Title: My Fault
Author: @MeydaaWK
Cast:
-Choi Sooyoung
-Cho Kyuhyun
-Victoria Song
-Other Cast
Genre: Sad, Romance, Love Story
Length: Series, Chaptered
Rating: Teenager
Author Note:
Annyeong~
Author cepet kan ngelanjutnya? Kasih applause dong -_-
Ini 9 halaman loh, jadi lumayan panjang. Tapi mungkin ini jelek dan acakadut,
dan SAD GAGAL!!
Jadi mian ya kalo gak sesuai harapan -__-
Langsung aja ya, yang penting jangan lupa tingggalkan komentar dan jejak
kalian disini ^^
Check It Out!
Happy Reading~
Previous part: ||Chapter 1 ||
________________
Chapter 1~
Kemana
semua kebahagiaanku?! Kemana?
Aku
bersimpuh, menangis terisak cepat dan dalam. Tanganku yang memegangi
ponsel terjatuh layu di samping tubuhku yang bergetar keras.
Mungkinkah…
Mungkinkah
gaun ini adalah gaun kegelapan yang benar-benar nyata?!
Chapter 2~
15 June 2011~
Author’s POV
Yeoja itu kembali sibuk menata
hiasan di meja itu. Tangannya bergerak mengelap dan mengangkat
piranti—seperti vas bunga, tempat sendok, dsb.—dari atas meja.
Rambutnya yang panjang bergelombang digelung ke atas dengan sebuah
karet bewarna hitam. Debu-debu tipis menghiasi wajahnya. Yeoja itu
baru berhenti ketika seorang pelayan menghampirinya.
“Nyonya, Kim Ahjumma meminta
Nyonya segera pulang.”
Yeoja itu—Cho Sooyoung—mengangguk
sekilas lalu bergegas berbalik menuju ke arah dapur tempat semua
pelayan berkumpul.
Sudahkah kalian memahami
kehidupannya?
benar, hancur.
Kehidupan Sooyoung seakan-akan mati
begitu saja. Lima bulan setelah ditinggalkan—atau dibuang—Sooyoung
memutuskan akan membuka usaha sendiri supaya hidupnya tidak
bergantung kepada uang serta tanah yang diberikan Kyuhyun dengan
Cuma-Cuma padanya. Akhirnya, Sooyoung memutuskan akan membuka sebuah
kafe mungil, kebetulan Kyuhyun memiliki tanah di dekat rumahnya
sekarang.
Selesai mendirikan kafe, Sooyoung
menyadari bahwa dia membutuhkan tenaga kerja, dan akhirnya dia
mempekerjakan Kim Ahjumma di rumahnya. Baginya, Kim Ahjumma adalah
Eomma-nya yang selama ini menghilang. Sooyoung begitu menyanyangi
Kim Ahjumma dan seluruh pegawainya sekarang. Mereka semua baik. Dan
mereka semua tahu bahwa Sooyoung adalah yeoja yang ditinggalkan…
Sooyoung menggeleng-gelengkan
kepalanya, berusaha mengusir semua kenangan pahit yang dialaminya
itu. Inilah kehidupannya sekarang. Setiap hari, dia selalu berusaha
menyibukkan dirinya dengan pekerjaan—apa saja, yang penting
pikirannya teralihkan dari Kyuhyun dan kenangannya yang selalu
menyakitinya…
___________
“Ada apa, Ahjumma?” Tanya
Sooyoung ketika dia selesai meletakkan tasnya dan melepas sepatu.
“Kenapa tiba-tiba menyuruhku pulang?”
“Tadi ada yang menelepon,” sahut
Kim Ahjumma sambil memandang Sooyoung kasihan. “Penelepon itu
bilang, tuan akan segera pulang.”
Sooyoung’s POV
“Tadi ada yang menelepon,
Penelepon itu bilang, tuan akan segera pulang.”
Kalimat itu seolah air es yang
diguyurkan di seluruh tubuhku. Kim Ahjumma kembali menatapku, seolah
aku akan jatuh berdebam seperti dulu. Aku mencengkeram erat bagian
bawah kausku dan memandangi Kim Ahjumma. Berusaha menemukan suaraku
yang menghilang di tenggorokan.
