Title:
Impostress
Author:
@MeydaaWK
Cast:
-Choi
Sooyoung
-Cho
Kyuhyun
Other
Cast:
-Choi’s
Family
-Cho’s
Family
Genre:
Romance, Sad
Rating:
PG15
Length:
Series
Author
Note:
Annyeong
^^
Author
comeback nih~
Cepet
kan Author lanjutnya? Keke iya dong :* *plakk
Oh
ya, rencananya besok Minggu Author mau post ff baru Author. Tapi Author post
Chapter 1-nya ntar, pas Impstress tamat ^^
Ada
yang setuju? Ntar deh liat pembaca aja J
Oke,
sekarang langsung aja ya ^^
Check
It out!
Happy
Reading~
Chapter
8~
“Tidak—tidak, ini tidak
benar.” Ujar Sooyoung sambil menggelengkan kepalanya. Air mata menggenangi
kedua bola matanya yang besar. Dia mendorong kursinya ke belakang dan berlari
meninggalkan Kyuhyun.
“Aku mencintaimu, Choi
Sooyoung… Benar-benar mencintaimu…” ucap Kyuhyun lirih, nyaris merintih. “Dan
karena itu, bisakah kau membuka hatimu untukku?”
Chapter 9~
“Sooyoung-ah, bisakah kau datang ke rumah sekarang? Semuanya sedang
berkumpul disini, dan akan ada sesuatu yang ingin Eomma utarakan.” Kata Nyonya
Choi sambil menempelkan ponselnya ke telinga. Berharap mendengar persetujuan
puterinya itu.
“Waeyo, Eomma? Memangnya ada
apa?”
“Nan gwenchana. Tidak ada apa-apa. Hanya saja, semuanya sedang
berkumpul. Dan kami memiliki sesuatu yang ingin kami bicarakan denganmu.”
“Tapi Eomma, bahkan aku baru
tinggal disini selama seminggu. Bagaimana kalau aku tidak ikut dulu?”
“Aniya! Semua harus ikut! Termasuk kau, Choi Sooyoung. Pokoknya,
sejam lagi kau harus sudah sampai disini!” Seru Nyonya Choi lagi sambil menutup
telepon secara sepihak, mirip waktu itu.
“Bagaimana? Eomma sudah menelepon Sooyoung?” Tanya Soojin sambil
menghampiri Nyonya Choi yang sedang meletakkan ponselnya di atas meja. Dia baru
saja datang ketika tiba-tiba ibunya menelepon menyuruhnya datang karena ada
yang ingin dua keluarga itu bicarakan, dan ini mengenai sumpah dan wasiat.
“Sudah. Semoga saja dia datang.”
Tuan Choi berjalan menghampiri anae dan puterinya itu, lalu tersenyum
dengan tidak enak. Mereka—keluarga Cho dan Choi—sudah salah memperhitungkan
keturunan. Keturunan yang asli—keturunan yang seharusnya dinikahkan—adalah keturunan
kedua. Sebenarnya, keturunan pertamanya adalah Tuan Choi dan Tuan Cho,
sayangnya mereka tidak lawan jenis, tidak bisa dinikahkan. Sedangkan, keturunan
kedua yang asli dari Keluarga Cho adalah Cho Ahra. Dan keturunan kedua dari
keluarga Choi adalah Choi Soojin. Mereka tidak lawan jenis. Jadi, yang benar
adalah… well, kalian sudah bisa
menebaknya mulai sekarang.
“Soojin-ah, apa kau ingin bertahan dengan pernikahan ini?” Tanya tuan
Choi sambil menghampiri mereka berdua.
“Ehmm… Kenapa Appa tiba-tiba menanyakan hal itu?” Soojin menjawab
dengan gugup. Lalu kesadarannya kembali, ini adalah kesempatan bagus untuk
meminta bercerai kepada orangtuanya. Jadi, dia akan mengutarakan segalanya,
sekalian nanti di depan keluarga Cho. “Sebenarnya—” Soojin memulai ucapannya
sambil menghela napas, berharap orang tuanya tidak terlalu syok—atau bahkan
pingsan. “—Aku tidak ingin menikah dengan Kyuhyun. Appa, Eomma, kalian tahu aku
tidak mencintainya. Bahkan menyukainyapun aku tidak! Karena itu, aku tidak bisa
menjalankan pernikahan ini dengan baik. Jeongmal
mianhae, aku tidak bisa menjadi anak yang menepati surat wasiat kakek
buyut.”
