Rabu, 23 Januari 2013

Impostress [Chapter 4]


Title: Impostress

Author: JustBaekhyun or MeydaaWK


Cast: Find It by YouSelf

Genre: Romance

Length: Series

Poster: UnniKNA
 
Rating: PG14

Author Note:

Annyeong ^^
Akhirnya Author bawa nih ff, mian ya Auhtor lanjutnya lama :(
Oh ya, tolong ya setelah baca ini, komen di blogspot Author. Kalian gak usah pake nama asli kalian gak apa2 kok. Gak perlu buat akun juga ^^
Langsung aja deh. Chapter ini lumayan panjang lho, jadi RCL ya ^^
Check It out!
Happy Reading~

______________

                                            Author POV

Kyuhyun terbangun keesokan harinya mendengar ada gedoran di pintu apartemennya yang terbuat dari kayu yang kokoh. Dia menatap Sooyoung yang tengah menutup matanya dan bernafas dengan teratur. Kyuhyun menyibakkan selimut tebal itu, lalu keluar untuk melihat siapa yang menggedor-gedor pintu apartemennya sepagi ini.
Sebelum membukakan pintu, Kyuhyun mengecek interkom dulu. Dia melihat seorang yeoja dengan raut muka penuh amarah. Kyuhyun tidak tahu penyebab orang itu marah.
Kyuhyun memutar kunci di pintu itu, dan pintu kayu itu langsung terbuka.
“Siapa kau?” Tanya Kyuhyun dengan heran.
“Aku teman Summer, sekarang, mana Soojin?!”
“Dia masih tidur, kalau kau ingin bertemu dengannya, silakan datang setelah siang. Kami sibuk.”
“Jangan cerewet,” kata yeoja itu—yang sebenarnya adalah teman Soojin yang asli.
“Kau yang cerewet!” Bentak Kyuhyun sambil menutup pintu kasar di hadapan yeoja itu. Dia menatap yeoja itu dari interkom. Yeoja itu tampak marah dan menendang-nendangkan kakinya di pintu apartemennya. Percuma saja, toh pintu itu terbuat dari kayu yang benar-benar terjamin.
Setelah memastikan yeoja itu pergi, Kyuhyun memutuskan untuk membangunkan Sooyoung. Tidak biasanya gadis itu bangun siang begini. Biasanya Kyuhyun yang bangun lebih siang.
“Soojin-ah, kajja bangun! Bukannya kau harus bekerja.”
Sooyoung menggeliat-geliat dengan pelan. Kepalanya terasa sangat sakit dan berdengung. Dia memaksakan untuk membuka matanya yang terasa berat.
Kyuhyun melihat ada yang tidak beres dengan wajah Sooyoung yang pucat refleks memegang dahi Sooyoung. Seketika, tangannya langsung terasa panas.
“Soojin-ah, gwenchanayo?” Serunya dengan kaget dan khawatir.
“Ggwenchana.” Sooyoung menyahut terbata, matanya memancarkan rasa sakit. Entah itu karena apa. Berulang kali Sooyoung mengerjapkan matanya, berusaha membuat matanya terbuka dengan sempurna dan dapat melihat dengan jelas.
“Kau sangat panas, kita harus ke dokter nanti. Sekarang, kau tidur dulu. Nanti aku akan menelepon Yuri dan mengatakan kau sedang sakit. Aku akan membuatkanmu bubur.” Jelas Kyuhyun sambil menyelimuti tubuh Sooyoung dengan selimut tebal yang panas, lalu bergegas menuju dapur. Kyuhyun mendapati masih ada sesuatu untuk dimakan. Dan dia memutuskan untuk membuatkan Sooyoung bubur dan teh hangat.
Setelah beberapa menit berkutat di dapur—yang bukan kebiasaan Kyuhyun—Kyuhyun membawa baki berisi mangkuk dan gelas itu ke kamar. Dilihatnya Sooyoung tengah menggigil.
“Soojin-ah, kajja, kau harus makan dulu.” Panggil Kyuhyun, sambil meletakkan baki itu di atas nakas, memandangi Sooyoung, gadis itu membuka matanya dengan berat, lalu menutupnya lagi karena silau. “Gwenchana, aku akan mematikan lampu.”
Setelah lampu mati, Sooyoung membuka matanya.
“Nah, ayo duduk. Kau harus makan,”
“Nde..” sahut Sooyoung lalu berusaha duduk bersandar di tempat tidur. Dia pasti kelelahan dan menjadi demam. Kyuhyun menyodorkan sendok berisi bubur ke mulut Sooyoung, berusaha menyuapinya.
Setelah bubur itu habis, Kyuhyun buru-buru memberikan gelas berisi teh panas itu ke tangan Sooyoung.
“Pelan-pelan, ini mungkin sangat panas. Semoga demammu sedikit menurun,” jelas Kyuhyun sambil memegangi tangan Sooyoung.
“Mianhae—”
“Mwo? Untuk apa?”
“Aku—aku begitu merepotkanmu…”
Mata Kyuhyun sontak membulat, “Soojin-ah, kau ini anaeku. Dan sudah kewajiban seorang nampyeon untuk menjaga anaenya,”
Tanpa sadar, air mata Sooyoung mengalir, sontak dia memeluk Kyuhyun. Namja itu tampak kaget, tapi lalu dia mengelus-elus punggung Sooyoung dengan sayang. Beberapa menit kemudian, gadis itu sudah melepaskan pelukannya—yang sebenarnya agak disesalkan Kyuhyun.
“Hari ini kau istirahat dulu, aku akan meminta cuti sehari dan memanggil dokter keluarga. Eomma dan Eommonim pasti khawatir.”
DEG.
Sontak, jantung Sooyoung berdegup. Orangtua?! GAWAT!
“Ani, ani. Jangan bilang pada mereka, kau dengar? Jangan bilang pada mereka!”
“Ne, ne. Kau pasti tidak ingin membuat mereka khawatir. Sudahlah, kau istirahat saja. Aku janji tidak akan memberitahu Eommonim.” Kata Kyuhyun akhirnya sambil beranjak pergi. “Aku akan menelepon Yuri,”
“Ne,”
Kyuhyun berjalan menuju ruang kerjanya—dimana ponselnya tertinggal. Dengan cepat diraihnya ponselnya yang bewarna hitam metalik itu, lalu mencari kontak Yuri. Saat sudah menemukannya, Kyuhyun segera meng-klik tombol ‘yes’. Beberapa detik kemudian, suara cempreng Yuri terdengar.
“Wae Kyuhyun-ah?” Seru yeoja itu.
“Cih, berlebihan sekali.” Komentar Kyuhyun. “Soojin tidak berangkat hari ini. Dia sedang sakit,”
“Mwo?! Sakit?! Sakit apa?!”
“Tidak tahu, baru saja aku akan menelepon dokter keluarga. Jadi, well, Soojin tidak bisa berangkat bekerja hari ini, dan mungkin dua hari ke depan. Sampai sakitnya benar-benar hilang.”
“Arraso. Nanti setelah bekerja kujenguk.”
Kyuhyun mengangguk—hal yang bodoh, karena Yuri tidak akan bisa melihatnya—dan menutup telepon. Kyuhyun lalu kembali membuka kontak, tapi kali ini mencari kontak dokter keluarga.
“Annyeonghaseyo, Dokter Park disini…” kata Dokter Park dengan suara baritonnya. “Ada apa, Kyuhyun-ah?”
“Dokter, tolong segera ke apartemen saya. Anae saya sakit.”
“Ne, saya kesana.”
Klik.
Kyuhyun mengantongi ponselnya, lalui beranjak masuk ke kamar untuk melihat keadaan Soojin sekaligus mandi. Gadis itu tertidur, rupanya. Kyuhyun menghampirinya untuk menaikkan selimut tebal yang dikenakan gadis itu. Setelahnya, Kyuhyun mencari pakaian yang nyaman sekaligus sopan, lalu masuk ke kamar mandi.