“Kapan?” Tanyaku, setelah
suaraku yang parau kembali.
“Tidak tahu,” Kim Ahjumma
menggeleng.
Sebenarnya, tidak ada yang tahu
siapa ‘Tuan Cho’ itu. Bahkan, Kim Ahjumma yang notabene
orang terdekatku sekarang hanya tahu bahwa Kyuhyun meninggalkanku
karena sebuah alasan yang bahkan tidak diketahuinya. Aku menutup
diriku rapat-rapat dari dunia luar. Kubiarkan semua orang mengambil
kesimpulan mereka tentang diriku sendiri. Entah itu hal yang baik,
atau malah buruk. Aku tidak peduli. Karena memang aku lebih buruk
dari itu.
“Apakah orang itu menitipkan
pesan?” Tanyaku.
“Tidak,”
“Ne, gomawo Ahjumma.” Ujarku
cepat-cepat lalu berlalu ke dalam kamarku. Ketika sudah sendirian,
seketika perasaan itu kembali terasa sekali. Seakan-akan kekandasan
pernikahanku baru terjadi sedetik yang lalu dan bukannya lima tahun
yang lalu. Hatiku rasanya kembali sakit. Dan bahkan aku menghela
napas panjang supaya pernapasanku yang sesak kembali lancar. Tidak
terjadi.
Semuanya selalu berbalik arah dari
yang kuinginkan. Aku ingin tidak menangis, tapi air mataku berkumpul
dengan sangat cepat. Aku ingin melupakan Kyuhyun, tapi justru
perasaanku itu semakin besar.
Aku menyandarkan kepalaku ke balik
pintu, berusaha meresapi kenyataan bahwa mungkin Kyuhyun pulang hanya
untuk mengambil semua hartanya kembali, atau menceraikanku.
Tapi—meski aku yakin itu benar—aku tetap berharap Kyuhyun kembali
karena aku. Aku sebagai anaenya, dan karena dia mencintaiku.
Bukan hal langka lagi mendengar Kyuhyun dekat dengan seseorang di
luar negeri. Sepupu-sepupu Kyuhyun—yang telah mengetahui tentang
niatku saat itu—selalu dengan sengaja menggosip keras-keras tentang
hubungan terbaru Kyuhyun dengan wanita terbarunya. Dan aku tahu
dengan sangat jelas, bahwa hatiku seakan dipotong kecil-kecil sebelum
akhirnya dimusnahkan. Yang terakhir—Eun Gi, salah satu sepupu
Kyuhyun yang membenciku—berkata bahwa Kyuhyun akan segera datang
dan mengurus perceraian kami dan dia akan menikah dengan yeoja
lainnya yang berhasil menarik hatinya.
Aku yakin sekali, saat itu aku
menggigit bibir keras-keras, berusaha meredam emosi dan rasa sakit
hati yang begitu menumpuk dan dalam di hatiku. Dan Eun Gi malah
semakin semangat bercerita, mengolok-olok tentangku, dan ibuku.
Ah, tentu saja. Ibuku memang sudah
tidak ada. Semuanya meninggalkanku. Seakan aku adalah sampah yang
harus hidup dengan rasa sakit, dan patah hati. Tapi, aku selalu
beranggapan bahwa Tuhan punya rencana indah di balik segalanya. Dia
pasti datang dan menolongku, membantuku mengeringkan luka-lukaku,
dan—mungkin—mencarikan namja lain yang mencintaiku.
______________
Kupandangi seseorang yang sekarang
berdiri di hadapanku. Mataku memanas, seolah bersiap mengeluarkan air
mata. Aku menggigit bibirku dengan keras, berharap air mataku tidak
mengalir sekarang.
Dia sudah pulang.
Kembali.
Kesini.
Hanya untuk menceraikanku…
“Selamat datang,” kataku dengan
suara sangat parau. “Apakah harimu berjalan menyenangkan?”