Senyum lega menghiasi wajah tuan dan Nyonya Choi. Sementara Soojin
hanya menunduk, tidak berani menatap kedua wajah orang tuanya.
“Begini, Soojin-ah. Sebenarnya, kami salah memperhitungkan—”
______________
Kyuhyun menatap wajah Ahra dengan bingung. Kakaknya itu balik
menatapnya dengan wajah sama-sama bingung. Mereka tidak tahu mengapa kedua
orang tuanya tiba-tiba menyuruh mereka datang ke rumah keluarga Choi yang tidak
cukup dekat dengan rumah yang sekarang mereka tinggali. Lagipula, suara
Eomma-nya terdengar seperti orang kebingungan.
“Noona juga tidak tahu, lebih baik kita cepat kesana. Apa kau sudah
mengutarakan niat-mu itu?!” Tanya
Ahra sambil menatap Kyuhyun cemas.
Kyuhyun mengangguk.
“Naah, berarti kau sudah menyebabkan masalah besar.”
“Mana aku tahu. Aku kan hanya mengatakan apa yang sebenarnya.” Ujar
Kyuhyun tanpa merasa bersalah. “Tapi memangnya untuk apa Noona juga disuruh
kesana?”
“Yaah, jangan bertanya begitu padaku. Noona juga tidak tahu. Sudah
kita kesana, cepat kau ganti baju. Apa kau ada meeting hari ini? Biar kutelepon sekretarismu itu menyuruhnya
membatalkan semuanya.”
Kyuhyun menggeleng. “Tidak, aku tidak ada meeting hari ini. Kita bisa langsung berangkat,” sahutnya sambil
melangkah menuju kamar.
Dua menit kemudian, Kyuhyun sudah kembali ke ruang tamu tempat Ahra
menunggunya sambil memutar kunci mobilnya dan berjalan keluar. Keduanya sudah
duduk dengan santai di kursi, meski tak urung jantung Kyuhyun berdebar. Apa
orang tuanya akan menerima tuntutannya dan Soojin untuk bercerai? Atau mereka
malah akan menghakimi mereka? Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan
penat, untuk mengusir rasa bosan, dia menyalakan tape yang ada dalam mobilnya. Tape
mungil itu memutar lagu milik salah satu personil Boyband Beast, Yoseob yang berjudul Although I. Sedetik kemudian, lagu itu telah terdengar di setiap
sudut mobil.
Sesampainya di kediaman keluarga Choi, Kyuhyun memarkir mobilnya
dekat dengan sebuah mobil bewarna silver-purple
yang dikenalnya sebagai mobil Sooyoung. Artinya, gadis itu juga ada disini.
Mungkin disuruh datang oleh keluarganya. Atau mungkin gadis itu sendiri yang
berinisiatif untuk datang.
Tiba-tiba Kyuhyun teringat kemarin malam, ketika dengan teganya
Sooyoung meninggalkannya sendirian di restoran dalam keadaan patah hati.
Bagaimana mungkin dia ditolak dengan begitu kejam? Kyuhyun memang merasa
bersalah karena dengan mudah dia berkata ingin bercerai dengan kakak yeoja itu
dan berencana memacari yeoja itu. Tapi, apakah seharusnya yeoja itu MENINGGALKANNYA sendirian dalam keadaan
seperti itu? Seharusnya tidak. Tidak, jika gadis itu memiliki perasaan yang sama
dengannya.
“Kajja cepat turun, apa kau mau seharian melamun di dalam mobil?!”
Seru Ahra membuat Kyuhyun tersadar dari pikirannya yang berkelana tidak karuan.
“Ah, ne.”
Kyuhyun beranjak keluar dari mobilnya dan segera menutupnya,
menyalakan alarm dan masuk ke dalam rumah keluarga Choi yang tampak sangat
tenang dari luar.
Beberapa kali Ahra menyalakan bel rumah tersebut, berharap seseorang
membuka pintu. Memang pintu rumah itu tidak terkunci, tapi dia merasa tidak
sopan ketika masuk tanpa salam dan tiba-tiba berdiri di hadapan keluarga Choi.
Setelah bel ketiga, akhirnya seseorang memutar kenop. Dan ketika pintu terbuka,
Kyuhyun terpana sesaat.
