di apartemen.”
“Ah, menurutku, yang beruntung itu tuan Cho Kyuhyun.
Bisa-bisanya dia memiliki seorang puteri di rumahnya. Apakah mereka saling
mencintai?”
“Tentu saja mereka saling mencintai. Lihat senyuman
manis mereka… Ah~ aku iriii!”
Sooyoung mendengar semuanya, tapi dia hanya diam dan
tetap memasang senyum. Jika saja orang-orang itu mengetahui kebenarannya, pasti
dia bukannya mendapat pujian, tapi malah mendapat lemparan!
“Kajja kita ke ruangan utama,” ajak Kyuhyun, sedikit
menarik Sooyoun. Merapatkan jarak mereka.
_______________
Pesta berjalan dengan lancar.
Rasanya Sooyoung masih bisa merasakan pandangan memuji
orang-orang yang ditujukan padanya. Rasanya dia masih bisa merasakan pelukan
Kyuhyun. Rasanya dia masih bisa merasakan hangatnya tubuh kakak iparnya itu.
Rasanya—
“Soojin-ah, kajja masuk ke mobil. Sudah malam, kajja
kita pulang.” Ajak Kyuhyun dengan senyum mengembang. Sebenarnya dia sedikit
kesal dengan pesta ini karena beberapa namja yang sama terkenal dan kayanya
dengan dirinya selalu mencuri-curi pandang pada anaenya itu. Dia tidak suka
anaenya dipandang dengan cara seperti itu. Jadi, Kyuhyun memutuskan untuk
mengajak Sooyoung pulang.
“Ne, sebentar.”
Sooyoung lalu meletakkan gelas Kristal yang sangat
bening itu dan berjalan menuju Kyuhyun tepat ketika seorang yeoja menabrak
Sooyoung, membuat minuman yang dibawa yeoja itu tumpah di gaun Sooyoung.
“Aish, jeongmal mianhae, aku benar-benar tidak
sengaja.”
Kyuhyun menghampiri yeoja itu, lalu memandangnya
lekat-lekat dengan pandangan tidak suka. Dia melihat dengan jelas bahwa yeoja
itu dengan sengaja menumpahkan jus itu.
“Seo Joo Hyun?” Seru Kyuhyun kaget ketika melihat yeoja
yang menabrak Sooyoung lebih dekat. Dia teringat akan sekretarisnya itu. Memang
tadi pagi yeoja itu dilantik sebagai sekretaris resminya.
“Astaga~ Tuan? Aduuh, ini pasti anae anda, ya? Jeongmal
mianhae.”
Sooyoung mengangguk. “Ne, gwenchana. Kami akan pulang
kok. Bersenang-senanglah,” ujarnya berusaha terdengar sopan.
“Ne, sekali lagi, jeongmal mianhae…”
Kyuhyun dan Sooyoung keluar dari gereja itu dan menuju
mobil mereka.
_________
“Kerja bagus, Seo Joo Hyun. Aku minta, hancurkan
hubungan mereka.” Kata seorang yeoja dengan senyum sinis mengembang di
bibirnya.
“Tenang saja, Song Qian-ssi. Ini baru permulaan.”
Dua gadis itu
tersenyum denga sinis. Mereka sudah merusak gaun Soojin. Dan mereka masih punya
banyak rencana selain itu.
hwaaaa,, jujur aku deg deg an kalo sampe Kyu tau kebenarannya, apalagi kalo diliat-liat Kyu udah mulai suka sama Soo :(
BalasHapusOh gue kira si seobaby baik, ternyata bermuka dua..
punya tujuan ngerusak hubungan Kyuyoung jugakah? -__-
hehe nantikan di chapter selanjutnya ne? *niatbangetmaupromosi
Hapuseh salah, kyu itu sukanya sama Author keke *plakk
emangnya pernah seo jd baik di ff author? *plakk
ThanKYU udah comment ^^
Akhirnya keluar jg part 4 ini..
BalasHapusNext part thor^^
keke lama banget ya nongolnya?
Hapussabar ya, Authornya emang gaje -___-
oke pasti ^^
ThanKYU udah comment ^^
Pikirnya seohyun ga terlalu mengganggu, padahal sama aja
BalasHapusGimana kalo ketauan nantinya yawloh, takut bgt
Next ditunggu thor
Seohyun di ff Author selalu jahat pokoknya!! *-___-
Hapusheyhe kok kayak kisah nyata aja :D jangan takut, Author selalu ada di sampingmu *muntah
oke thanKYU ya udah comment :*
*plakk
ahh~~ si polos itu dan si tante itu -____-
BalasHapuswaaduhh JLEBB banget~
Hapuseh tapi emangnya seohyun polos ya? -___-
ThanKYU udah comment ^^
bner2 seo thu ya,,
BalasHapusmsih jngkel ma klakuan kyu d radio star,,,
ap lgi seo na,,,
tpi kok gk da soo ma tae eonn d sna mngkin soo eonn mnghndri in kli ya,,,sbar soo eonn
d tnggu part slnjtnya
aih,seo bermuka dua nih
BalasHapuskenapa sooyoung eonni gk jujur aja
kasihan nih youngie eonn, yg bakalan d kerjain habis2an sama vict,padahal seharusnya bukan youngie eonni yg dapat -___-
next part d tnggu y :)
hwaaaa kyuhyun,,falling in love w/ soo^^
BalasHapusishhh seohyun n vic..
nah kan.. kyu makin tertarik sm sooyoung drpd soojin. emg mereka tuh berbeda. lanjut aja lah biarin soojin XD
BalasHapusuwahh akhirnya kluar jg part 4nya. Lama bnget, thor :( daebak!!! :) gmna ntar klo ketahuan..thor, gmna kalo soo unn hmil anak kyuppa & faktanya bru kebongkar stlah soo unn hamil? biar lbih seru skandalnya...
BalasHapuskyaaaaa akhirnya favorite ffku keluar jugaa. thor kenapa ga di post di kyuyoungshipper? aku jamin para knight disana pasti pada suka thor...<3 nextnya asap thor but it up to you sih hehehe goodjob!!
BalasHapusNice work! :)) sumpah yah penasaran reaksi kyuhyun pas tau "anae"nya itu bukan "anae"nya. Mau pesen thor jangan sakiti uri sooyoungie yaaaaa :(
BalasHapuserrr -,- ternyata seo sekongkol sama vic -__-
BalasHapusAdoooh sumpah takut kalo soo ketauan..
Lanjut chinguu :)
ich... vicjumma & seo eonnie jhat....
BalasHapusrsnya pngen nginjek2 tuh org dech... ckckck
Ooh, seohyun berperan jahat.
BalasHapusVictoria hilang, seohyun pun datang.
ya ampyun seo jd antek2 victory.jd deg degan nih gmna ya klo ketahuan??Smangat ya thor jangan klamaan next partnya..
BalasHapusDuo ahjumma (Vict - Seo)
BalasHapuskirain seo itu baik ternyata jahat.. cish...
BalasHapuskirain seo itu baik ternyata jahat.. cish...
BalasHapussoo kok jahat gitu ya
BalasHapus