“Tidak.” Sahutnya dingin, yang
membuat senyumku mulai menghilang.
Jelas saja. Dia tidak menyukai
ketika dia harus meninggalkan yeoja-nya dan mengurus surat
perceraian denganku.
“Baiklah, Ahjumma,” panggilku.
“Tolong antarkan tuan ke kamarnya.”
Kim Ahjumma memandangku, seolah
memastikan bahwa aku tidak gila. Tapi aku hanya mengangguk.
Sebenarnya, Kim Ahjumma menanyakan
apakah aku benar-benar akan memberikan kamar Larangan itu untuk
ditinggali Kyuhyun. Kamar itu sudah terkunci selama lima tahun…
Kamar Pernikahan kami…
Author’s POV
Kim Ahjumma menunjukkan kamar itu.
Kamar yang selalu Kyuhyun ingat, bahkan sampai sekarang. Ketika
wanita paruh baya itu berhasil membuka kunci pintu, Kyuhyun yakin
sekali melihat raut sedih dari wajah wanita itu.
Dengan pelan, Kim Ahjumma berkata,
“Ini kamarnya, apakah Tuan bisa mengangkat dan membereskan
barang-barang Tuan sendiri?”
Kyuhyun hanya mengangguk, menyeret
kopernya masuk ke dalam. Dia tersentak ketika melihat ruangan itu.
Sama persis dengan pertama kalinya dia mengajak Sooyoung melihat
kamar.
Kamar itu masih bernuansa cerah,
dengan bunga bertaburan, dengan dua nakas di kanan-kiri kasur, dan
dengan lima buket bunga mahal yang digantung di setiap sudutnya.
Kyuhyun ingat sekali ketika keluarganyalah yang memaksa untuk
menghias kamar ini. Dan, kamar ini tidak mengalami perubahan
sedikitpun. Namun, bunga-bunga yang digantung itu diganti dengan
bunga imitasi yang sama persis dengan bunga aslinya. Dan seisi kamar
itu bersih dan terlihat wangi. Kasurnya yang berseprai putih dengan
selimut dan sarung bantal biru tertata rapi. Seprai yang sama dengan
waktu Eommanya memasangkan seprai itu…
Hati Kyuhyun serasa ditohok oleh
tombak tajam. Dia teringat tentang pernikahannya. Dia teringat
tentang segalanya. Dia teringat dengan kenyataan bahwa dia mendengar
Sooyoung dan Eommanya mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan
uangnya saja…
Lalu kenapa Sooyoung terlihat sangat
sedih, dan bahkan menangis-nangis ketika dia meninggalkannya begitu
saja? Kenapa Sooyoung bahkan tidak menempati kamar ini? Kenapa
Sooyoung bahkan memintanya untuk tetap tinggal?
Kyuhyun merasa dunianya mulai
mengabur…
_______________
“Bagaimana harimu, menyenangkan?”
Tanya Sooyoung ketika Kyuhyun duduk di meja makan, tepat di depannya.
Sementara Kim Ahjumma duduk di samping Sooyoung.
“Tidak terlalu.”
“Ah, mianhae karena memberimu
kamar yang itu.” Sooyoung mendapati suaranya bergetar. “Tapi
hanya kamar itu yang pantas denganmu, Kyuhyun-ssi.”
Bahkan Sooyoung sudah tidak
memanggilnya Oppa lagi…
“Gwenchana.” Ujar Kyuhyun dingin
sambil menatap piring berisi nasi dan lauk yang diambilkan Sooyoung
untuknya. Dengan tangan kanannya, Kyuhyun menarik piring itu dan
memulai acara makannya. Masakan Sooyoung sama sekali tidak berubah,
bahkan menjadi lebih enak. Ini salah satu hal kenapa Kyuhyun yakin
sekali menikahi Sooyoung. Karena yeoja itu begitu menarik, perhatian,
ramah, dan pandai memasak. Dan hanya satu hal yang membuat Kyuhyun
kecewa kepadanya, rencana busuknya itu.