Dia, disana. Nyata. Sedang menatapnya dan Noona-nya. Dengan tangan
memegang kenop. Dengan wajah yang sama kagetnya dengan Kyuhyun. Sama
canggungnya dengan Kyuhyun. Sama rikuhnya dengan Kyuhyun. Choi Sooyoung. Gadis
yang meninggalkannya sendirian dengan dua piring berisi spageti dan dua gelas
teh herbal, dengan sebuah lilin aromaterapi yang digantung di dekatnya…
“Kajja masuk.” Kata Sooyoung ragu, tersenyum ramah sambil membuka
pintu lebih lebar. Sooyoung tahu jika keluarga Cho juga ada disini, dan bukan
hal yang mustahil bahwa anaknya juga akan ada
disini. Tapi dia terlalu kaget ketika melihat wajah Kyuhyun dan Ahra yang
sedikit mirip.
Ahra dan Kyuhyun memasuki rumah itu, sebelumnya, Ahra melemparkan
senyum hangatnya kepada Sooyoung. Namun Kyuhyun sama sekali tidak menatap
Sooyoung, meski itu membutuhkan kekuatan yang sangat besar. Karena—Kyuhyun
pernah berkata—bahwa Sooyoung seperti magnet baginya.
Setelah tamu itu masuk, Sooyoung kembali menutup pintu dan
menguncinya. Pertemuan diadakan di aula belakang rumahnya yang sangat besar.
Jadi, tidak akan ada orang yang menjaga pintu depan. Lagipula,
pembantu-pembantu rumah besar itu dilarang keluar masuk di rumah utama ketika
pertemuan dilaksanakan. Kecuali untuk menyuguhkan makanan dan minuman atau
apapun.
“Kalian hanya perlu lurus saja, mungkin Eommaku masih berada di ruang
keluarga, jadi dia yang akan mengantarkan kalian. Aku harus pergi ke kamar
mandi. Permisi.” Tutur Sooyoung tanpa menatap Kyuhyun dan memberikan
senyumannya kepada Ahra.
“Ne, ghamsahamnida, Sooyoung-ah.”
Sooyoung membungkuk hormat sebelum berlalu ke tangga yang membentuk
lorong yang terletak di bagian kanan.
“Bukannya gadis itu sangat menarik?” Bisik Ahra ketika mendapati
Sooyoung sudah menghilang dari pandangannya.
“Ya, memang.”
“Kalau begitu, kenapa kau sama sekali tidak menatapnya?”
“Aku terlalu kecewa untuk menatapnya. Sudahlah, ayo cepat pergi.”
Sooyoung masih dapat mendengar semuanya. Dia berdiri di dekat tangga
di lantai dua, dia melihat raut menggoda Ahra, dan melihat wajah jengah dan
penat Kyuhyun dengan jelas. Serta mendengar semua ucapannya.
Sooyoung segera menjauh dari tangga dan berlari ke kamar mandi,
berusaha menahan air matanya yang ingin meluncur turun sekarang. Ketika sudah
di dalam kamar mandi, cepat-cepat Sooyoung mengunci pintu dan menatap dirinya
sendiri di kaca wastafel. Apa dia begitu membuat Kyuhyun kecewa sampai
menatapnya saja Kyuhyun malas? Salahkah tindakannya meninggalkan Kyuhyun
kemarin? Tapi Sooyoung tidak punya pilihan lain selain melakukan hal itu. Dia
terlalu tahu bahwa ini tidak benar.
Bukannya dia ingin menjadi benar atau apa. Tapi, Kyuhyun adalah kakak iparnya.
Dan tidak seharusnya Kyuhyun menyatakan cintanya kepada Sooyoung. Lagipula,
kemarin Kyuhyun bilang dia ingin menceraikan kakaknya hanya untuknya. Sooyoung senang mendengar itu,
sekaligus kecewa—karena dia tahu peluang bercerai sangat kecil, bahkan mungkin
tidak ada. Dan karena hal itu, dia sangat bingung untuk melakukan apa.
Air matanya kembali menetes di pipinya, tangan Sooyoung segera
bergerak untuk mengelapnya. Dia menyalakan kran dan membiarkan tangannya basah,
dia menampung air lalu membasuh wajahnya yang terasa sangat berat. Setelah
membasuhnya beberapa kali, Sooyoung merasa wajahnya menyegar. Dia mengeringkan
tangannya dengan mesin pengering di dekat wastafel, lalu merogoh saku cardigan
tipisnya, mengeluarkan karet kuncir dan menguncir rambutnya. Sooyoung kembali
mengaca, setelan rok biru gelapnya yang ditiga senti di atas lutut masih
tertata, cardigan putihnya yang membentuk jaring-jaring juga masih rapi.
