Title:
Impostress
Author:
@MeydaaWK
Cast:
-Choi
Sooyoung
-Cho
Kyuhyun
Other
Cast:
-Choi’s
Family
-Cho’s
Family
Genre:
Romance, Sad
Rating:
PG15
Length:
Series
Author
Note:
Annyeong
~
Author
comeback lagi niih~ cepat kan ngelanjut Impostress-nya? Ini lumayan panjang
loohh~
Terus
juga Author bikinnya di sela-sela belajar Author, jadi deh nilai Try Out 3
Author jeblok untuk kesekian kalinya -___- *numpangcurcol
Karena
pengorbanan Author yang sangat besar itu, tolong ya RCL pleeaseee :3
Udah
ah, capek ngetiknya. Langsung aja ya ^^
Check
It out!
Happy
Reading~
Chapter
7~
Setelah berhasil menyelimuti Kyuhyun, aku memandanginya
diam-diam. Bagaimana mungkin aku melewati pesona namja di depanku ini?!
Bagaimana mungkin aku bisa melupakan namja di depanku ini?! Bagaimana mungkin
aku bisa menyerahkan namja di depanku ini untuk Soojin Unnie? Bagaimana bisa?
Tuhan, jebaaal~
Chapter
8~
Author POV
Kyuhyun terbangun. Kepalanya masih berdenyut seperti tadi
malam, dan kini matanya juga berkunang-kunang. Dia terduduk, pikirannya terbang
ketika tadi malam dia mencium
Sooyoung. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal itu? Tapi setidaknya, hal
itu terdengar cukup menyenangkan.
Kyuhyun duduk dan memandangi sekitarnya—dia sama sekali
tidak ingat dekorasi rumah ini—dan mendapati hanya sedikit barang yang ada.
Pandangannya tertuju kepada seorang gadis yang tertidur dengan masih dalam
posisi terduduk sambil bersandar di sebuah nakas. Wajah gadis itu menyiratkan
wajah polos seolah tidak pernah tersentuh oleh kekejaman dunia. Tanpa sadar
Kyuhyun bergeser menghampiri gadis itu dan berjongkok di hadapannya. Memandangi
gadis itu dalam-dalam, berusaha masuk
ke dalam pikiran gadis itu.
Perlahan-lahan, tangan kanan Kyuhyun terjulur untuk
menyentuh pipi lembut gadis itu, mengelusnya perlahan, dari pipi hingga sampai
di bibirnya. Bibir yang tadi malam dia
cumbu.
Salahkah jika dia melakukan hal itu?
Kyuhyun tahu jika peluang bercerai dengan Soojin hanya dua
puluh lima persen, sedangkan dia tahu jika dia juga mencintai Sooyoung. Bahkan
mungkin Kyuhyun tidak bisa hidup
tanpa gadis di depannya sekarang. Tapi apa yang harus dilakukannya? Menangis
dan berdoa semoga pernikahannya hanya halusinasi semata? Well, tidak mungkin.
Dia begitu sibuk dengan pikirannya sampai tidak sadar bahwa
gadis di hadapannya—alias Sooyoung—membuka kelopak matanya pelan. Masalahnya,
tangan Kyuhyun masih mendarat di bibir gadis itu.
“K-Kyuhyun-ssi?” Seru Sooyoung kaget sambil menyingkirkan
jari Kyuhyun dari bibirnya. “Kau melakukan apa?”
“Apa?” Tanya Kyuhyun heran. “Memangnya kau pikir aku
melakukan apa? Tadi ada nyamuk di bibirmu.” Kebohongan yang sangat tidak masuk
akal. Dan Sooyoung tahu itu, tapi dia pura-pura percaya dan bangkit berdiri.
“Semalam kau datang kemari. Darimana kau tahu rumahku?”
Tanya Sooyoung sambil berusaha mengembalikan kepercayaan dirinya lagi.
Tangannya membuka laci nakas dan mengeluarkan dua buah mint dan melemparkan yang satunya kepada Kyuhyun. “Dan, kau mabuk!”
“Aku bosan kepada pekerjaanku.” Kyuhyun mengacuhkan
pertanyaan Sooyoung dan malah mengatakan alasannya mabuk. “Kau tahu, kan,
perusahaan sangat membuatku stres.”
