Title: Impostress
Author: MeydaaWK
Genre: Sad, Romance
Length: Series
Rating: PG14
Poster: UnniKNA
Author Note:
Annyeong Readersdeul~ ^^
Ketemu lagi sama Author penuh kegajean macam saya -____-
Kali ini Author comeback bareng sama Impostress. Mm, adakah yang menantikan ff Author ini? Gak ada ya? Yaudah~ *ngacir
Mian ya readersdeul, Author belum bisa ngepost di wp, soalnya lagi dalam tahap promosi -____- Mian ne ._.v Palingan Author kembali post di wp sampai Maret, ato kalo gak ya April. Masih lama ya?! Mian deh readerdeul :)
Ada yang suka sama EXo fanfiction? Kalo ada, min punya ff yang castnya tuh EXO. Kalo ada yang mau Author share, kalo nggak ya nggak -___-
Oh ya, chapter ini Pra-Endnya loooh, nanti END-nya cepet2 Author post deh, sebagai ganti permintaan maaf Author -___-
Langsung aja ne?
Check It Out!
Happy Reading~
________________
Chapter 5~
Kyuhyun masih mematung sambil memandangi pintu yang diam tak
bergerak, berusaha mencerna semuanya. Jadi, selama ini dia tinggal bersama adik
dari anaenya? Jadi yang selama ini memilihkan baju, memasakkannya adalah adik
dari seorang ANAEnya?!
Kyuhyun hanya bisa mematung. Tak dapat
berkata.
____________
Chapter 6~
Sooyoung berusaha dengan sangat keras
agar air matanya tidak mengalir lagi. Terkadang, kenyataan memang sangat jahat.
Kenyataan sudah membuat hatinya terluka untuk kedua kalinya. Meski Sooyoung
tahu akhirnya akan seperti ini, dia tetap merasakan sakit yang begitu
menyeluruh dan nyata. Sekarang, apa yang harus dilakukannya? Kembali ke
apartemen dan mengatakan dia menyesal lalu dengan pasrah menerima caci maki
dari mulut Kyuhyun? Atau, lebih baik dia terjun dari atap kafe dimana dia
sedang duduk sekarang?
Entahlah. Sooyoung merasa sangat
bingung dan—yeah, menyesal. Dia
menyesal kenapa dia tadi mengakuinya? Padahal, jika dia mau, dia bisa membuat
dirinya sendiri bahagia selama-lamanya. Selama-lamanya, jika dia tidak bertemu
dengan keluarganya. Mustahil. Pasti rasa sakitnya akan semakin nyata jika
kenyataannya terungkap. Dia mungkin akan semakin kesakitan, dan hatinya
perlahan-lahan berlubang. Lalu, dia akan mati.
Sooyoung menggeleng-gelengkan
kepalanya. Dia kembali menyesap secangkir cokelat panasnya. Biasanya, cokelat
bisa membuat perasaannya membaik. Tapi tidak. Sekarang rasanya dia ingin
menghujamkan pisau tajam ke dadanya sendiri.
Mungkin mati adalah pilihan terbaik
sekarang.
Lagi, Sooyoung menggelengkan kepalanya
yang terasa berat. Jika dia mati sebelum bisa meminta maaf pada semua pihak
yang disakitinya, dia pasti akan dikenang sebagai
‘kembaran-tidak-tahu-diri-yang-menyedihkan’ oleh Soojin, dan mungkin Kyuhyun
juga.
Bagaimanapun, Sooyoung masih menyukai
Kyuhyun. Bahkan mungkin sebesar cintanya pada Eommanya dan Appanya. Dalam
artian cinta yang berbeda tentunya.
“Nyonya Soojin?” Seru seseorang
tiba-tiba. Refleks, Sooyoung menoleh. Didapatinya sekretaris Kyuhyun tengah
memasang wajah berbinar di hadapannya.
“Nde,” sahut Sooyoung pendek. Pasti
yeoja di depannya—yeoja yang pernah menumpahkan minumannya di gaun
Sooyoung—tidak tahu bahwa dia bukan Soojin
yang sebenarnya. “Waeyo?”