Rambutnya yang dikuncir tanpa sisir, menghasilkan kunciran yang tidak begitu
rapi, dan helai-helai rambut depannya yang tidak ikut terkuncir terurai dekat
dengan telinganya dengan lemas. Sooyoung menatap sandal rumahnya yang lunak,
masih bagus.
Siap. Dia siap kembali menghadapi keluarganya dan keluarga Kyuhyun.
Jadi, dia membuka pintu kamar mandi—setelah memastikan wajahnya tidak terlihat
menyedihkan—lalu berjalan turun ke lantai satu.
Ketika masuk ke dalam aula, Sooyoung mendapati semua orang sudah
duduk di kursi panjang berhadapan—yang modelnya sedikit mirip dengan model meja makan besar—dan sedang menantinya
saja. Dengan cepat Sooyoung mengambil bagian di samping kakaknya, sementara di
depannya adalah Kyuhyun yang sedang mengamati cappuchino di hadapannya
dengan sangat tenang.
“Baiklah, kita akan memulai ini.” Suara Tuan Cho menggelegar, dia
berhenti sebentar untuk berdeham. “Ada baiknya aku mulai menjelaskan tentang
pertemuan leluhur kita.”
“Tidak bisakah dia menyingkatnya? Cara bicaranya membuatku ngantuk.”
Bisik Soojin kepada Sooyoung sambil berpura-pura memasang wajah tertarik kepada
hal yang sedang diungkapkan tuan Cho.
“Ssst,”
“Mereka bertemu di hari yang muram. Saat itu, leluhur Cho sedang dalam
kesulitan yang sangat parah tentang perusahaan, dalam hitungan detik—jika tidak
ada donator sama sekali sekali—perusahaan yang sudah dicita-citakannya dari
kecil itu bangkrut. Dan saat itu, leluhur Choi—yang baru saja pulang dari
Jepang—menyelamatkan perusahaan yang akan gulung tikar itu.” Tuan Cho kembali
berdeham sebelum menatap tuan Choi, memberi isyarat agar tuan Choi melanjutkan
cerita itu.
“Dan ya—mereka semakin dekat dan bersahabat. Dan saat itu, ibuku—atau
isteri leluhur Choi—sedang hamil. Sementara isteri leluhur Cho sudah melahirkan
setahun yang lalu. Leluhur Cho dan Choi kira, mungkin mereka bisa menjodohkan
keturunannya agar hubungan bisnis sekaligus persahabatan mereka tidak akan
dipisahkan oleh kematian. Tapi, sayangnya leluhur Cho melahirkan seorang anak
laki-laki, yaitu aku. Sehingga jelas saja, kami tidak bisa dinikahkan. Dan
akhirnya, leluhur Cho dan Choi sepakat untuk menulis surat wasiat itu.”
“Dan kami bisa mengabulkannya sekarang. Lewat Cho Kyuhyun, dan puteri
kami, Choi Soojin. Sayangnya, kami salah perhitungan.”
Terdengar seruan kaget di meja itu. Soojin tampak tenang karena dia
sudah mendengar kekeliruan itu tadi. Matanya menatap Kyuhyun yang tampak syok.
“Keturunan kedua adalah Cho Ahra dan Choi Soojin. Dan jelas mereka
tidak bisa dinikahkan. Dan, pilihan berhenti tepat di Cho Kyuhyun dan Choi
Soojin. Itu salah. Karena Kyuhyun bukanlah keturunan kedua. Jadi, pernikahan
seharusnya tidak dilakukan. Yang seharusnya dilakukan adalah, pernikahan antara
Cho Kyuhyun-Choi Sooyoung.”
“Tapi kami tidak bisa memaksa kalian berdua bercerai. Kami menunggu
pendapat kalian, apakah kalian ingin terus bersama dalam ikatan paksa
pernikahan ini, atau bercerai. Itu terserah kalian, kami hanya mengikuti saja.”
“Bercerai!” Seru Kyuhyun tiba-tiba dengan suara lantang. “Semuanya,
kuharap kalian dengar ini, aku tidak menyukai bahkan mencintai Soojin. Aku
hanya menganggapnya teman, cukup. Dan karena itu, aku tidak bisa hidup serumah
dengannya. Tolonglah,”
Sooyoung semakin kaget mendengar penjelasan Kyuhyun saat itu.