Sial, tidak seharusnya dia begini! Rutuk Sooyoung dalam hati. Dia tidak tertidur, hanya berpura-pura tidur. Kepalanya seakan-akan terbuat dari baja terberat di dunia, susah sekali menggerakkannya, apalagi jika digunakan untuk berpikir.
Well, mungkin benar. Tidur adalah pilihan terbaik.
Jadi, Sooyoung memutuskan untuk tidak berpura-pura lagi. Dia mencari posisi yang benar-benar nyaman, lalu menutupi tubuhnya yang demam dengan selimut halus yang tebal itu.
Satu menit… Sooyoung menghitung bintang
Dua menit… Sooyoung menatap atap
Lima menit… Sooyoung tertidur.

______________

“Bagaimana analisis dokter?” Tanya Kyuhyun pada Dokter Park yang sedang menulis resep.
“Gwenchana. Jangan khawatir. Nyonya Cho Soojin hanya kelelahan, tubuhnya dan pikirannya terlalu diforsir mungkin, sehingga menjadi demam dan sakit kepala. Tapi, mungkin setelah meminum obat, rasa sakitnya berangsur-angsur menghilang. Kau tenang saja.”
Kyuhyun mengangguk, lalu kembali masuk ke kamarnya setelah menerima resep dokter Park, sementara dokter Park sendiri keluar dari apartemen mereka.
Dilihatnya Soojin tengah tertidur. Mungkin efek obat sakit kepala yang tadi diberikan dokter mulai beraksi. Kyuhyun menghampiri tubuh Sooyoung yang tertidur dengan tenang. Jari kanannya bergerak menelusuri wajah Sooyoung yang chubby. Dia tidak tahu apa yang terjadi padanya. Apakah cinta, atau hanya sekedar sayang dan suka. Tapi yang Kyuhyun tahu, dia begitu menyanyangi sekaligus mengkhawatirkan Sooyoung saat ini. Jari telunjuk Kyuhyun berhenti di bibir Sooyoung. Rasanya, bibir itu selalu tampak menggoda di matanya.
Diam-diam, Kyuhyun berharap bibirnya bisa menyentuhnya.
Aissh, Kyuhyun-ah! Kenapa pikiranmu kotor sekali! Rutuk Kyuhyun dalam hati. Untuk menghilangkan pikiran negatifnya itu, Kyuhyun segera keluar dari kamar. Satu ruangan bersama Soojin bisa membuatnya benar-benar berpikir negatif. Bahkan mungkin lebih parah daripada ini.

______________


Sooyoung terbangun ketika merasakan cahaya matahari yang panas menyentuh wajahnya. Dibukanya matanya, dia masih ada di kamar seperti tadi pagi. Kemana Kyuhyun?
Sooyoung segera turun dari tempat tidur dan memegangi nakas ketika kepalanya terasa berdenyut. Langkahnya sedikit sempoyongan, seperti orang mabuk. Setidaknya, keadaannya lebih baik daripada tadi, sebelum meminum obat. Dengan pelan, Sooyoung melangkahkan kakinya menuju dapur. Dia haus.
Sesampainya di ruang TV, Sooyoung mendapati sebuah kertas bertengger dengan manis disana. Dengan pelan, Sooyoung meraihnya dan mulai membaca. Soojin-ah, aku pergi ke kantor. Ada rapat yang sangat penting yang harus kuhadiri. Aku sudah memesan makanan, kau tinggal makan saja. Nanti aku akan pulang secepatnya. CK.
Sooyoung tersenyum tipis, lalu meletakkan kertas itu kembali dan berjalan menuju dapur. Dia tidak pernah menyangka bahwa ternyata Kyuhyun sosok yang sangat perhatian dan pengertian begini.
Ini bukan posisinya.
Tiba-tiba kalimat itu menghanguskan senyum Sooyoung. Kyuhyun perhatian bukan untuk dirinya yang asli, tetapi untuk Soojin. Senyumnya langsung menguncup.