Seohyun tersenyum manis sambil
meletakkan baki makanannya di atas meja yang sama dengan Sooyoung. “Bolehkah
saya duduk disini?” Tanyanya berusaha sopan.
“Silakan saja. Lagipula saya sudah akan
pergi. Annyeong.” Tegas Sooyoung lalu berjalan menuju kasir, meninggalkan
Seohyun sendirian.
_______________
Dengan perasaan kesal yang membuncah,
Kyuhyun kembali memandangi yeoja di hadapannya—anaenya yang asli—yang tengah
mendorong sebuah koper bewarna dengan santai ke dalam apartemen mereka.
“Mau apa lagi kau?” Gertak Kyuhyun
dengan kesal, sakit hati tepatnya. Dia tidak pernah menyangka kehidupan
cintanya akan berjalan seperti drama.
“Tentu saja tinggal disini. Bukannya
apartemen ini untuk kita berdua?” Tanya Soojin balik sambil memasang wajah
sinisnya yang terbaik.
“Aku tidak peduli. Yang aku tahu, aku
sudah tidak punya anae lagi.”
“Kalau begitu, kau berniat
menceraikanku?! Tidak bisa, tuan Cho Kyuhyun. Aku dan kau tidak bisa
mengingkari bahwa kita sudah terikat. Ingat surat wasiat keluarga?”
“Kalau begitu, kita tidak bercerai.
Tapi juga tidak menikah. Intinya, kau bisa pergi dari sini sekarang.”
Soojin menggeleng dengan tegas. “Kau
yang pergi, atau kita tinggal bersama.” Katanya memberi tawaran yang cukup
sulit untuk Kyuhyun.
Dengan amarah yang meluap, Kyuhyun
langsung berbalik dan berjalan dengan cepat ke satu-satunya kamar yang ada di
apartemen ini. Dia langsung menarik kasar pegangan koper yang sama dengan yang
dipegang oleh adik Soojin beberapa bulan yang lalu. Sialan, decih Kyuhyun jemu. Dia seharusnya tidak mengingat Sooyoung
lagi sekarang. Lagipula, gadis itu dan kakaknya sama-sama sialan.
Kyuhyun kembali mengumpat ketika tidak
berhasil menarik tuxedo formalnya yang telah dikanji dan digantungkan di lemari
oleh Sooyoung. Ingatannya kembali terbang ketika mereka berdua—well, dia dan Sooyoung—menghadiri
pernikahan itu. Lamunan Kyuhyun terhenti ketika Soojin kembali masuk ke dalam
ruangan. Gadis itu pasti sengaja membuat emosinya semakin meluap.
“Sudah selesai? Kalau sudah, cepat
keluar. Aku lelah,” kata yeoja itu sambil memandang Kyuhyun datar.
Sialan, siapa yang SEHARUSNYA mengusir
disini!? Siapa yang seharusnya bersikap menyebalkan sekarang? Kenapa sekarang
ia terlihat seperti seorang nampyeon yang takut kepada anaenya sendiri? Tidak,
sekarang dia tidak sudi lagi menyebut Soojin sebagai anaenya. Gadis itu munafik dan bersikap menyebalkan. Berbeda
seratus delapan puluh derajat dengan adiknya.
Kyuhyun menghela napas dan akhirnya
mengakui bahwa: a) dia memang mencintai Sooyoung, dan bukan Soojin dan b)
Soojin memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan adiknya yang hebat itu.
Setelah semua barangnya masuk ke dalam koper, cepat-cepat Kyuhyun menyambar
mantel tebalnya yang dicantelkannya sendiri dua jam yang lalu, memakainya dan
langsung keluar.
Sejenak, ruangan itu langsung sepi.
Dan Kyuhyun tahu, ruangan ini,
selamanya akan begitu…
___________
“Aku berniat untuk mengambil semua
barangku disini. Aku tahu, pasti kau dan Kyuhyun membenciku. Aku juga, membenci
diriku sendiri.” Kata Sooyoung ketika dia berada di hadapan Yuri secara
langsung.
Yuri memandang Sooyoung sejenak, lalu
menggeleng.
“Aku adalah orang yang professional.