Bagaimana tidak, otaknya masih mencerna ‘kekeliruan-perhitungan-keturunan’ itu,
dan sekarang Kyuhyun dengan lantang mengatakan ingin berpisah.
“Baiklah, Kyuhyun ingin bercerai. Bagaimana denganmu, Soojin-ah?” Tanya
Tuan Cho sambil menatap Soojin.
“Mmm, sebenarnya aku juga ingin bercerai.”
“Baguslah, kita sepakat. Mereka akan bercerai. Dan, Kyuhyun-ah,
apakah kau setuju jika harus menikah dengan
Choi Sooyoung untuk menepati surat wasiat keluarga, atau kau ingin menikah
dengan orang lain?”
Kyuhyun menghela napasnya sebentar. Menatap Sooyoung di depannya yang
tampak kaget dan bingung. “Ya. Karena aku mencintainya—” Lalu setelah melihat
anggukan Soojin, Kyuhyun akhirnya membuka penyamaran yang pernah dilakukan
Sooyoung-Soojin.
Seisi ruangan minus Kyuhyun, Ahra, dan Soojin terkejut. Bahkan,
Sooyoung yang tahu segalanya ikut terkejut. Dia tidak menyangka Kyuhyun akan
membuka kebohongannya waktu itu. Terlebih lagi, dia membeberkannya di depan semua orang. Sooyoung tidak tahu bahwa
Soojin sebenarnya yang menyuruh Kyuhyun membeberkannya lewat isyarat kepala.
Sooyoung hampir saja bangkit ketika Soojin memegangi lengannya.
“Unnie—dia mengatakan segalanya,” ujar Sooyoung dengan takut. Matanya
nyalang memandangi kedua orang tuanya dan orang tua Cho.
“Gwenchana. Saat ini memang akan tiba.”
“Baiklah.” Tuan Cho berdeham. “Alasan apa yang kaulakukan sampai
menyuruh Sooyoung bertukar tempat denganmu?”
Soojin menghela napasnya sebelum menjawab. “Semuanya tahu bahwa aku
tidak menyukai Kyuhyun. Saat itu aku pergi menemui mantan namjachinguku yang
terpaksa kuputuskan karena pernikahan ini. Dan aku tidak ingin ketahuan masih
memiliki hubungan dengan orang lain sementara statusku yang sudah tidak sendiri
lagi. Jadi, aku memanfaatkan kenyataan bahwa Kyuhyun tidak mengenali wajahku
dan Sooyoung. Jadi, aku memaksa Sooyoung untuk menggantikan aku selama beberapa
bulan. Dua bulan tepatnya.”
Nyonya Choi menatap puterinya tak percaya. Dia heran kenapa bisa Sooyoung
dan Soojin menyimpannya selama ini.
“Baiklah, sepertinya alasan itu cukup masuk akal.” Kata Tuan Cho
dengan suara berat, tidak menyangka semuanya akan serumit ini. “Jadi, Kyuhyun
sama saja dengan melamarmu, Sooyoung-ah. Apakah kau akan menerimanya?”
“A-Aku tidak tahu.” Jawab Sooyoung sambil menunduk. Dia senang
mendengar kenyataannya, tapi dia juga bingung harus melakukan apa. Pasti
memalukan sekali jika ketahuan bahwa dia menyimpan perasaan kepada Kyuhyun,
meski namja itu juga begitu. Baiklah, dia bisa meminta waktu untuk berpikir.
Mungkin itu bisa mengurangi kadar malunya. “Mungkin, mm, aku butuh waktu untuk
menjawab ini.”
“Baiklah. Kapan kau akan menjawabnya?!” Tanya Kyuhyun di hadapannya.
“Mmm, seminggu lagi?” Sooyoung menjawab dengan nada bertanya.
Dipandanginya Kyuhyun di hadapannya. Namja itu terlihat keren dengan kaus oblong
polos dan kemeja kotak-kotak bewarna hitam putih yang tidak dikancingkan. Dan,
sepertinya namja itu baru saja memotong rambutnya. Karena rambut tebal ikal
yang dilihatnya sehari yang lalu sudah menghilang dari wajah rupawan Kyuhyun.
“Hmm… Jadi semuanya selesai ya? Kalian bisa bertemu seminggu lagi.”