“Itu tidak ada hubungannya denganku.” Ujar Sooyoung sambil
berdeham. “Kau tahu, kau bisa saja datang kepada kakakku dan mengajaknya
berlibur dan bukannya malah mabuk dan datang dalam keadaan tidak sadar ke
rumahku!”
“Well, aku mabuk.
Memangnya orang mabuk bisa berpikir dengan jernih?”
“Kau bisa membuat dirimu sendiri tidak mabuk. Kau bisa mabuk
di rumahmu sendiri. Dan—well¸ aku
tidak peduli kau mabuk atau tidak—cepat jawab pertanyaanku, darimana kau tahu
rumahku?”
“Soojin memberitahuku.”
“Oh,”
“Kau tidak marah?”
“Wae? Kenapa harus marah? Karena kau mengacak-acak
privasiku? Well, aku akan melarangmu
datang kesini lagi.” Sooyoung mengacungkan jarinya ke wajah Kyuhyun dan
berkacak pinggang.
“Walaupun kau melarangku, itu tidak menjadi jaminan aku tidak akan datang kesini lagi.” Kyuhyun
memajukan wajahnya beberapa senti sehingga jarak wajah mereka hanya sedikit.
“Kau harus menjauhiku! Kubilang aku sudah tidak akan
mengganggumu lagi, tapi kenapa kau masih mengangguku?!”
Kyuhyun tertohok dengan ucapan Sooyoung. Jadi selama ini,
bagaimana perasaan Sooyoung kepada dirinya? Tidak adakah? Kenapa gadis itu
mudah saja mengatakan hal itu—seolah-olah dia tidak memiliki perasaan apapun
kepada Kyuhyun? Atau, memang gadis itu tidak memiliki sedikitpun perasaan
kepada Kyuhyun? Jadi, selama ini gadis itu tidak menganggap Kyuhyun apa-apa?
Kyuhyun terdiam cukup lama, berusaha meresapi ucapan
Sooyoung yang terlalu menusuk. Lalu dalam hitungan detik, Kyuhyun sudah keluar
menyambar sepatunya dan langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa mengatakan
apapun.
Sooyoung terdiam memandangi pintu rumahnya yang terayun-ayun
pelan karena Kyuhyun mendorongnya dengan kasar, memandanginya dengan wajah
sedih. Dia memang seharusnya senang berhasil mengusir Kyuhyun, tapi entah
kenapa hatinya tidak rela. Perkataannya tadi juga—sebenarnya—menyakiti hatinya
sendiri. Tapi, mau bagaimana lagi? Dia tidak punya hak apa-apa untuk mencintai
Kyuhyun. Mencintai namja itu sama saja mengkhianati kepercayaan keluarganya dan
mengkhianati hati kakaknya sendiri. Ini harus dihentikan segera.
Sooyoung membiarkan air matanya mengalir. Air mata itu
terasa hangat di permukaan pipinya. Tangan kanannya sontak memegangi kursi kayu
di belakangnya, berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh terduduk saat itu
juga. Dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Sooyoung hanya sanggup berdoa,
kepada Tuhan di atas sana, semoga dia
bisa melupakan Kyuhyun secepatnya. Agar deritanya selama ini berhenti dan
dia bisa kembali menjadi Sooyoung yang ceria dan tidak dikenal seperti dulu
lagi…
Ini cinta sepihak,
Hanya aku yang
merasakannya, sekaligus hanya aku yang tersakiti.
Dan, karena itu,
aku tidak berhak,
Untuk mencintaimu
lagi…
Hanya saja, Sooyoung tidak tahu, seseorang disana, juga
mencintainya…
_____________
“Kau dari mana saja, Kyu?” Tanya Ahra begitu adiknya itu
memasuki ruang tamu dan melepas sepatunya. “Kau tidur dimana? Di bar?!”
“Ani.” Jawab Kyuhyun singkat dan melempar jasnya ke
sembarang arah, membuat Ahra terpaksa mengambil jas yang tadi dilemparkan
Kyuhyun dan menyantelkannya di cantelan mantel.
“Lalu dimana?”