“Aku sudah selesai. Apa kau ingin
pergi denganku? Aku membangun sebuah kafe di dekat sini.” Ujar
Sooyoung sambil meringis tidak enak.
“Aku ikut.” Kyuhyun ingin
melihat kafe itu. Dia penasaran, lagipula, tanpa mendirikan kafepun,
Sooyoung bisa kaya jika menjual tanah miliknya ataupun menyewakannya.
“Aku pergi dulu Ahjumma,” ujar
Sooyoung kepada Kim Ahjumma sambil membungkuk yang membuat Kyuhyun
heran. Kim Ahjumma hanya sebagai pelayan saja, tapi kenapa
kelihatannya gadis itu begitu menghormatinya?! Tapi tak urung Kyuhyun
ikut membungkuk dan segera mengikuti Sooyoung di depannya.
Sesampainya mereka di kafe Sooyoung,
Kyuhyun kembali terpana melihat besar dan ramai kafe yang tidak bisa
dibilang mungil itu. Sekarang, keyakinan Kyuhyun tentang Sooyoung
yang hanya menginginkan uangnya saja mulai menyurut.
“Ayo masuk. Mian, kafe itu mungkin
tidak pantas.” Ajak Sooyoung sambil tersenyum manis. Hampir sama
dengan senyumnya kepada Kyuhyun ketika mereka masih dalam tahap
berpacaran. Namun, senyum itu memiliki perbedaan yang begitu kentara.
Sejak ditinggalkan Kyuhyun, Sooyoung tidak pernah tersenyum dengan
ceria. Senyumnya hanya dengan separuh hatinya. Dan Kyuhyun tahu itu…
“Kafe milikmu sangat ramai.”
Ujar Kyuhyun tanpa sadar.
“Ah, ini karena jam makan pagi.
Nanti juga mulai menyepi, kajja kuantar kau berkeliling. Atau kau
ingin duduk saja dan makan sesuatu?”
“Tidak.”
Sooyoung mengangguk dan mulai
melangkah mengelilingi kafe itu. Beberapa pelanggan setianya
mengangguk atau tersenyum kepadanya.
Setelah beberapa menit berkeliling,
Sooyoung menyuruh Kyuhyun duduk di salah satu meja. Dia sendiri
berjalan menuju ke dapur setelah menyuruh Kyuhyun menunggu. Beberapa
saat kemudian, Sooyoung sudah kembali sambil membawa baki berisi
camilan—khas kafe—dan minuman segar.
Matahari mulai cerah, dan sekarang
menjadi panas.
Ketika mereka berdua duduk
berhadapan. Sooyoung merasa hatinya melambung tinggi dengan sangat
cepat. Seakan Kyuhyun tidak pernah meninggalkannya sendirian. Seolah
dia sekarang sedang bermesraan dengan Kyuhyun.
“Apa maksud kedatanganmu kesini?”
Tanya Sooyoung akhirnya dengan suara serak. Ingin sekali dia berharap
bahwa Kyuhyun datang kesini bukan untuk menceraikannya.
Tapi—setelah apa yang dia lakukan terhadap namja itu—rasanya
permintaannya itu terlalu besar dan tidak akan pernah dikabulkan.
“Memangnya tidak boleh?”
“Tentu saja boleh.” Sahut
Sooyoung cepat. “Itu kan rumahmu, bukan rumahku. Aku hanya
berpikir, mmm, kalau-kalau kau berniat mengusirku?” Matanya
mulai berkaca-kaca.
Dengan cepat Kyuhyun mendongak. “Apa
maksudmu dengan mengusir?! Itu rumah kita!” Serunya cepat.
Sooyoung tersenyum sedih, tahu bahwa
dalam hati Kyuhyun tidak akan seperti itu. Lambat laun, Kyuhyun akan
menceraikannya dan kata ‘rumah-kita’ akan segera berganti menjadi
‘rumahku-bukan-rumahmu’.
“Nyonya, ada satu pelanggan yang
meminta bertemu dengan nyonya.” Kata seorang pelayan sambil
tersenyum.