Lagipula, orang professional adalah orang yang bisa membedakan masalah
kehidupan dengan pekerjaan. Jadi, tidak ada alasan untuk kau keluar jika tidak
memiliki alasan yang masuk akal.” Jelas Yuri sambil menjabat tangan Sooyoung.
“Aniya, aku tidak bisa melihat lagi
orang yang sudah kubohongi. Mianhae, tapi aku tidak bisa. Jeongmal
ghamsahamnida sudah menerimaku bekerja disini. Dan mianhae, pasti penyamaranku
men yebalkan dan membuatmu marah sekali.” Tutur Sooyoung sambil menunduk. “Aku
tidak akan pernah muncul di hadapanmu lagi. Tenang saja,”
“Tapi—”
Sooyoung hanya mengangguk, lalu mulai
memberesi hasil desain-desainnya yang berserakan dan memasukkannya ke dalam
ranselnya. Dia berusaha menahan air matanya yang akan mengalir. Tidak, dia
tidak boleh menangis lagi sekarang. Sudah cukup. Semuanya sudah berakhir.
Selesai. Sooyoung menutup ritsleting
tasnya lalu kembali menyandangnya lagi. Dia berhenti untuk membungkuk di
hadapan Yuri—yang bagaimanapun masih lebih tua darinya—sebelum pergi keluar
dari butik itu, kalau bisa, keluar dari dunianya.
Sooyoung menghentikan taksi yang lewat,
lalu menyuruh sopirnya mengantarnya ke rumahnya. Tepatnya, rumah orang tuanya.
___________
Sekali lagi, namja itu menuangkan isi
botol itu ke dalam gelas mungil di hadapannya, sebelum meminumnya. Kepalanya
yang pusing berdenyut-denyut. Pandangan matanya mengabur dan hanya menyisakan
bayang-bayang semu. Bibirnya terangkat hanya untuk mengatakan sesuatu yang
tidak jelas. Matanya yang lelah dan merah dipenuhi oleh bayang-bayang
seseorang.
“Tidak lagi!” Serunya tanpa memedulikan
dimana dia berada. Orang-orang yang berada di dekatnya sama sekali tidak
memandangnya, memutuskan mengacuhkannya. Sudah pemandangan biasa jika orang
mabuk mengatakan sesuatu yang tidak berdefinisi.
Seorang yeoja dengan mata lebar menghampiri
namja itu. Senyum tipis yang sinis tampak di bibirnya. Dengan cepat, dia duduk
di kursi di dekat namja itu. Lalu mulai menjalankan rencananya.
“Astaga, Tuan Cho Kyuhyun! Kenapa anda
berada disini?!” Seru yeoja itu berpura-pura kaget, namun dari bibirnya tetap
tercetak sebuah senyum. Dia sudah bisa mencium bau-bau keretakan hubungan
seorang Cho Kyuhyun dengan anaenya. Lihat sampai dia berhasil membuat Cho
Kyuhyun hancur. Lihat saja.
Kyuhyun—namja itu—hanya mengeluarkan
lenguhan malas dari bibirnya. Lalu tangannya yang kosong mulai meraba-raba ke
sembarang arah. Dan berhenti di atas tangan gadis itu.
Great,
bisik gadis itu pada dirinya sendiri. Ayo lakukan lebih, maka dengan cepat rencanaku
akan berjalan sangaaaaat lancar.
“Tuan, apa yang tuan lakukan!?” Gadis
itu berpura-pura bodoh dan memasang wajah ngeri. Dia langsung berusaha menarik
tangannya di bawah tangan Kyuhyun, tepat saat Kyuhyun mencondongkan mulutnya
menuju bibir gadis itu.
Dengan cepat, gadis itu mengacungkan
jari jempolnya ke arah gadis lain di kejauhan. Tepat ketika bibir Kyuhyun mulai
menempel di bibir gadis itu, blitz langsung
menyala dari kejauhan…
Sementara gadis dengan kamera di
tangannya tersenyum dengan sangat sinis dan jahat..
___________
“Apa-apaan ini!?” Seru Sooyoung ketika
Victoria menyodorkan Polaroid-polaroid dengan objek Kyuhyun dan seorang yeoja
yang sedang berciuman. Tadi, dia bertemu dengan Victoria ketika mereka berdua
berada di halte bus.