“Rumah Sooyoung.” Kata Kyuhyun sambil menghela napasnya.
“Mwo? Kau tidur dengan gadis itu?!” Pekik Ahra kaget sambil
mengibas-ngibaskan tangannya di depan Kyuhyun. “Bagaimana mungkin hal itu
terjadi?!”
“Aniya! Noona ini! Aku hanya tidur di rumahnya! Kami bahkan
tidak tidur seranjang! Gadis itu tidur dengan posisi duduk!”
“Kukira,” desah Ahra lega. “Lalu mau kau bawa kemana
perasaanmu itu?”
“Kupikir aku akan mengatakan kepada Eomma dan Appa bahwa aku
tidak menyukai Soojin dan aku tidak tahan menjadi suaminya.”
“Yaah, mungkin itu pilihan terbaik.”
“Benar. Noona, tolong aturkan waktu bertemu dengan Appa dan
Eomma secepatnya. Aku harus mengatakan ini secepatnya.”
“Kau jangan lupa bilang kepada anaemu,”
“Arra. Aku juga akan mengatur makan siang dengannya,”
“Bagus. Sana cepat mandi, lalu sarapan. Kau bau alkohol.”
Kyuhyun mengedikkan bahu dan berjalan menuju kamarnya.
_______________
Soojin menatap sekelilingnya dengan heran—bukan kafe itu
yang membuatnya heran—tapi orang yang sekarang ditunggunya. Kenapa Kyuhyun
tiba-tiba mengajaknya bertemu dan mengatakan ada hal penting yang ingin
dikatakannya? Sebenarnya ada apa? Apa ini ada sangkut pautnya dengan Sooyoung?
Pandangan Soojin berhenti ketika matanya mendapati bahwa
Kyuhyun sedang berjalan ke mejanya. Namja itu tampak seperti biasanya—dingin,
elegan, dan kaku.
“Mianhae, aku terlambat.” Kata Kyuhyun dingin sambil menarik
kursi dan duduk di depan Soojin.
“Nde, gwenchana. Memangnya ada apa? Kenapa tiba-tiba
mengajakku bertemu?”
“Aku akan mengatakannya setelah makan. Apa kau sudah memesan
makanan?”
Soojin mengangguk.
Seorang pelayan datang dan menyodorkan daftar menu kepada
Kyuhyun, menunggu namja itu mengatakan pesanannnya.
“Aku akan mengatakan pada keluarga kita, bahwa aku ingin
bercerai darimu.” Ujar Kyuhyun to the
point ketika pandangan mata Soojin masih tertuju kepada makanannya.
Soojin mendongak, menatap Kyuhyun dengan terkejut. Dia
memang tahu bahwa hal ini pasti terjadi, tapi dia tidak menyangka semuanya
berjalan secepat ini. Menurutnya, jika
Kyuhyun membicarakan rencana perceraian mereka, pasti keluarganya akan mencium
bau tidak benar pada pernikahannya dan menyelidikinya sampai tuntas. Dan penyamaran
Sooyoung akan terbongkar.
“Aku tidak akan mengatakan kebohonganmu. Dan juga, aku tidak
akan melibatkan urusan penyamaran-mu
waktu itu. Jadi, kau tenang saja.” Ujar Kyuhyun seolah mengerti pikiran Soojin.
“Bagus. Kalau kau berani menyangkut-pautkan Sooyoung dalam
hal ini, percayalah, aku pasti akan menghabisimu.”
Kyuhyun mengangguk sekilas.
“Jadi, kau setuju jika kita bercerai?”
Soojin hanya tertawa. “Memangnya kau pikir aku menyukaimu
dan akan menghalangi perceraian ini? Tidak akan, Kyuhyun-ssi. Silakan katakan
semuanya kepada keluargamu dan aku akan mengatakannya kepada keluargaku.”
“Bagus, aku setuju dengan rencanamu. Kapan kau akan
mengatakannya?”
“Tidak tahu. Mungkin aku akan mencari waktu yang paling
tepat. Ingat, jangan libatkan Sooyoung dalam hal ini. Aku tidak ingin Eomma dan
Appaku dan keluargamu tahu lalu menyalahkan Sooyoung. Yang salah itu aku, dan
yang pantas disalahkan adalah aku, dan bukannya Sooyoung. Mengerti,
Kyuhyun-ssi?”