“Ah, ne. Mianhae Kyuhyun-ssi. Apa
kau berencana pulang atau duduk disini sampai aku pulang?”
“Aku pulang saja.” Jawab Kyuhyun
lalu kembali menatap Sooyoung. “Apakah aku perlu membayar?”
“Oh, tentu tidak.” Sooyoung
melambaikan tangannya seolah berkata ‘tidak’. “Tidak perlu. Apa
kau masih ingat jalan pulang?”
Kyuhyun mengangguk sekilas lalu
berjalan pergi.
Sebenarnya, dia punya misi yang
membuatnya kembali ke Korea. Appa-nya memintanya untuk kembali, dan
Eommanya bahkan sampai menangis memintanya untuk memaafkan Sooyoung.
Memang, ketika Kyuhyun membuat keputusan akan pergi meninggalkan
Sooyoung, Eomma-nya yang begitu percaya dan perduli kepada Sooyoung
menolak dan marah besar. Eomma-nya bilang bahwa dia sama saja dengan
orang terjahat di dunia. Lalu Eomma-nya mulai mengatakan bahwa dia
tidak mempercayai hal yang didengar Kyuhyun. Bisa saja yang memiliki
niat buruk itu Eomma Sooyoung dan bukannya gadis itu. Tapi saat itu
Kyuhyun merasa buta karena amarah besar dan tetap memaksa
meninggalkan Sooyoung.
Lalu, sebulan yang lalu Appa-nya
menelepon, memintanya untuk mengurus perusahaan yang terbengkalai
karena Appa-nya sibuk dengan cabang barunya di Amerika. Keluarga Cho
hanya memiliki satu keturunan laki-laki, jadi dengan sangat terpaksa
mereka menyuruh Kyuhyun pulang. Dan Kyuhyun memanfaatkan kesempatan
itu untuk menemui Sooyoung sekalian.
______________
Sooyoung's POV
Aku
mengempaskan tubuhku di atas kasurku yang tidak terlalu lebar. Kasur
pernikahanku memang dipakai Kyuhyun. Aku sengaja tidak merubah
tatanannya, hanya untuk membuatku sadar, bahwa aku sudah
menikah .
Tapi rasanya aku tidak sanggup bahkan hanya untuk sekedar menatap
kasur itu. Rasanya terlalu menyakitkan. Dan bukannya sadar bahwa aku
seorang anae, aku malah menyadari bahwa aku ditinggalkan
begitu
saja.
Selama ini, salah jika orang-orang
beranggapan aku sangat kuat dan hebat. Aku tidak pernah menunjukkan
kesedihanku dan lukaku di hadapan mereka. Seolah-olah hidupku
berjalan dengan sewajarnya dan bukannya kesedihan melulu yang
menerpaku. Tapi, ada saatnya juga batu karang keropos. Dan itu
artinya, ada saatnya juga aku akan menangis terisak. Teringat bahwa
aku memang seseorang yang ditinggalkan.
Beberapa detik kemudian, aku yakin
sekali bahwa aku mendengar suara kenop pintu kamarku dibuka.
Tidak, tidak. Tidak boleh ada yang
melihatku menangis. Jadi, aku mengelap air mataku dengan piyamaku,
bertepatan ketika pintu kamarku terbuka.
“Ada apa?” Tanya Kyuhyun dingin
sambil memandangku dengan dingin.
“Gwenchana. Apa kau bisa tidur?”
Aku sudah sering sekali ketahuan menangis, maka sekarang aku bisa
dengan mudah mengelabui orang-orang dengan mengatakan bahwa
'aku-tidak-menangis' disertai alasan yang tepat.
“Tidak.” sahut Kyuhyun—masih
dingin—sambil berbalik meninggalkanku. Aku berusaha menahan air
mataku dengan keras. Tidak, aku tidak boleh menangis sekarang.
Meskipun rasa sakit itu semakin menderaku. Aku harus kuat, seperti
sosok yang kutampilkan selama ini.
Aku harus membuang jauh-jauh
luka-luka itu...