Apa salahnya kalau ia menikmatinya sekali-kali dan berhenti memikirkan tentang kesalahan posisi itu? Tanya Sooyoung dalam hati, dia meraih gelas bening di rak dan mengisinya dengan air putih dingin yang diambilnya dalam kulkas. Mungkin karena efek air dan obat, kepala Sooyoung berangsur-angsur pulih. Meski masih berdenyut, tapi setidaknya sakitnya tidak separah tadi.
Sooyoung meletakkan gelas bekas itu ke wastafel dan berjalan menuju ruang keluarga. Semoga ada acara televisi yang bagus untuk dilihat dalam keadaan pusing begini. Sooyoung meraih remote-control di atas meja dan mengganti channel beberapa kali, sampai dia melihat acara yang cocok, lalu memutuskan untuk melihat itu saja.
Bel berdentang beberapa kali, Sooyoung menggeliat malas, lalu berusaha bangun dari duduk nyamannya di sofa buatan Itali itu, kemudian melesat menuju pintu utama di apartemen mewahnya. Sooyoung menatap intercom di depannya, ada Yuri di depan pintu. Dengan semangat Sooyoung membukakan pintu, setelah mengetik nomor kombinasinya.
“Soojin-ah?! Gwenchanayo? Apa kau baik-baik saja?!” Seru Yuri ketika melihat Sooyoung yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.
“Gwenchana. Kepalaku hanya pusing sedikit tadi. Mungkin karena terlalu kelelahan. Padahal, aku tidak melakukan hal yang sangat berat, lho.” Jelas Sooyoung panjang kali lebar. Dia mempersilakan Yuri masuk ke dalam apartemennya yang hangat.
“Ini pertama kalinya aku melangkahkan kaki ke dalam sini,” kata Yuri sambil mengempaskan tubuhnya ke sofa. “Apa kau senang tinggal disini?”
“Lumayan, disini menyenangkan. Aku punya banyak kegiatan, jika tidak, aku bisa menonton televisi atau membaca buku, atau tidur.”
“Dasar tukang tidur. Kyuhyun dimana?”
“Mmm, dia sedang pergi menghadiri rapat penting.”
“Dasar, dia itu memang benar-benar tidak perhatian,” rutuk Yuri sambil menendang karpet tebal di bawahnya.
“Aniya, tadi dia sempat membuatkanku makanan dan memesankan makanan sehat dari restoran apartemen. Apa kau sudah makan? Ayo, temani aku makan.” Ajak Sooyoung sambil tersenyum.
“Hmm, kalau begitu kebetulan. Ayo cepat, aku juga sangat lapar. Aku bahkan belum sarapan…”
Sooyoung tersenyum, lalu mengangkat kakinya dan menyeret Yuri menuju dapur dimana baki berisi makan siang yang dipesankan Kyuhyun berada. Sesampainya di dapur, Sooyoung langsung meletakkan baki itu di tengah-tengah meja makan dan menyiapkan minuman.
“Kau mau limun?” Tanya Sooyoung sambil menyiapkan dua gelas kaca tanpa gagang. “Aku punya limun, kopi, dan teh, kalau kau mau salah satunya.”
“Limun saja, aku haus.” Kata Yuri tanpa malu, dan menatap sekeliling ruangan. “Siapa yang membersihkan apartemen ini setiap harinya?”
Sooyoung tersenyum tipis. “Menurutmu, apa aku pernah mencari pembantu?” Tanyanya.
Well, artinya kau yang membersihkan semuanya?” Tanya Yuri, sambil memegangi rak-rak di dapur yang mengkilap. “Kau membersihkan rumah sekaligus bekerja di butikku?!”
“Ne, memangnya kenapa?” Tanya Sooyoung sambil menaruh dua gelas itu di atas meja, di samping baki. “Kajja makan, kau bilang kau lapar.”
Yuri kembali duduk dan menatap spageti carbonara di baki, “Kyuhyun memesannya?”
Sooyoung mengangguk, menyuapkan helai-helai spageti ke dalam mulut. “Rasanya agak aneh, ya? Aku memang tidak begitu suka dengan koki di restoran apartemen ini. Masakannya tidak sesuai dengan lidah orang Korea.”
“Hmm…”