“Apakah kau tidak merasa marah melihat
adanya perselingkuhan disini?” Tanya Victoria sambil tersenyum. “Lihat, kau
lihat ekspresi yeoja yang dicium oleh Kyuhyun. Biasa saja, kan? Itu artinya,
dia dan Kyuhyun memang memiliki sebuah hubungan yang tidak biasa,”
“Memangnya, apa peduliku?” Tanya
Sooyoung dengan senyum menghias di bibirnya sambil menatap Victoria. Dia tahu
tidak mungkin Kyuhyun melakukan hal sekeji itu. Pasti yeoja di depannya ini
sudah menjebaknya. Pasti.
“Hei, Nyonya Cho! Apa kau dan tuan
Kyuhyun bukan suami-istri?! Apa kau tidak punya perasaan?! Seharusnya, kau
merasa marah dan sakit hati lalu mendiamkan Kyuhyun, dan kalian akan bercerai!”
“Kau membongkar semua rahasiamu
sendiri, Nona Song. Tapi, dengar, aku tahu bagaimana rasanya ketika cinta kita
tidak terbalas dan bahkan orang yang kita cintai malah menikah dengan orang
lain, aku tahu rasanya bagaimana ketika melihat orang yang kita cintai
bermesraan dengan yeoja lainnya. Aku tahu bagaimana rasanya. Tapi aku mencoba
merelakan. Bukan cinta namanya jika kau memaksa dia berada di sampingmu. Yang
seharusnya kau lakukan adalah merelakan. Kau harus mulai merelakan, mulai
sekarang, lagipula, rasanya pasti menyedihkan sekali apabila kau sudah berhasil
mendapatkan orang yang kau cintai itu, tapi cinta orang itu bukan untuk kita.”
Tutur Sooyoung panjang lebar. “Mulai sekarang, kuharap kau mengerti apa arti
mencintai, dan dicintai. Kau harus bisa merelakan Kyuhyun untuk orang lain.
Mengerti?”
“…”
“Dan, satu lagi, aku minta maaf jika
kata-kataku terlalu kasar waktu itu. Aku hanya kesal, dan cemburu. Itu saja,
tolong maafkan aku.” Lanjut Sooyoung, kali ini dia langsung bangkit dan
meninggalkan Victoria sendiri. Membiarkan gadis itu merenungkan kesalahannya
karena sudah berusaha menghancurkan hubungan orang lain.
Selepas kepergian Sooyoung, Victoria
mengeluarkan ponselnya dengan air mata yang mengalir. Dia segera menekan speed-dial nomor Seohyun.
“Yeoboseyo?”
Sapa Seohyun disana.
“Mulai sekarang, kita hentikan semua
aksi menghancurkan kita. Mulai sekarang, kita hidup sebagai orang baik. Bukan
orang yang berpura-pura baik. Uangmu akan segera kukirim,”
Klik. Victoria sudah mematikan
sambungan telepon sebelum Seohyun menjawab sepatah katapun.
Sooyoung benar, memang seharusnya dia
mulai merelakan. Merelakan sesuatu yang memang bukan miliknya dan takdirnya.
__________
Soojin menatap ke sekeliling
apartemennya. Lengang sekaligus sepi. Dia heran kenapa Sooyoung dan Kyuhyun
bisa tinggal di tempat sesepi ini. Tapi, jawaban dari pertanyaan itu sudah ada
di pikirannya. Karena sepertinya Sooyoung
berhasil membuat Kyuhyun jatuh cinta dengan kepolosan dan kepintarannya dalam
berumah tangga. Pasti apartemen ini awalnya ramai dan ada kebahagiaan di
setia sudut-sudut bangunannya. Bahagia, sebelum dia datang.
Satu hal yang perlu ia ingat, dia yang
menghancurkan hubungan kebahagiaan yang tidak bisa dia jelaskan antara Kyuhyun
dan adiknya. Semua orang—bahkan yang baru melihatnya—pasti tahu kalau Kyuhyun
dan Sooyoung saling menyukai, atau bahkan mencintai. Dan Soojin tahu sekali bahwa
Kyuhyun tidak suka melihatnya, bahwa diam-diam Sooyoung juga menyesal telah
membongkar semuanya.