_____________
Seminggu berlalu begitu cepat bagi Sooyoung. Pagi ini, dia
dibangunkan oleh perasaan aneh—antara gembira bercampur malu—yang membuat
pipinya berubah warna menjadi pink. Dia sengaja bangun pagi-pagi dan menyiapkan
masakan—dia yakin sekali Kyuhyun akan datang ke rumahnya, dia masih tinggal di
rumahnya waktu itu. Kemarin Sooyoung sudah membeli beberapa pakaian yang
dirasanya cocok untuknya, sekaligus untuk menambah kesan feminin yang tidak
pernah tampak darinya. Sooyoung mengeluarkan pakaian barunya yang telah
diseterika kemarin malam. Ada beberapa setelan rok dari katun, ada juga dari
satin, dan dari beludru. Sooyoung memilih rok bewarna putih selutut yang mirip
di MV Day By Day *pas Sooyoung naik sepeda.
Sooyoung menyelesaikan masakannya, baru mandi dan memakai pakaiannya
yang baru. Dia meraih bandana kain bewarna putih. Menurutnya, ia harus tampil
menarik hari ini.
Ketika Sooyoung selesai, dia duduk menghadap kaca, meyakinkan dirinya
sendiri bahwa dia terlihat cantik dan sempurna hari ini, bertepatan ketika
ponselnya yang sedang di-charge berbunyi.
Sooyoung segera berjalan menghampirinya dan melihat bahwa Kyuhyun meneleponnya.
Memang sekarang komunikasinya dengan Kyuhyun berubah lancar. Bahkan kemarin Kyuhyun
mengirim MMS yang menggambarkan sebuah cincin bertahtakan berlian yang sangat
manis dan tidak cukup besar. Kyuyun juga mengirimkan SMS yang berkata bahwa dia
mencintai Sooyoung dan mau melakukan apapun untuknya. Sooyoung yakin sekali
waktu itu dia menangis terharu.
“Yeoboseyo, Oppa.”
Dan, well, Kyuhyun
memaksanya memanggilnya Oppa.
“Ne? Kau mau kesini? Nde, annyeong.”
Tepat seperti dugaannya, namja itu pasti kemari. Sooyoung menatap
seisi ruangan, berharap dia sudah membersihkan semuanya. Tapi meja dan rak yang
terletak di ruang tamu kotor dan berdebu. Sooyoung terpaksa mengganti bajunya
dengan kaus rumahan dan membersihkan ruangan. Kenapa dia bisa melupakan
kenyataan bahwa dia belum mengelap seisi ruangan? Sooyoung ppabo.
Sooyoung POV
Ketika selesai menyapu dan mengelap seisi ruangan. Aku akhirnya
memutuskan bahwa mengepel kedengaran bagus. Mungkin Kyuhyun akan semakin
tertarik dengan sikap rajinku ini. Well,
kesan pertama harus yang baik-baik bukan? Meskipun kami pernah serumah—seranjang
pula—aku tidak yakin dia ingat tipe seperti apa aku ini.
Setelah semuanya selesai, aku mencuci tanganku dan menyeka keringat, lalu
kembali memoleskan bedak dan make-up tipis
lalu mengganti kaus. Ups, ini urutan yang salah. Kausku merusak make-up-ku. Jadi aku terpaksa mencuci wajahku
kembali dan memakai gaunku lalu memoleskan make-up.
Aku harus menjepit poniku ke belakang supaya krim pemutihnya bisa merata, tapi
bel rumahku sudah menjerit-jerit.
Sialan, bahkan aku belum menyelesaikan make-up-ku dengan rapi. Sebagai gantinya, aku harus puas dengan
hanya memakai bedak dan menyisir rambut. Parah, tanpa blush-on merah muda, wajahku terlihat pucat. Tapi jika aku
memoleskan blush-on, aku harus
mencuci wajahku kembali karena tidak mungkin aku memakai blush-on setelah memakai bedak tipis. Efek bedaknya bisa hilang.
“Sooyoung-ah!” Seru Kyuhyun dari depan, membuatku terpaksa mengakhiri
make-up-ku dan harus puas dengan
bedak tipis dan lipgloss saja.
“Kenapa lama sekali? Kau melakukan apa saja?” Tanya Kyuhyun heran
sambil menatapku dari atas ke bawah. “Kau mau kemana?”