“Arraseo.”
Keduanya melanjutkan makan siangnya yang tertunda. Kyuhyun
tidak menyangka jika obrolan pentingnya akan berjalan selancar ini. Well, itulah untungnya menikah dengan
yeoja yang tidak mencintainya. Kyuhyun tidak membayangkan jika tiba-tiba Soojin
berlutut di depannya dan mengatakan bahwa dia mencintai Kyuhyun sepenuh hati
sambil memohon-mohon agar Kyuhyun tidak bercerai dengannya. Dan Kyuhyun dengan
teganya meninggalkan Soojin yang menangis sambil berlutut tanpa menoleh lagi.
Tidak, terlalu didramatisir. Sekarang, Kyuhyun harus mencari tahu bagaimana
cara memberitahukan berita ketidakcocokannya dengan Soojin dan meminta bercerai
kepada orangtuanya. Pasti mereka akan histeris dan berteriak-teriak. Semoga
saja, mereka tidak mem-black list nama
Kyuhyun dari daftar warisan.
“Aku sudah selesai. Dan aku punya banyak urusan, semoga kau
cepat-cepat mengatakannya kepada keluargamu. Annyeong.” Jelas Kyuhyun sambil
mendorong kursinya ke belakang dan berjalan menuju kasir untuk membayar
tagihan.
_______________
“Waah, kukira aku akan mendapatimu sedang menangis
meraung-raung…” kata Kris ketika Sooyoung membukakan pintu rumahnya yang baru.
Memang Sooyoung memberitahu alamat rumahnya kepada Kris.
Alasannya hanya satu, yaitu supaya ketika Sooyoung membutuhkan sesuatu, dia
bisa dengan mudah menyuruh—dan mungkin sedikit memaksa—Kris untuk membelikannya
sesuatu itu. Sooyoung malas keluar dari rumahnya, selain karena lingkungan
barunya yang sepi dan berada di dekat hutan, dia juga sedang ingin menyendiri
saja. Memutuskan untuk menjernihkan otaknya dari Kyuhyun. Sooyoung menamainya
proses forgetting-Cho Kyuhyun. Pokoknya,
dia harus berhasil kali ini. Tidak boleh tidak.
“YA! Choi Sooyoung—kenapa kau malah melamun begitu?” Tanya
Kris sambil melihat-lihat isi rumah Sooyoung dengan sangat tidak sopan.
“Ah tidak. Apakah kau membawa tteokbokki yang kupesan itu?”
“Ah ya, ada dalam mobil.”
Sooyoung langsung keluar dari rumah setelah sebelumnya
menangkap kunci mobil yang dilemparkan Kris dan masuk kembali membawa
bungkusan. Dia berjalan menuju ke dapur, diikuti oleh Kris di belakangnya.
“Kenapa sudah tidak hangat?” Cerca Sooyoung sambil
mengerutkan keningnya.
“Ya! Masih mending aku membelikannya untukmu! Aku ini begitu
sibuk, jadi aku menyuruh asistenku membelikannya sejam yang lalu.”
“Pantas saja, tapi tidak apa-apalah. Ini bagianmu,” Sooyoung
menyodorkan sebuah mangkuk bundar keramik kepada Kris dan menunjuk meja dan
kursi di pojok dengan dagunya. “Kau mau minum apa? Teh? Atau limun?”
“Teh saja.”
Beberapa detik kemudian, Sooyoung sudah meletakkan baki
berisi teko teh dan dua gelas mungil di tengahnya. Keduanya sibuk dengan
makanan masing-masing, sebenarnya, sedari tadi Kris menatap layar ponselnya.
“Kenapa kau selalu menatap ponsel seperti itu? Kau punya
pacar baru ya?” Tanya Sooyoung sembarangan.
“Tidak, manajerku bilang, aku ada syuting sebentar lagi.”
“Ya sudah, cepat habiskan makananmu lalu pergilah sana.”
“Jadi kau menyuruhku datang kemari hanya untuk membelikanmu tteokbokki ya?”