_________________

Soojin memegangi ponselnya dengan bingung. Sudah beberapa minggu ini—hampir sebulan—dia meninggalkan adiknya bersama penyamaran atas nama dirinya. Kekhawatiran menyelimutinya. Bukan apa-apa, tetapi entah kenapa, adiknya menolaknya.
Soojin kembali menatap ponselnya, mencoba menghubungi ponsel Sooyoung—adiknya. Masih tidak aktif.
“Sudahlah, Soojin-ah. Berhenti berputar-putar di depanku, kepalaku pusing.” Seru Yoori, temannya—yang tadi pagi melabrak ke apartemen Kyuhyun. “Lupakan saja adikmu itu. Kita bisa pergi ke luar negeri.”
“Bukan begitu, Yoori-ah.” Ujar Soojin bingung. “Aku khawatir kalau-kalau keluarga Kyuhyun dan keluargaku mengetahui kebohongan yang kulakukan. Bagaimanapun, ini semua adalah rencanaku. Dan aku yang seharusnya bertanggung jawab jika terjadi apa-apa.”
“Soojin-ah, kenyataannya, adikmu menolak. Kau tahu, dia menolakmu. Itu artinya, kau bisa pergi bersama kami,”
Soojin kembali menggeleng dengan bingung. Kepalanya pusing. DIa bingung harus melakukan apa, apakah harus kembali dan mengakui semuanya di depan Kyuhyun?! Atau membiarkan semuanya tetap berjalan, seperti air, hingga sampai di ujung?
“Soojin yeobo, kajja kita keluar…” ajak namjachingu Soojin sambil menggandeng Soojin, tidak memedulikan Yoori yang menatap keduanya kesal.