Astaga! Apa dia tidak mengerti bahwa ini hari pentingku!? Apa dia
tidak tahu bahwa—sebagai wanita—hari lamaran—atau hari saat aku menjawab
lamarannya—adalah hari yang penting? Masa begitu saja dia tidak tahu?!
Uh-oh, coba lihat pakaian yang dikenakannya! Dia memakai kaus dan
celana jins saja!! Untuk apa aku berbelanja baju ketika mendapati bahwa dia
hanya memakai KAUS?! Kemarin dia terdengar romantis dan menyenangkan dan
perhatian, kenapa sekarang dia hanya memakai KAUS?! Apahari saat aku menjawab
lamarannya bukan hari untuknya memakai pakaian formal? Aku mungkin akan sedikit
menerimanya kalau dia memakai kemeja dengan jins. Tapi ini… Omona~
“Sooyoung-ah? Kenapa kau malah melamun begitu? Ada yang salah?
Memangnya kau mau kemana? Kenapa tiba-tiba menggunakan gaun dan bandana begitu?
Hei, bahkan itu terlihat lucu untukmu. Dan—high
heels? Kau memakai high heels di
rumah? Sooyoung-ah? Apakah kau sakit?!”
BRAK.
Pintu itu tertutup seketika.
T B
C
Keke,
gimana readers? Masihkah jelek? Ini nih upaya aku biar Impostress END-nya agak
lama :D
Nggantung
banget ya?
Yaah,
meskipun jelek Author harap kalian tetap RC and setidaknya menghargai Author
sedikit. Author kan lanjutnya cepet ^^
Don’t
Be Silent Readers!!
Annyeong~
Kya~ Itu Kyu-_- Kumaha sih? Ga peka banget >w<
BalasHapusYaaa tbc muncul lagi..
BalasHapusNext partnya cpt ya thor
Hwaiting~
yaaaaay, akhir'a ada jalan keluar utk hubungan kyuyoung.. >_<
BalasHapussoo jual mahal deh.. keke :p
jiah, kyu ga peka bgt deh, masa usahanya soo malah diketawain, padahal kan soo ingin terlihat cantik n sempurna di hari penting bersejarahnya.. keke~~
marahkah soo sm kyu???
next part'a jgn lama ya thor.. :D
HWAITING.. ^o^)9
hahahaha
BalasHapusitulah pria..ga bisa ngerti *kyuhyun perlu belajar ama AdaBand nh
daebak author ^^
dtggu bgt kelanjutannya ya
daebak, lajut min
BalasHapuslol, si kyu buat mood soo rusak aja wkwk :D
BalasHapusdi tunggu kelanjutannya ^^
yaaah... tanggung thor ...
BalasHapusayoo cepetin ke part selanjutnyaaaa wkwkwkwk
ahaaaa sooyoung malu tuuh
BalasHapustapi emang lebay juga sih ya, harusnya soo onnie tetep kaya dulu aja, nggausah sampe segitunyaaa
ayooo kyuyoung harus bersatu!
kyu pabo banget sih....
BalasHapusmasa gak ngerti???
hahahahhaha....
kebayang deh ekspresi melongo kyu abis ditutup pintu sm soo ....
adoooooh kyuhyun merusak suasana nih -__-
BalasHapusLanjut chinguuu~
Panasaran sama reaksi kyu kkk~
adoooooh kyuhyun merusak suasana nih -__-
BalasHapusLanjut chinguuu~
Panasaran sama reaksi kyu kalo tau soo dandan buat dia kkk~
pndek bgt author...
BalasHapuskyuppa kyuppa gag romantis bgt sich... ckckc
hyaaaaa!!!! kyuppa nih nyebelin *timpuk pake high heels*
BalasHapuskan kasihan soo eonn udah cantik2 malah d begituin -_________-
untung salah perhitungan jadi kyuppa ama soo eonn punya kesempatan bersama,ciaaaaa
next part d tnggu y :)
haduh... dsr kyu gak peka -___- udh bagus ternyata pernikahan kyu & soojin cm keslaahn, trus soo mau pertimbangin lg. tp knp kyu hrs menjadi sangat tdk peka!!!
BalasHapusDAEBBBAAAAKKK~
BalasHapusTapi Kyu sialan, nih. Ternyata dia udah nggak sayang nyawa, toh. Hehe~
Tapi aku suka Soo. Entah ada angin apa tiba2 dia jadi feminin. Kyaaa~
Aku baca lanjutannya, ya, Chingu~