_______________
Aku terbangun di tengah malam ketika
mendengar suara Kyuhyun tengah mengobrol dengan seseorang. Aku
penasaran, jadi aku menyelinap keluar setelah meyakinkan diriku bahwa
pakaianku menutupi tubuhku dengan baik.
Lampu kamar Kyuhyun menyala. Aku
menghela napas, lalu menarik dalam. Semoga saja dia tidak melihatku
dalam keadaan seperti ini.
Aku sampai di depan kamarnya, ada
sedikit celah dari pintu yang tidak terutup rapat itu. Aku mendengar
Kyuhyun berbicara, dan aku melihat wajahnya terlihat cerah sekali.
Lebih cerah daripada ketika menikah denganku. Lebih cerah daripada
ketika masih berpacaran denganku...
Aku menyingkirkan pikiran itu
jauh-jauh, sadar bahwa aku bisa dengan mudahnya menangis ketika
mengingat semua ini. Dan aku
tidak ingin itu terjadi. Aku menajamkan telingaku dan mendengar bahwa
Kyuhyun me-loud speaker telepon
itu. Aku harus bersyukur karena ini.
“Aku baik-baik saja, kapan kau
akan kembali, hon?” tanya
suara dari dalam telepon itu. Aku yakin sekali bahwa itu suara
seorang yeoja. Dan tiba-tiba rasanya dadaku sesak dan terasa penuh
sekali oleh luka-luka yang kembali muncul ke permukaan. Seakan
menghisapku detik demi detik.
“Tidak
tahu,” sahut Kyuhyun pelan. Tapi, aku masih dapat mendengarnya. Dan
itu, semakin membuat hatiku sakit. Mungkin tidak pantas aku merasa
sakit, karena aku yang memulai rasa sakitku
sendiri. Dan aku juga tidak berhak, bahkan untuk menuduh Kyuhyun
berselingkuh. Toh, aku bukan siapa-siapanya lagi. Dan, sepertinya Eun
Gi pernah memberitahuku tentang Kyuhyun yang—katanya—dekat dengan
seorang gadis oriental yang kebetulan tinggal di London.
“Okay. Well,
kalau begitu aku yang akan datang kepadamu. See
you, Hon. I love you~” ujar yeoja itu lagi menggunakan bahasa
Inggris. Meski tidak pintar, aku masih paham ucapan gadis itu. Dan
selanjutnya, aku mendengar suara 'muah muah' yang cukup keras dari
gadis itu. Sungguh menjijikkan. Dan, ada satu hal yang membuatku
semakin terpuruk, Kyuhyun membalasnya.
Tuhan, masih pantaskah aku mencintai
Kyuhyun? Masih pantaskah aku merasa cemburu padanya? Masih pantaskah
aku merasa iri pada gadis itu?
Dan, lagi, air mataku kembali
mengalir.
____________________
Aku
tidak bisa berangkat bekerja. Kepalaku sakit dan mataku
berbayang-bayang sehingga menyebabkan pandanganku berkunang-kunang.
Ketika Kim Ahjumma masuk ke kamarku pada pukul lima pagi, aku berkata
bahwa aku tidak berangkat kerja dahulu, dan aku menyuruh Kim Ahjumma
untuk mengatakan kepada Kyuhyun bahwa aku hanya ingin tidur lebih
lama supaya dia tidak khawatir. Meski aku tidak yakin apakah Kyuhyun
memang merasakan hal itu.
Jadi, ketika Kim Ahjumma datang
kembali untuk mengantarkan sarapan dan berkata bahwa Kyuhyun sama
sekali tidak menanyakanku—ini menyakitkan. Sungguh-sungguh
menyakitkan—dan namja itu sudah keluar mengenakan jas formal
seperti orang yang ingin bekerja, aku bangkit dan memutuskan akan
membersihkan rumah. Kim Ahjumma sudah terlalu banyak bekerja, jadi
sekarang aku harus menolongnya.
Sejam kemudian, setelah aku selesai
membersihkan rumah dan belum sempat mandi, bel rumah berbunyi. Karena
saking terburu-burunya, aku masih membawa lap kotor dan memakai
celemek bewarna biru muda.