__________

“Soojin-ah?” Seru Kyuhyun ketika masuk ke dalam apartemen yang sepi. Kyuhyun melepas sepatunya, melepas mantel dan memasukkannya ke dalam ruangan penyimpanan mantel di depan. Setelahnya, Kyuhyun kembali memasuki apartemennya, mencari Sooyoung.  Dilihatnya gadis itu sedang duduk bersama Yuri di depan televisi, mungkin menontong film.
“Ya, kenapa mendiamkanku?!” Seru Kyuhyun sambil mencari posisi yang strategis di samping Sooyoung.
“Oh, mian. Aku tidak tahu kalau kau sudah pulang.” Ujar Sooyoung sambil menggeser duduknya supaya Kyuhyun bisa duduk di sampingnya. “Kau sudah makan?”
Kyuhyun menggeleng.
“Baiklah, aku akan memasak.”
“Tapi kau kan sedang sakit!” Protes Kyuhyun langsung. “Ayo kita pesan lagi saja.”
“Aniya, masakannya tidak enak. Lagipula, aku sudah merasa baikan. Aku akan memasak saja.” Kata Sooyoung, bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur.
“Soojin benar-benar tipe gadis idealmu ya?” Bisik Yuri sambil mengerling.
“Memang. Aku begitu menyukainya. Padahal, awalnya kukira kami tidak pernah cocok. Dia berubah, kau tahu.”
“Mwo? Berubah? Bagaimana maksudmu?”
“Dulu Soojin yang kukenal sebelum menikah tidak begini. Gadis itu terlalu memperhatikan penampilan, dan aku tidak pernah mendengar kata-kata sopan yang seharusnya diucapkan gadis baik-baik. Dan—oh ya, dia tidak bisa memasak. Tapi Soojin yang sekarang berbeda, gadis itu benar-benar pandai memasak dan—”
“Mwo? Gadis?!” Seru Yuri kaget. “Jadi—kalian belum pernah melakukan.. mm itu?”
Kyuhyun menggeleng. “Ini terlalu cepat, bahkan kami baru saling mengenal seminggu sebelum pernikahan dilangsungkan. Aku dan Soojin harus benar-benar saling mengenal, memahami, dan mencintai, sebelum melakukan hal itu.”
“Tapi, Kyu—ini aneh. Kalian sudah menikah, hampir sebulan, dan kalian—tunggu, apa kalian berbagi ranjang?!”
Kyuhyun mengangguk dengan risi. Dia benar-benar tidak biasa mengumbar masalah pribadinya di hadapan orang, sekalipun saudara sepupunya sendiri.
“Dan kau—eh, tidak merasakan nafsu?”
“YA! Kwon Yuri! Bicaramu melantur sekali! Jangan berpikiran hal-hal bodoh seperti itu!” Seru Kyuhyun berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Tidak, cepat katakan padaku. Apa kau pernah merasa nafsu pada Soojin?”
“Tentu saja pernah!” Seru Kyuhyun spontan, lalu dia menutup mulutnya dengan tangan. “Tapi aku tahu, namja yang baik adalah namja yang tidak memaksa. Aku tahu ketidaknyamanan Soojin ketika harus berbagi ranjang denganku. Karena itu, aku yakin dia belum siap dengan semuanya.”
“Aku tidak menyangka, di balik sikap evilmu itu, kau ternyata baik juga.” Ucap Yuri seolah melamun.
Well, aku ini sudah keren, tampan, aku juga baik!” Seru Kyuhyun percaya diri. Tepat ketika Sooyoung berteriak.
“Yuri-ah! Kyuhyun-ah! Makanan siaaap!”
Yuri segera mematikan televisi dan meletakkan bantal, kemudian berjalan menuju dapur. Kyuhyun menyusul di belakang.
“Waaw, ini terlihat lezat.” Puji Yuri ketika melihat sup kimchi yang masih mengepul dan nasi yang berbentuk bola-bola. “Ini apa?” Tanyanya, sambil menunjuk sayuran bewarna hijau yang ditumpuk di piring satunya.
“Oh, ini khusus untuk Kyuhyun. Dia itu tidak pernah suka sayuran, dan sekarang aku dalam tahap membuat-Kyuhyun-suka-sayuran.” Kata Sooyoung sambil mengeluarkan evil smile yang dimilikinya.
Sementara Kyuhyun hanya merengut, tapi tak urung dia menarik piring sayuran itu juga.
“Ini dia, nah, kajja makaaan!” Seru Sooyoung, memberikan piring pada Kyuhyun dan Yuri serta sendok dan sumpit.
Beberapa detik kemudian, ruangan sudah sepi. Hanya terdengar denting sendok beradu dengan piring atau mangkuk.
“Astagaa, ini lezat sekali Soojin-ah! Kenapa kau tidak membuka restoran saja?”
“Aissh, aniya. Aku tidak sepintar itu,” ucap Sooyoung merendah.
“Aku tidak pernah merasakan sup seenak ini.”
Sooyoung tersenyum tipis, lalu kembali menyuapkan helai-helai ramyun ke dalam mulut.