“Yap, hehe. Cepat sana, nanti kalau kau terlambat, kau tidak
dapat gaji, dan nanti kau tidak bisa mentraktirku.”
“Cih, yang benar saja! Ya sudah, aku pergi dulu, ne. Hati-hati
di rumah sendirian.”
“Ne, arraseo. Lain kali kalau mau datang kesini, jangan lupa
membawa makanan ya, Kris-ssi?”
Kris mendengus, tapi tak urung tertawa juga, lalu masuk ke
dalam mobilnya dan menghilang di jalanan.
Tiba-tiba, Sooyoung merasa dirinya sendirian. Dia memang
berusaha ceria selama ini, tapi entah kenapa, rasanya sekarang sikap cerianya
menguap bersama kepergian Kyuhyun yang begitu saja. Bukannya apa, tapi toh dia
juga perempuan yang mengharapkan perasaannya bertimbal balik dan bukannya hanya
sepihak. Tapi memangnya apa sih keinginannya yang menjadi kenyataan? Dia toh
hanya Cho Soojin yang palsu yang akan sendirian dan terlupakan setelah Cho
Soojin yang asli kembali. Sooyoung menghela napasnya perlahan, dia terlihat
sangat bodoh karena mencintai seseorang yang—sekarang—memiliki hubungan darah
dengannya. Tapi, perasaan toh tetap perasaan. Sekuat-kuatnya orang berusaha
menyangkalnya, toh hatinya tetap tidak bisa dibohongi.
Sooyoung masuk ke dalam rumahnya dan mengunci pintu lalu
berjalan ke dapur untuk mencuci piring. Dia terpaksa membuang tteokbokki-nya yang tersisa, tak
biasanya seorang shiksin sepertinya membuang makanan, tapi entah mengapa
perasaannya terlalu jengah, bahkan hanya untuk menatapnya saja, Sooyoung sudah
merasa muak.
Good Night, God.
Can you delete my
love now?
If You can, please
make me be Choi Sooyoung again.
___________
“Apa maksudmu Kyuhyun-ah?!” Seru Nyonya Cho sambil menatap
Kyuhyun garang.
“Eomma—Eomma tahu aku tidak cocok dengan Soojin, dan—jangan
berbohong—Eomma bahkan tidak menyukainya kan?” Tutur Kyuhyun dengan tegas.
“Kyuhyun-ah! Jangan menyangkutpautkan Eomma dalam hal ini!
Semuanya tidak ada hubungannya dengan Eomma!” Seru Nyonya Cho dengan kesal.
Tapi, dalam hatinya dia juga mengakui dia sedikit
tidak menyukai perangai menantunya
itu—yang menurutnya—terlalu tidak sopan terhadap orang yang lebih tua darinya.
Dan sebenarnya dia juga lebih setuju jika Kyuhyun dijodohkan dengan Sooyoung
yang menurutnya sangat sopan untuk ukuran remaja yang beranjak dewasa.
Sayangnya, leluhur yang menjodohkan memilih generasi kedua dan itu artinya
adalah—
“Tunggu, tunggu sebentar!” Teriak Nyonya Cho seakan teringat
sesuatu sambil berdiri dengan tegak. “Kau, pergilah pulang dulu, Kyu. Eomma
akan membicarakan sesuatu dengan Appa-mu.” Lanjutnya sambil akinya keluar dari
ruang tamu menuju ke dalam kamar yang terlihat gelap.
“Eomma, aku belum selesai!” Seru Kyuhyun kesal, tapi hanya
dibalas oleh suara berkeriut pintu kayu yang ditutup. Dengan kesal, Kyuhyun
mendecih dan berjalan keluar dari rumah yang dihuninya sejak kecil, hingga
akhirnya dia membeli rumah sendiri, dan akhirnya menikah. Sehingga rumahnya
yang dia beli sendiri sekarang dihuni oleh kakaknya.
Kyuhyun merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobil dan
memencet tombol alarm sehingga alarm-anti malingnya-nya berbunyi dengan
nyaring. Lalu, dia segera masuk ke dalam mobil dan menjalankannya keluar dari
pelataran rumahnya yang luas. Dia tidak tahu akan berjalan kemana. Sepertinya
mabuk adalah pilihan terbaik. Tapi Kyuhyun tidak ingin datang ke rumah Sooyoung
lagi, terlebih sesudah gadis itu mengatakan bahwa dia tidak berhak untuk datang dan mengganggunya lagi. Well, itu cukup menyakiti hati Kyuhyun.