Ketika membuka pintu, aku mendapati
bahwa ada seorang yeoja tinggi dan sangat manis berdiri di hadapanku.
Dia mengecat—atau mungkin itu warna aslinya—rambutnya dengan
warna pirang yang terlihat begitu lembut dan bercahaya. Dia sangat
cantik. Tiba-tiba aku merasa malu setelah melihatnya secara sekilas.
“Are Kyuhyun in here?”
Tanya yeoja itu mengenakan bahasa Inggris yang sempurnadan
memandangiku seolah aku adalah pembantu rumah tangga tidak penting
yang begitu mengganggunya.
“No... He work now.”
jawabku dengan bahasa Inggrisku yang tidak karuan. Aku bahkan tidak
tahu apakah kalimat yang kuucapkan benar. Cepat-cepat kuletakkan
celemek dan lap itu di atas meja dan mempersilakannya masuk.
“Oh, baiklah. Aku Victoria Song,
yeojachingu Kyuhyun.” katanya dan memandangku dingin. Dia
benar-benar fasih berbicara bahasa Korea.
Oh ya, benar. Tentu saja. Tentu saja
yeoja di depanku kini adalah pacar Kyuhyun. Kenapa aku tidak
menyadarinya dari tadi? Dan kini, rasa sakit yang menumpuk dalam
hatiku bertambah lagi.
Kyuhyun
memang sudah tidak sendiri.
Dan hanya aku, seseorang yang—kini—merasa sakit...
“Ah, jeoneun Cho—Choi Sooyoung
imnida. Aku adalah—”
“Pembantu
Kyuhyun, right?”
Aku hanya mengangguk sekilas. Lalu
mengajaknya duduk di sofa ruang tamu yang masih sama ketika lima
tahun yang lalu.
“Apakah anda menginginkan jus?
Atau Teh? Atau limun?”
“Limun.”
Cepat-cepat aku berbalik sambil
menahan air mataku yang hendak keluar. Ketika membuka pintu yang
memisahkan ruang tamu dan ruang tengah, aku melihat Kim Ahjumma
memandangku khawatir.
“Biar Ahjumma saja,” kata Kim
Ahjumma sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk dan sekuat tenaga
menahan air mataku yang memaksa keluar.
Dan, ketika Kim Ahjumma masuk ke
dalam dapur, aku yakin sekali seperti mendengar suara Eun Gi dan
sepupu Kyuhyun lainnya berseru, “Benar kan apa yang kubilang,
Kyuhyun pasti memiliki seorang yeojachingu! Dan lihat! Bahkan dia dua
kali lipat lebih sempurna daripada kau!”
Akhirnya, air mata yang sedari tadi
kutahan mengalir begitu saja...
Kau tahu, Kyuhyun-ah...
Rasanya menyakitkan sekali ketika kau meninggalkan aku sendirian, dengan luka-lukaku yang kubuat sendiri, dan dengan air mata yang tidak akan pernah berhenti mengalir.
Dan kini, semuanya kembali, bahkan lebih menyakitkan daripada ketika kau bilang bahwa aku sialan, dan kenyataan bahwa kau membenciku...
kenyataannya, apakah namaku dalam hatimu sudah tergeser oleh namanya dengan mudahnya?
Lalu, apakah gunanya aku selama ini?
Bukannya ini hanya akan membuatku lebih sakit lagi?
Karena, sekarang, hanya aku yang terluka.
T B C
Huaaa gimana? ancur parahkah?
Nih ff gak karuan banget -___-
Sebenernya nih, part yang menurut Author bagian paling sad adalah chapter 3 ._.
Tapi gaktau ya kalo menurut kalian ini sad gak -___-
tetap RCL ne?
Annyeong~
Ya ampun...please deh...sumpah thor... sedih bgt... hatiku ngerasa miris bacanya. emg c serba salah jdnya sooyoung tp kyu jg g salah klw dy bersikap gtu.... ih makin g ngerti deh sm hidup. soo kasian lebih kasian lg kyu... aduh...jebal... next dunk... gomawo
BalasHapuseh mian mau tanya, suka BTOB juga y author nya??? nnt tgl 28 April mau ikut gathering BTOB g di jkt?