____________

“Pestanya nanti malam, ya? Apa kita akan datang?” Tanya Kyuhyun sambil menyandarkan kepalanya ke sofa empuk itu.
“Tentu saja. Kau bilang, itu adalah acara yang paling penting tahun ini?” Tanya Sooyoung sambil meletakkan kepalanya di bahu Kyuhyun. Mereka sedang duduk di sofa sambil melihat acara televisi.
“Tapi bukannya kau sedang sakit?”
“Tidak masalah, aku sudah membaik sekarang. Lihat, bukannya aku terlihat sangat sehat?”
“Haha, dasar.”
“Ya sudah, kajja kita siap-siap. Jam berapa pesta pernikahannya dimulai?”
“Kau mau melihat akadnya tidak?”
Sooyoung mengangguk.
“Baiklah, kita datang jam enam sore.”
“Sekarang sudah jam lima, ya sudah. Ayo cepat, kita harus bersiap.”
Dengan malas Kyuhyun bangkit dari sofa empuknya, mengikuti Sooyoung ke dalam kamar. Dilihatnya Sooyoung tengah mencari-cari pakaian yang pantas diantara tumpukan baju-baju lainnya. Pandangan Sooyoung jatuh pada gaun terusan yang dulu hampir dipakai di acara perkenalan kakaknya dengan Kyuhyun. Diambilnya gaun itu yang digantung dengan apik di pojok.
“Menurutmu, gaun ini pantas tidak kupakai sekarang?” Tanya Sooyoung sambil menunjuk gaun bewarna biru muda itu.
Kyuhyun mengangguk-angguk. “Lumayan, coba saja kau pakai. Kalau tidak cocok, ya kau bisa cari yang lain.” Ujarnya diplomatis. Sooyoung mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Sooyoung sudah keluar sambil mengenakan gaun terusan itu. Potongan pinggang dan leher gaun itu pas sekali di tubuh jenjang Sooyoung.
“Itu saja. Kau bagus mengenakan itu.” Kata Kyuhyun, berusaha tidak tampak terlalu memuja dan takjub.
Sooyoung mengangguk, lalu berjalan menuju lemari lagi, kali ini berniat mencarikan pakaian formal yang pantas di kenakan Kyuhyun.
“Bagaimana kalau ini?” Tanya Sooyoung sambil menunjuk jas bewarna putih yang bergaris hitam di beberapa bagian. Melihat Kyuhyun mengangguk, Sooyoung beralih ke tumpukkan kemeja putih dan warna-warna lainnya. Pandangannya tertuju pada kemeja bewarna krem keputihan yang berada di bawah.
“Aih, kemeja ini pasti bagus sekali kalau kau pakai, Kyuhyun-ah. Coba kau pakai kemeja dan jas ini, lalu kita mencari sepatunya. Celananya kau pakai celana bahan hitam saja.”
Diam-diam, Kyuhyun memuji kepraktisan Sooyoung menilai pakaian. Tidak seperti yeoja-yeoja lainnya. Biasanya, yeoja lain lama sekali mencari baju, dan cenderung melihat pakaian lewat harga. Tapi Sooyoung tidak, gadis itu memilih baju dengan hatinya dan mengecek bahan pakaian itu. Kalau nyaman digunakan, pasti Sooyoung memilih itu.
Benar-benar yeoja yang menarik.