Soojin menyenderkan kepalanya ke pintu
dan berusaha meresapi semuanya yang terjadi, dan bagaimana solusinya. Otaknya
buntu. Kenapa ini semua terjadi?! Jika dia tahu kejadiannya akan seperti ini,
dia pasti melarang Sooyoung membongkar segalanya. Tapi, apa yang bisa dia
lakukan sekarang?
Entahlah.
__________
Dengan napas memburu, Kyuhyun meninju
bantalan yang digantung di depannya. Inilah gunanya olahraga tinju sebenarnya,
bisa membuat emosinya tersalurkan. Kemarin Kyuhyun mendapat e-mail dari
Sooyoung yang berisi permintaan maaf dan menyesal telah melakukan hal itu
kepadanya. Lalu, Sooyoung juga bilang bahwa dia tidak akan muncul lagi di
hadapannya.
Sekarang, bagaimana mungkin dia bisa
hidup tanpa melihat sosok yang dicintainya lagi? Memang, awalnya Kyuhyun enggan
mengakui bahwa dia memang menyukai Sooyoung yang sederhana dan apa adanya. Dia
harus melewati pertengkaran batin dulu sebelum akhirnya sampai pada kesimpulan
bahwa dia memang mencintai Sooyoung, bukan sebagai adik ipar, melainkan sebagai
seorang namja kepada yeoja. Kyuhyun tidak tahu kenapa itu bisa terjadi.
Dug!
Sekali lagi, tinjunya kembali melayang
ke arah bantalan itu dengan keras dan mantap. Napas Kyuhyun pendek dan memburu,
dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Apakah dia
harus mengakui perasaannya kepada seluruh keluarganya, lalu bercerai dan
menikah dengan Sooyoung?! Tidak mungkin, pasti seluruh keluarganya akan menolak
dengan keras dan menghapus namanya dari daftar keturunan. Itu bisa gawat. Lalu,
apakah Kyuhyun harus menghabiskan sepanjang hidupnya dengan meratapi kenyataan
bahwa dia hanya bisa hidup dengan seorang yeoja sialan tanpa bisa mengekangnya
dan mencari yang lainnya?! Tidak. Dia tidak akan sanggup melakukan hal itu.
Tidak akan bisa, kecuali jika hatinya mati.
Mmm, kematian.
Kenapa kematian tidak menyerangnya
sekarang juga!? Kenapa harus menunggu lama lagi? Sepertinya, ini saat yang
tepat.
Tidak, tidak. Itu pikiran yang sangaaat
bodoh. Memangnya hidupnya hanya berisi dengan seorang yeoja?! Dia bisa menyibukkan
dirinya sendiri dengan pekerjaan, dan malamnya, dia bisa pergi ke bar dan
menghabiskan semua uangnya dengan mabuk. Bisa di pertimbangkan.
“Kyuhyun-ah!” Seru seseorang yeja, yang
membuat Kyuhyun refleks menoleh. Dia melihat kakak perempuannya sedang berdiri
di ambang pintu sambil mengacung-acungkan air mineral dan handuk kecil. “Ayo
cepat kesini! Semua orang sedang menuju ke apartemenmu! Tapi kenapa kau malah
disini?”
Kyuhyun berhenti meninju dan
menghampiri kakaknya. Dia segera mengambil alih handuk dan botol air itu, lalu
meneguknya dalam dua kali tegukan.
“Aku punya banyak sekali cerita untuk
Noona.” Katanya pendek. “Ayo duduk di ruang kerjaku.”
Ahra mengerutkan keningnya, tapi tak
urung dia mengikuti langkah lebar Kyuhyun.
“Noona, anaeku sendiri menipuku.”
“Menipu?! Apa dia merampas semua uangmu
dan membuatmu miskin?!”
“Noona jangan mengada-ada. Dia
benar-benar menipuku.”
“Ayo, duduk disini dan jelaskan
pelan-pelan, supaya aku paham.”
“Anaeku dan adiknya bertukar tempat.”
Kata Kyuhyun mengawali ceritanya. “Jadi, yang selama ini bersamaku adalah—bukan
anaeku—melainkan adiknya, Choi Sooyoung.”
“MWO?!”
