Kamis, 21 Februari 2013

[Chapter 8] Impostress


Title: Impostress

Author: @MeydaaWK


Cast:

-Choi Sooyoung
-Cho Kyuhyun

Other Cast:
-Choi’s Family
-Cho’s Family

Genre: Romance, Sad

Rating: PG15

Length: Series

Author Note:
Annyeong ~
Author comeback lagi niih~ cepat kan ngelanjut Impostress-nya? Ini lumayan panjang loohh~
Terus juga Author bikinnya di sela-sela belajar Author, jadi deh nilai Try Out 3 Author jeblok untuk kesekian kalinya -___- *numpangcurcol
Karena pengorbanan Author yang sangat besar itu, tolong ya RCL pleeaseee :3
Udah ah, capek ngetiknya. Langsung aja ya ^^

Check It out!

Happy Reading~

Chapter 7~

Setelah berhasil menyelimuti Kyuhyun, aku memandanginya diam-diam. Bagaimana mungkin aku melewati pesona namja di depanku ini?! Bagaimana mungkin aku bisa melupakan namja di depanku ini?! Bagaimana mungkin aku bisa menyerahkan namja di depanku ini untuk Soojin Unnie? Bagaimana bisa?
Tuhan, jebaaal~

Chapter 8~

Author POV

Kyuhyun terbangun. Kepalanya masih berdenyut seperti tadi malam, dan kini matanya juga berkunang-kunang. Dia terduduk, pikirannya terbang ketika tadi malam dia mencium Sooyoung. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal itu? Tapi setidaknya, hal itu terdengar cukup menyenangkan.
Kyuhyun duduk dan memandangi sekitarnya—dia sama sekali tidak ingat dekorasi rumah ini—dan mendapati hanya sedikit barang yang ada. Pandangannya tertuju kepada seorang gadis yang tertidur dengan masih dalam posisi terduduk sambil bersandar di sebuah nakas. Wajah gadis itu menyiratkan wajah polos seolah tidak pernah tersentuh oleh kekejaman dunia. Tanpa sadar Kyuhyun bergeser menghampiri gadis itu dan berjongkok di hadapannya. Memandangi gadis itu dalam-dalam, berusaha masuk ke dalam pikiran gadis itu.
Perlahan-lahan, tangan kanan Kyuhyun terjulur untuk menyentuh pipi lembut gadis itu, mengelusnya perlahan, dari pipi hingga sampai di bibirnya. Bibir yang tadi malam dia cumbu.
Salahkah jika dia melakukan hal itu?
Kyuhyun tahu jika peluang bercerai dengan Soojin hanya dua puluh lima persen, sedangkan dia tahu jika dia juga mencintai Sooyoung. Bahkan mungkin Kyuhyun tidak bisa hidup tanpa gadis di depannya sekarang. Tapi apa yang harus dilakukannya? Menangis dan berdoa semoga pernikahannya hanya halusinasi semata? Well, tidak mungkin.
Dia begitu sibuk dengan pikirannya sampai tidak sadar bahwa gadis di hadapannya—alias Sooyoung—membuka kelopak matanya pelan. Masalahnya, tangan Kyuhyun masih mendarat di bibir gadis itu.
“K-Kyuhyun-ssi?” Seru Sooyoung kaget sambil menyingkirkan jari Kyuhyun dari bibirnya. “Kau melakukan apa?”
“Apa?” Tanya Kyuhyun heran. “Memangnya kau pikir aku melakukan apa? Tadi ada nyamuk di bibirmu.” Kebohongan yang sangat tidak masuk akal. Dan Sooyoung tahu itu, tapi dia pura-pura percaya dan bangkit berdiri.
“Semalam kau datang kemari. Darimana kau tahu rumahku?” Tanya Sooyoung sambil berusaha mengembalikan kepercayaan dirinya lagi. Tangannya membuka laci nakas dan mengeluarkan dua buah mint dan melemparkan yang satunya kepada Kyuhyun. “Dan, kau mabuk!”
“Aku bosan kepada pekerjaanku.” Kyuhyun mengacuhkan pertanyaan Sooyoung dan malah mengatakan alasannya mabuk. “Kau tahu, kan, perusahaan sangat membuatku stres.”
“Itu tidak ada hubungannya denganku.” Ujar Sooyoung sambil berdeham. “Kau tahu, kau bisa saja datang kepada kakakku dan mengajaknya berlibur dan bukannya malah mabuk dan datang dalam keadaan tidak sadar ke rumahku!”