_______

Jam enam, semuanya sudah siap. Kyuhyun dan Sooyoung sudah duduk dengan tenang di kursi mobil Kyuhyun yang telah dimodiifikasi. Sooyoung menyanggul rambutnya tinggi-tinggi, dan menyisakan beberapa helai rambut menutupi telinganya, lalu mengenakan kalung berlian yang dibelikan Kyuhyun ketika menjelang pernikahan mereka—oh tidak, maksudnya pernikahan Kyuhyun dengan kakaknya.
Sementara Kyuhyun mengenakan kemeja krem itu dan jas putih bergaris hitam. Itu saja.
Udara dingin menyerbu masuk ketika Sooyoung membuka jendela, sedikit saja. Pemandangan Seoul ketika malam tidak kalah indahnya ketika siang ataupun pagi. Lampu-lampu jalanan berkerlap-kerlip dengan cerianya, seolah mengerti perasaan Sooyoung saat ini.
“Tutup jendelanya, anginnya terlalu dingin. Lagipula, mereka merusak tatanan rambutmu.” Ujar Kyuhyun sambil memperhatikan Sooyoung yang tersenyum.
“Gwenchana, aku bisa menatanya lagi. Lagipula, ini bukan tatanan yang sulit kok. Aku hanya perlu menguncirnya, lalu melengkungkannya sedikit, dan jadi.”
Sekali lagi, gadis yang singkat, dan otomatis.
“Aih, tapi kau sedang sakit. Ingat? Angin malam tidak baik bagimu, tahu.”
“Ya sudah, dasar cerewet.” gerutu Sooyoung sambil menjulurkan lidah dan menutup jendela.
“Ya, aku bukannya cerewet. Aku ini perhatian padamu tahu!”
“Perhatian? Cih, oh ya?”
Kyuhyun menjitak kepala Sooyoung pelan.
“Auw. Lihat saja pembalasanku nanti!” kecam Sooyoung sambil terkekeh.
Tiba-tiba, jarak mereka yang dekat ini, membuat jantung Kyuhyun berdetak lebih cepat. Ada apa ini? Apakah dia benar-benar sudah kalah dengan pesona kepraktisan yeoja itu? Apakah dia sudah bertekuk lutut di depan gadis itu?
Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengapa perasaannya mudah sekali datang? Atau karena pesona gadis itu benar-benar menarik dan kuat sehingga Kyuhyun tidak bisa melewatkannya?
Siapa peduli, gerutu Kyuhyun. Lagipula, gadis itu—Soojin—adalah anaenya. Dan dia punya seratus persen hak untuk menyukai—bahkan mencintai—anaenya sendiri kan? Jadi, apa masalahnya?
“Nah, kita hampir sampai.” Ujar Kyuhyun, kembali menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghapus pikiran siapa-pedulinya yang mengganggu. Kemudian, Kyuhyun menyalakan lampu sen dan membelok. Mobil sport mewah bewarna perak itu memasuki pelataran sebuah gereja yang sangat besar. Lalu berhenti tepat di samping gazebo taman.
“Ayo turun,” ajak Kyuhyun, lalu membuka pintu, berjalan ke mobil bagian samping, dan membuka pintu di samping Sooyoung.
Sooyoung keluar dengan anggun, udara dingin tidak melelehkan senyumnya yang seolah-olah menempel di wajahnya selamanya.
Kyuhyun menyodorkan lengannya membentuk segitiga, dan Sooyoung dengan anggun memasukkan lengannya ke sana.
“Astaga~ Itu adalah anae dari direktur Cho Group ya? Waah, dia sangat manis dan menarik.” Bisik beberapa yeoja ketika Sooyoung-Kyuhyun memasuki ballroom gereja yang sudah seperti istana itu.
“Ya, mereka benar-benar pasangan yang pantas. Lihat putera tunggal dari tuan Cho yang terkenal itu. Bukannya wajahnya benar-benar keren?”
“Ah, aku iri pada yeoja itu. Pasti menyenangkan sekali tinggal serumah dengan pangeran seperti Cho Kyuhyun itu.”
“Kudengar, mereka tidak tinggal di rumah. Mereka tinggal di apartemen.”
“Ah, menurutku, yang beruntung itu tuan Cho Kyuhyun. Bisa-bisanya dia memiliki seorang puteri di rumahnya. Apakah mereka saling mencintai?”
“Tentu saja mereka saling mencintai. Lihat senyuman manis mereka… Ah~ aku iriii!”
Sooyoung mendengar semuanya, tapi dia hanya diam dan tetap memasang senyum. Jika saja orang-orang itu mengetahui kebenarannya, pasti dia bukannya mendapat pujian, tapi malah mendapat lemparan!
“Kajja kita ke ruangan utama,” ajak Kyuhyun, sedikit menarik Sooyoun. Merapatkan jarak mereka.

_______________

Pesta berjalan dengan lancar.
Rasanya Sooyoung masih bisa merasakan pandangan memuji orang-orang yang ditujukan padanya. Rasanya dia masih bisa merasakan pelukan Kyuhyun. Rasanya dia masih bisa merasakan hangatnya tubuh kakak iparnya itu. Rasanya—
“Soojin-ah, kajja masuk ke mobil. Sudah malam, kajja kita pulang.” Ajak Kyuhyun dengan senyum mengembang. Sebenarnya dia sedikit kesal dengan pesta ini karena beberapa namja yang sama terkenal dan kayanya dengan dirinya selalu mencuri-curi pandang pada anaenya itu. Dia tidak suka anaenya dipandang dengan cara seperti itu. Jadi, Kyuhyun memutuskan untuk mengajak Sooyoung pulang.
“Ne, sebentar.”
Sooyoung lalu meletakkan gelas Kristal yang sangat bening itu dan berjalan menuju Kyuhyun tepat ketika seorang yeoja menabrak Sooyoung, membuat minuman yang dibawa yeoja itu tumpah di gaun Sooyoung.
“Aish, jeongmal mianhae, aku benar-benar tidak sengaja.”
Kyuhyun menghampiri yeoja itu, lalu memandangnya lekat-lekat dengan pandangan tidak suka. Dia melihat dengan jelas bahwa yeoja itu dengan sengaja menumpahkan jus itu.
“Seo Joo Hyun?” Seru Kyuhyun kaget ketika melihat yeoja yang menabrak Sooyoung lebih dekat. Dia teringat akan sekretarisnya itu. Memang tadi pagi yeoja itu dilantik sebagai sekretaris resminya.
“Astaga~ Tuan? Aduuh, ini pasti anae anda, ya? Jeongmal mianhae.”
Sooyoung mengangguk. “Ne, gwenchana. Kami akan pulang kok. Bersenang-senanglah,” ujarnya berusaha terdengar sopan.
“Ne, sekali lagi, jeongmal mianhae…”
Kyuhyun dan Sooyoung keluar dari gereja itu dan menuju mobil mereka.