__________
Dengan bingung Soojin menatap rombongan
keluarganya sekaligus keluarga Kyuhyun yang tengah memandanginya dengan sama
bingungnya.
“Dimana Kyuhyun?” Tanya Nyonya Cho
sambil memandangi Soojin. “Apa dia tetap berangkat kerja?! Dasar, tidak
perhatian sekali kepada anaenya sendiri. Apa dia bersikap kasar padamu,
Soojin-ah?”
“A-aniya. Semuanya baik-baik saja. Dan—well—Kyuhyun memang sangat sibuk, jadi
dia jarang berada di rumah. Mmm, biar aku meneleponnya Eommonim. Eommonim dan
yang lainnya duduk saja,”
Buru-buru Soojin berlari menuju dapur
dan mengeluarkan ponselnya. Bukannya keluarganya bilang akan pulang akhir
tahun?! Kenapa pulang secepat ini?! Soojin segera mencari kontak Kyuhyun. Sial,
ponsel Kyuhyun tidak aktif.
“Soojin-ah, eoddiga?!” Terdengar suara
Eommanya yang begitu dikenalnya.
“Mm, disini Eomma.” Kata Soojin sambil mengayunkan
tangan kanannya.
Nyona Choi segera memasuki dapur dan
mendapati bahwa dapur tertata dengan sangat rapi dan sayuran belum matang dan
beberapa makanan lainnya tertata di dalam kulkas.
“Hmm, siapa yang melakukannya, Soojin?
Kau?”
“Ah emm, tentu saja. Siapa lagi kalau
bukan aku,” sahut Soojin berbohong. Padahal dia tahu sekali Sooyoung yang
melakukan semuanya. Padahal, dia belum sama sekali menginjak dapur.
“Kimchinya lezat. Kau masak yang banyak
lagi, ne? Eomma akan membuatkan minuman.”
Alarm kebakaran seolah berbunyi di
kepala Soojin. Bagaimana ini?! Padahal, dia tidak pernah bisa memasak! Bahkan
memasak nasi gorengpun dia tidak begitu lancar. Dan sekarang, dia harus memasak
kimchi untuk seluruh keluarganya sekaligus keluarga Kyuhyun?! Ini gila!!
__________
Dengan sebelah tangannya yang
menganggur, Sooyoung menarik keluar ponselnya dari dalam tas selempangnya yang
terletak persis di kanannya. Tanpa menatap siapa yang menelepon, dia langsung
menekan tombol yes.
“Yeoboseyo?” Serunya dengan suara pelan.
“Sooyoung-ah,
eoddiga? Ayo cepat ke apartemen baru kakakmu, apakah kau tidak merindukannya
dan merindukan Eomma dan Appa?”
“E-eomma… Ah, aku kesana lain kali
saja. Aku sedang sibuk sekali,”
“Ayolah,
Choi Sooyoung. Pokoknya kau harus kesini. Cepat.”
Klik. Eomma-nya sudah memutuskan
hubungan telepon, dan sekarang hanya tinggal dirinya sendiri dengan ponsel dan
kertas-kertas sampah yang berserakan dimana-mana. Sooyoung menghela napas
kesal. Eomma-nya memang suka sekali mengancam dan mematikan sambungan telepon
secara sepihak. Benar-benar mengesalkan.
Tiba-tiba, ponsel yang masih
dipegangnya berbunyi dengan keras. Sooyoung hampir terlonjak mendengarnya,
segera dia angkat telepon tanpa-nama itu.
“Yeoboseyo
Sooyoung-ah. Cepat kesini, toloong cepat kesini!”
Klik. Telepon kembali mati sebelum
Sooyoung mengatakan sepatah katapun.
“Argghhh~”
___________
Mobil mewah tersebut memasuki area
parkir yang sangat luas. Kyuhyun memarkirkan mobilnya itu ketika sampai di
parkiran lantai lima. Lalu, dia membuka kunci mobil, dan segera keluar setelah
sebelumnya menarik lengan kakaknya.
“Cepat, Noona. Aku punya urusan yang
harus kusampaikan kepada semuanya.”
Ahra hanya menatap Kyuhyun heran. Dia
tidak mengerti jalan pikiran adiknya itu sedikitpun.