BalasHapusdaebak thor
BalasHapusnext chapter
critanya sdih amat sih...
BalasHapusksian soo onnienya...
thor, you're nyesek!! huwwaa......kasian soo unn. Pkoknya hrus happy ending antara Kyuyoung!!daebak>>
BalasHapusThor sumpah nyesek..
BalasHapusSoo eon jangan nangis terus lah, cari namja lain haha..
Kyu oppa jahat banget, masa' cpt bgt buat gantiin soo eonni..
Poor Soo eonni..
Next part cpt" di publish yah ga sabar ^^
Ya ampun. Pacaran sama victoria?
BalasHapusSepupu-sepupunya pada jahat semua.
Sang pacar Kyuppa juga songong.
Kasihan Syoung unni, nangis terus.
Ditunggu part 3 nya, thor ;)
ya ampun... knapa sedih banget sih??
BalasHapuskyu jangan tega dong?
ish, benci liat vict dan eun gi...
lanjuuutt
nambah seru aja nih tor...
BalasHapuskyu nambah benci ke sooyoung, kasihan sooyoung eonni.. :(
Kasihan bnget ya Soo...
BalasHapusKyu oppa kok gitu sihh...kalau nggak suka cerai aja..
jgn asik seenaknya lakuin gitu ke Soo...
Chingu...tambahin satu lagi peran laki2..biar Kyu cemburu sama Soo...biar sama2 impas...hehehe
huaaaaa,jahat
BalasHapussemuanya jahat ama soo eonn kecuali ibunya kyuhyun sama kim ahjumma
victo ngapain sih kemari
next part d tnggu :)
Aigoooo chingu..dirimu emang spesialis sad story ya..nyesek ke ubun2 (?) ..oh ya tapi endingnya bisakan sad happy ending #eh
BalasHapusHuaaaaaaaaaaaaaaa...
BalasHapusKyu kamu jahat!!!
Please chingu,jangan buat Soo terlalu sakit lama - lama.
buat si KYU EVIL itu bersalah,,
sebenarnya aku pengen nangis cuma ffnya kependekan jaidnya air matanya belum keluar hehehe..
huah si vict jadi pacarnya kyu? demi apa T.T
BalasHapuskasian soo eonni nangis terus huaaa :'(
thor jangan lama2 ya buat mereka kayak gitu, buat uri kyuyoung kita bahagia :)
di tunggu kelanjutannya ^^
Sedih liat penderitaan
BalasHapusSooyoung Eonnie :'(.
kesel deh liat sepupunya Kyu oppa, manas2in Soo eon aja o>.<o dan
kesel itu bertambah karena adanya Victoria. rawr! sebenernye Kyu itu
masih cinta gak sih sama Soo?
lanjut, thor! o^^o
kren bgt.....
BalasHapustop bgt lh...
daebak! nextny d tnggu bgt...
5 thn?! lama jg ya mereka pisah & msh terasa nyesek bgt pas ketemu. makin miris hidup soo pas pacar kyu dtg TT__TT
BalasHapusaigoo~ soo eonni sopan bgt ya, sama kim ahjumma. Semoga kyu nya cepet sadar kalo soo enni itu bukan orang jahat :D
BalasHapusauthornya seneng banget bikin nangis anak orang...... semoga deh ada sesuatu dibalik semua ini, soalnya secara keseluruhan ceritanya belom bisa ketebak atau mungkin emang authornya sengaja bikin penasaran,kelanjutannya ditunggu thor:)
BalasHapusAaaa kasian bgt soo eon T_T itu dibilang pembantu lagi sama vict>< aish.. Next thor
BalasHapusaku nangis bacanya chingu.......hiks
BalasHapusThor!!!! Lanjut!!!! Ini bagus banget... kamar aku banjir gara" baca fanfic ini...
BalasHapus