_________

“Kerja bagus, Seo Joo Hyun. Aku minta, hancurkan hubungan mereka.” Kata seorang yeoja dengan senyum sinis mengembang di bibirnya.
“Tenang saja, Song Qian-ssi. Ini baru permulaan.”
Dua gadis itu tersenyum denga sinis. Mereka sudah merusak gaun Soojin. Dan mereka masih punya banyak rencana selain itu.
 
 
 

23 komentar:

  1. hwaaaa,, jujur aku deg deg an kalo sampe Kyu tau kebenarannya, apalagi kalo diliat-liat Kyu udah mulai suka sama Soo :(
    Oh gue kira si seobaby baik, ternyata bermuka dua..
    punya tujuan ngerusak hubungan Kyuyoung jugakah? -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe nantikan di chapter selanjutnya ne? *niatbangetmaupromosi
      eh salah, kyu itu sukanya sama Author keke *plakk
      emangnya pernah seo jd baik di ff author? *plakk
      ThanKYU udah comment ^^

      Hapus
  2. Akhirnya keluar jg part 4 ini..
    Next part thor^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. keke lama banget ya nongolnya?
      sabar ya, Authornya emang gaje -___-
      oke pasti ^^
      ThanKYU udah comment ^^

      Hapus
  3. Pikirnya seohyun ga terlalu mengganggu, padahal sama aja
    Gimana kalo ketauan nantinya yawloh, takut bgt

    Next ditunggu thor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seohyun di ff Author selalu jahat pokoknya!! *-___-
      heyhe kok kayak kisah nyata aja :D jangan takut, Author selalu ada di sampingmu *muntah
      oke thanKYU ya udah comment :*
      *plakk

      Hapus
  4. ahh~~ si polos itu dan si tante itu -____-

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaduhh JLEBB banget~
      eh tapi emangnya seohyun polos ya? -___-
      ThanKYU udah comment ^^

      Hapus
  5. bner2 seo thu ya,,
    msih jngkel ma klakuan kyu d radio star,,,
    ap lgi seo na,,,
    tpi kok gk da soo ma tae eonn d sna mngkin soo eonn mnghndri in kli ya,,,sbar soo eonn
    d tnggu part slnjtnya

    BalasHapus
  6. aih,seo bermuka dua nih
    kenapa sooyoung eonni gk jujur aja

    kasihan nih youngie eonn, yg bakalan d kerjain habis2an sama vict,padahal seharusnya bukan youngie eonni yg dapat -___-

    next part d tnggu y :)

    BalasHapus
  7. hwaaaa kyuhyun,,falling in love w/ soo^^
    ishhh seohyun n vic..

    BalasHapus
  8. nah kan.. kyu makin tertarik sm sooyoung drpd soojin. emg mereka tuh berbeda. lanjut aja lah biarin soojin XD

    BalasHapus
  9. uwahh akhirnya kluar jg part 4nya. Lama bnget, thor :( daebak!!! :) gmna ntar klo ketahuan..thor, gmna kalo soo unn hmil anak kyuppa & faktanya bru kebongkar stlah soo unn hamil? biar lbih seru skandalnya...

    BalasHapus
  10. kyaaaaa akhirnya favorite ffku keluar jugaa. thor kenapa ga di post di kyuyoungshipper? aku jamin para knight disana pasti pada suka thor...<3 nextnya asap thor but it up to you sih hehehe goodjob!!

    BalasHapus
  11. Nice work! :)) sumpah yah penasaran reaksi kyuhyun pas tau "anae"nya itu bukan "anae"nya. Mau pesen thor jangan sakiti uri sooyoungie yaaaaa :(

    BalasHapus
  12. errr -,- ternyata seo sekongkol sama vic -__-
    Adoooh sumpah takut kalo soo ketauan..
    Lanjut chinguu :)

    BalasHapus
  13. ich... vicjumma & seo eonnie jhat....
    rsnya pngen nginjek2 tuh org dech... ckckck

    BalasHapus
  14. Ooh, seohyun berperan jahat.
    Victoria hilang, seohyun pun datang.

    BalasHapus
  15. ya ampyun seo jd antek2 victory.jd deg degan nih gmna ya klo ketahuan??Smangat ya thor jangan klamaan next partnya..

    BalasHapus
  16. Duo ahjumma (Vict - Seo)

    BalasHapus
  17. kirain seo itu baik ternyata jahat.. cish...

    BalasHapus
  18. kirain seo itu baik ternyata jahat.. cish...

    BalasHapus

 

CRACKER Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template