Akhirnya, Kyuhyun memutuskan akan makan malam sendirian di
restoran di daerah pinggiran Seoul. Restoran itu bukan restoran yang sangat
ramai atau sangat terkenal. Tapi rasanya restoran itu cocok untuknya sekarang.
Setelah hampir dua puluh menit perjalanan, Kyuhyun sampai di
restoran itu. Suasananya yang tidak terlalu ramai dan lampu-lampu yang sengaja
diatur supaya menghasilkan cahaya remang-remang terasa sangat menyenangkan
dalam keadaannya sekarang. Kyuhyun memasuki restoran itu dengan mantap, lalu
dengan sengaja memilih kursi di pojok ruangan dan duduk dengan tenang. Lilin
aromaterapi dinyalakan di setiap sudut ruangan, ditempelkan di dinding sehingga
Kyuhyun bisa mencium bau lavender dengan
jelas. Meskipun itu agak mengganggu, toh dia tetap bertahan.
Seorang pelayan menghampiri Kyuhyun lalu menyerahkan buku
menu dan membuka note kecilnya dan
bersiap menulis pesanan Kyuhyun.
“Spageti carbonara dan
teh—” Kyuhyun terhenti, dia teringat dengan kebiasaannya ketika masih tinggal
dengan Sooyoung dulu, teh herbal yang terasa sedikit tidak biasa.
“Anda ingin memesan teh apa, tuan? Disini disediakan banyak teh.”
“Herbal. Aku ingin teh herbal.” Lidah Kyuhyun mengucapkan teh
itu dengan sendirinya, sementara pelayan itu mengangguk-angguk, membungkuk
sebelum akhirnya pergi menjauh.
“Aghassi, apakah anda sakit?” seorang pelayan bertanya
kepada seorang yeoja yang sedang menunduk di hadapannya.
Kyuhyun menoleh kepada pelayan, lalu pandangannya beralih
kepada yeoja yang ditanyai pelayan itu. Matanya berhenti untuk meyakinkan
dirinya sendiri bahwa yeoja itu adalah yeoja
yang benar. Dan ketika melihat potongan rambut depan serta postur tubuhnya,
Kyuhyun yakin sekali bahwa yeoja itu adalah Sooyoung. Mengapa gadis itu sakit?
Ada apa sebenarnya? Apa sesuatu terjadi kepada yeoja itu? Kenapa pelayan itu
menanyakan apakah gadis itu sakit? Karena tidak tahan dengan perasaan
penasarannya, Kyuhyun akhirnya mendorong kursinya ke belakang dan berjalan
meninggalkan bangkunya, menuju dua bangku di depannya.
“Choi Sooyoung?” Tanyanya setelah berhasil melihat wajah
gadis itu. Memang, wajah Sooyoung terlihat sangat pucat dan tubuhnya terlihat
sangat lemah. Disenggol saja, mungkin gadis itu akan hancur berkeping-keping.
“Wae?” Sooyoung sama sekali tidak terlihat kaget dan
menyandarkan punggungnya di kursinya yang lunak dan sedikit menggigit bibirnya.
“Aku yang seharusnya menanyakan hal itu. Kau kenapa? Kenapa
pucat begitu?”
“Gwenchana. Aku hanya kelelahan saja. Sekarang, bisakah kau
minggir supaya aku bisa memakan makan malamku?”
“Tidak, sebelum kau jawab yang sebenarnya.”
“Well, aku hanya
merasa pusing dan lelah, itu saja. Jadi, aku butuh asupan energi. Jadi, bisakah
kau minggir sekarang?”
Kyuhyun mengangkat alis sambil memberi isyarat agar pelayan
yang tadi—yang sedang membawakan pesanannya—meletakkan baki berisi spageti dan
gelas teh itu di meja Sooyoung. Pelayan itu hanya mengangguk, meletakkan baki
itu dan membungkuk lalu berlalu.