Meskipun sudah tinggal bersama Kyuhyun sejak dua puluh empat tahun yang lalu.
Suara high heels yang dikenakan Ahra bergema di setiap lantai kayu yang
tidak tertutupi karpet.
“Kyuhyun-ah, sekali ini saja, tolong
jangan membuat semuanya hancur lebur. Aku tahu kau marah, tapi tolong sekali
ini saja, jangan membuat Eomma atau Appa atau keluarga Choi marah besar
kepadamu. berlaku baiklah. Dan, well,
semoga rencanamu tidak seburuk yang kukira.”
Kyuhyun hanya tersenyum mendengar
celotehan kakaknya yang terkadang tidak penting. Tapi, mungkin rencananya ini
benar-benar akan menghancurkan segalanya…
T B C
Heheh, gimana readers? Menarikkah? Ato malah ancur?! Seancur-ancurnya, jangan jadi SIDER ya? ^^
Ghamsahamnida ^^
Annnyeonghaseyo~
d.part ini alur.y kecepeten thor terus pendek,
BalasHapuspart selanjut.y mohon d.panjangin y thor, fighting :D
semoga kyuhyun oppa mau ngaku klw dia cinta sama soo unnie,,.,..,
BalasHapusd tunggu part selanjut x,.,.,
annyeong..
BalasHapusmianhae aku baru comment di part ini thor.
1. aku baca ff ini lewat hp, dan hp aku susah buat me log-in email ku sendiri.
2. pas bbrp part yang di publish d blogspot, aku bingung gmn harus comment (dan krn msh lewat hp)
tp sekarang, aku udah on d lepi, jd bisa comment sepuasnya di part ini. Jeongmal mianhae thor, krn baru comment sekarang. mianhae.
ff ini tuh, daebak bgt dah!
emosi aku ditarik-ulur. trkdang senang, trkadang sedih, trkadang kesal.
author daebak!!
buat part akhirnya bagaimana thor?
mksud rncana Kyu apa?
apa soo eon jadi datang ke apatemen? (wish)
next part ditunggu thor.
sekali lagi, jeongmal mianhae yah thor..
wahhhh......thor, harus cepet-cepet dan palliwa post selannjutnya. Pkoknya palliwaaaaaaaaaaaa. Daebakk!! author jjang!! kalo udah end bkin sequelnya ya.....
BalasHapusGmna nasib kyuyoung ...
BalasHapusSoojin trjebak #hehehe
ap yg mau d lkuin kyu
Soo bkal dtg gk yh
ditunggu klnjutannya
Ddaebak thor..
BalasHapusWaah udh mau end nih bakal rindu sma ff ini:"
Next partnya cepetyaa^^
Hwaiting
Wah bagus thor :)
BalasHapusnext part d tunggu :)
huaaah baru bacaXD aaa jadi deg2an gimana endingnyaa sumpah ceritanya bener2 gabisa ditebak bikin penasaran,kata2nya keren aah daebak deeh nextnya ditunggu ya:)
BalasHapuskyuppa merencanakan apa sih??
BalasHapuskenapa jd soo eonni yg menderita???
next part d tnggu :)
Jangan cepet ending donk
BalasHapusSeru bgt dh crt nya
nomu"daebak author ^^
Daebakk ....
BalasHapusKelanjutan nya d tunggu bgtt ..
Fighting thor ...
pnsran....
BalasHapusdaebak author...
bkin geregetan nie ff....
wah.. soojin terlalu.. lgss bikin semua runyem. sampe kyu pergi dr apartemennya sendiri -__-
BalasHapuspokoknya soo hrs dtg biar seru ketegangan keluarganya XD & siapa tau kyu malah nyatain cinta ke soo di dpn semua keluarganya
Kyuyoung jjang
BalasHapusbingung mau coment .. pokoknya daebak eon
BalasHapusomo rencana apa itu?
BalasHapustitanium watches - TI TI - TITIAN TIGERIAN TI
BalasHapusTINTI watches. TINI watches. TINTI watches. titanium strength TINI titanium dog teeth implants watches. TINI watches. TI titanium grades watches. TINI watches. TI 2021 ford escape titanium hybrid watches. titanium flask TINI watches. TINI watches.