“Aku tidak ingin makan bersamamu, Kyuhyun-ssi.”
“Kalau begitu, aku yang mau.”
“Tapi aku menolak.”
“Dan aku tidak peduli.”
Sooyoung memilih mengacuhkan Kyuhyun dan kembali menatap
pesanan di hadapannya. Makanan dan minuman yang dipesannya sama persis dengan
milik Kyuhyun. Hanya saja, Kyuhyun tidak memesan panekuk yang sama dengannya.
“Apa kau meniru pesananku?!” Tanya Kyuhyun sambil mengangkat
satu alisnya dengan tenang kepada Sooyoung.
“Untuk apa aku melakukan hal itu. Tidak penting juga.
Lagipula, siapa yang memesan duluan?”
“Tapi tadi aku tidak melihatmu.” Bantah Kyuhyun.
Sooyoung menghela napas—berusaha sabar menghadapi namja di
hadapannya kini dan memilih sibuk dengan piringnya sendiri. Entah kenapa, dia
merasa ada energi elektro-apa-namanya yang membuatnya kembali sehat. Meski rasa
lelah masih menggantungi tubuhnya, dia merasa lebih baik daripada tadi, ketika
dia merasa sangat kesal dan lapar, lalu memutuskan untuk datang ke restoran
yang tidak terlalu jauh dari rumahnya yang baru. Awalnya, Sooyoung ingin
menyuruh Kris untuk membelikannya sesuatu—dia sedang malas memasak—namun ketika
berusaha menelepon Kris, ponsel namja itu tidak aktif. Menandakan namja itu
sedang sibuk—mungkin syuting, mungkin juga mengencani Author *plakk. Jadi Sooyoung
memutuskan untuk pergi sendiri ke restoran, sekaligus mencari refreshing untuk mengistirahatkan
otaknya yang lelah berpikir dan hatinya yang terlalu lelah dipaksa melupakan
Kyuhyun. Dan sialnya, dia malah bertemu dengan orang yang berusaha dihindarinya
disini. Sedang memakan sesuatu yang sama dengannya, satu meja dengannya, dan
bahkan dia bisa dengan bebas menatap Sooyoung.
“Aku sudah selesai, aku pergi.” Ujar Sooyoung sambil
mendorong kursinya ke belakang, meski sebenarnya spageti miliknya masigh
tersisa separuh.
“Chakamman.” Kata Kyuhyun sambil menarik lengan Sooyoung,
memaksa gadis itu kembali duduk dan menghadapnya. Ada yang ingin kukatakan
kepadamu,”
“Apa? Cepat katakan,”
“A-aku akan bercerai dengan Soojin,”
Sooyoung tampak syok.
“Apa kau senang mendengarnya?”
Sooyoung hanya mematung beberapa saat, berusaha meresapi
ucapan Kyuhyun yang terdengar sangat tiba-tiba. Sebelah hatinya yang munafik
berkata dia sedih mendengar berita itu, tapi sebelah hatinya lagi yang jujur
berkata bahwa dia senang dengan semuanya.
“Mengapa kau menanyakan itu? Dia kakakku, dan kau akan
menceraikannya, dan tentu saja aku merasa sedih mendengarnya.” Sooyoung
menjawab dengan suara parau dan konsonan yang tidak jelas.
“Tapi aku berencana menikahimu setelah menceraikannya!”
Teriak Kyuhyun tiba-tiba. “Dan aku mencintaimu, Choi Sooyoung! Aku mencintaimu!
Aku tidak bisa hidup tanpamu!”
“Tidak—tidak, ini tidak benar.” Ujar Sooyoung sambil
menggelengkan kepalanya. Air mata menggenangi kedua bola matanya yang besar.
Dia mendorong kursinya ke belakang dan berlari meninggalkan Kyuhyun.
“Aku mencintaimu, Choi
Sooyoung… Benar-benar mencintaimu…” ucap Kyuhyun lirih, nyaris merintih. “Dan
karena itu, bisakah kau membuka hatimu untukku?”
T
B C
Hehe,
gimana readers? Menyerap emosikah? Atau ancur? -__-
Author
udah usaha bikin chapter ini daleeeeem banget, terus Author juga sengaja bikin
Kyuhyun yang ngejar-ngejar Sooyoung gitu. Tapi malah jadinya kayak gini -,-
Meskipun
ini jelek banget, tolong RCL yaah ^^
Kalo
RCL, ntar kan Author lanjutnya makin cepet ^^
Ghamsahamnida
udah baca~
Annyeong~
aku kah yang pertama?
BalasHapusemang aku selalu suka ff ini. mw dalam bentuk apapun juga.
ah.......kenapa proses perceraian itu lama sekali?
sekarang aku juga udah bisa menganalisa. bukankah keturunan kedua itu artinya keturunan kedua dari kedua belah pihakkeluarga cho dan choi yang artinya choi sooyoung dan cho kyuhyun? bukannya choi soojin. kan soojin merupakan keturunan pertama........
lanjutannya jangan lama2 yah.
oea, nilai yg jeblok apa aja, kalaw salah satunya matematika ataw akuntansi, bisa sih aku bantu. hehehehe
aih si soo terima aja kyu, soojin juga gak suka sama kyu :(
BalasHapusdi tunggu part selanjutnya ^^
aigoo daebakk bgt ...
BalasHapusjadi emosi + geregetan bacanya...
huh ...
next ditunggu bgtt ...
FIGHTING !!
Akhirnya muncul jg part 8
BalasHapusDitunggu-tunggu setiap hari buka blog ini demi liat ff di upload
Kereeen
Next part cepetya..
Hwaiting~
kasian banget kyu....
BalasHapusmoga mereka bisa saling mengakui deh...
o ya... disini kris hanyaa jd teman soo???
sedih nih thor,msh kurang panjang....
lanjuutttt
ahhhh,gara2 soojin nih jadi bgni --"
BalasHapussemoga youngie eonni nerima kyuppa
next part d tnggu :)
nah tuh, kyuppa udh blg tu klo ska sma soo eonnie...
BalasHapuskyknya eomma kyuppa mnyadrai ssuatu,
ktrunan kedua kan kyuppa sma soo eonnie...sok tau *plak hahay
daebak atuhor
nextnya dtnggu
keren thor :) suka banget sama karakter soo di sini, pure dan ga mau nyakitin keluarga ^^ lanjut thor ^^ oya mau promosi nih,
BalasHapusblog walking ya ke blogku https://soshigirl23.blogspot.com, aku juga belajar buat ff ^^
Udah part 8 aja.
BalasHapusBagus kok, thor.
Ditunggu next partnya ;)
Ah...kenapa harus tbc dsaat yg penting kaya gini
BalasHapussemoga kyuyoung bersatu *semangat author
uyeah... kyu mulai melancarkan aksinya buat nikahin soo. tinggal soo aja nih yg nerima, soojin udh rela jg buat bercerai XD
BalasHapuslanjut lanjut ya...
aaaaaak
BalasHapusEommanya kyu ngomong harusnya dia nikah sm generasi kedua
berarti si soo kan itu harusnya
uwaaaaaa
>/////<
ditunggu lanjutannya thor~~~
Annyeong author aku reader baru buat ff ini hehe
BalasHapuspart 1-7 daeebak!!!!!
awal-awal masih banyak typo dan belum terlalu mudah dipahami, tapi semakin ke sini ceritanya makin daebak..
untuk part 8 juga keren abisss!! akhirnya soojin sm kyuppa cerai, soalnya kaget bgt waktu tau yg menikah sama kyu itu bukan soo onnie melainkan soojin onnie, dn aku salutnya sama soojin onnie yaitu dia nggak cinta sm kyuppa lol lucu banget meskipun perangainya ngga sebaik soo onnie di ff ini
lanjut thor! I'll be waiting xD
akhirnyaaa kyu sama soojin mau ceraai (y)
BalasHapusSemoga kyuyoungnya bersatu :D
Daebak~
ini semua gara" kesalahan keluarga Cho yg salah tafsir
BalasHapusudahlah soo unnie gk usah banyak mikir terima aja pernyataan cinta kyu oppa
BalasHapusHuaaaaa hayo kyu semangat mengejar hatinya sooyoung!!
BalasHapusjangan sad end hiks
BalasHapus