Well, aku mabuk. Memangnya orang mabuk bisa berpikir dengan jernih?”
“Kau bisa membuat dirimu sendiri tidak mabuk. Kau bisa mabuk di rumahmu sendiri. Dan—well¸ aku tidak peduli kau mabuk atau tidak—cepat jawab pertanyaanku, darimana kau tahu rumahku?”
“Soojin memberitahuku.”
“Oh,”
“Kau tidak marah?”
“Wae? Kenapa harus marah? Karena kau mengacak-acak privasiku? Well, aku akan melarangmu datang kesini lagi.” Sooyoung mengacungkan jarinya ke wajah Kyuhyun dan berkacak pinggang.
“Walaupun kau melarangku, itu tidak menjadi jaminan aku tidak akan datang kesini lagi.” Kyuhyun memajukan wajahnya beberapa senti sehingga jarak wajah mereka hanya sedikit.
“Kau harus menjauhiku! Kubilang aku sudah tidak akan mengganggumu lagi, tapi kenapa kau masih mengangguku?!”
Kyuhyun tertohok dengan ucapan Sooyoung. Jadi selama ini, bagaimana perasaan Sooyoung kepada dirinya? Tidak adakah? Kenapa gadis itu mudah saja mengatakan hal itu—seolah-olah dia tidak memiliki perasaan apapun kepada Kyuhyun? Atau, memang gadis itu tidak memiliki sedikitpun perasaan kepada Kyuhyun? Jadi, selama ini gadis itu tidak menganggap Kyuhyun apa-apa?
Kyuhyun terdiam cukup lama, berusaha meresapi ucapan Sooyoung yang terlalu menusuk. Lalu dalam hitungan detik, Kyuhyun sudah keluar menyambar sepatunya dan langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa mengatakan apapun.
Sooyoung terdiam memandangi pintu rumahnya yang terayun-ayun pelan karena Kyuhyun mendorongnya dengan kasar, memandanginya dengan wajah sedih. Dia memang seharusnya senang berhasil mengusir Kyuhyun, tapi entah kenapa hatinya tidak rela. Perkataannya tadi juga—sebenarnya—menyakiti hatinya sendiri. Tapi, mau bagaimana lagi? Dia tidak punya hak apa-apa untuk mencintai Kyuhyun. Mencintai namja itu sama saja mengkhianati kepercayaan keluarganya dan mengkhianati hati kakaknya sendiri. Ini harus dihentikan segera.
Sooyoung membiarkan air matanya mengalir. Air mata itu terasa hangat di permukaan pipinya. Tangan kanannya sontak memegangi kursi kayu di belakangnya, berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh terduduk saat itu juga. Dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Sooyoung hanya sanggup berdoa, kepada Tuhan di atas sana, semoga dia bisa melupakan Kyuhyun secepatnya. Agar deritanya selama ini berhenti dan dia bisa kembali menjadi Sooyoung yang ceria dan tidak dikenal seperti dulu lagi…

Ini cinta sepihak,
Hanya aku yang merasakannya, sekaligus hanya aku yang tersakiti.
Dan, karena itu, aku tidak berhak,
Untuk mencintaimu lagi…

Hanya saja, Sooyoung tidak tahu, seseorang disana, juga mencintainya…

_____________


“Kau dari mana saja, Kyu?” Tanya Ahra begitu adiknya itu memasuki ruang tamu dan melepas sepatunya. “Kau tidur dimana? Di bar?!”
“Ani.” Jawab Kyuhyun singkat dan melempar jasnya ke sembarang arah, membuat Ahra terpaksa mengambil jas yang tadi dilemparkan Kyuhyun dan menyantelkannya di cantelan mantel.
“Lalu dimana?”
“Rumah Sooyoung.” Kata Kyuhyun sambil menghela napasnya.
“Mwo? Kau tidur dengan gadis itu?!” Pekik Ahra kaget sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan Kyuhyun. “Bagaimana mungkin hal itu terjadi?!”
“Aniya! Noona ini! Aku hanya tidur di rumahnya! Kami bahkan tidak tidur seranjang! Gadis itu tidur dengan posisi duduk!”
“Kukira,” desah Ahra lega. “Lalu mau kau bawa kemana perasaanmu itu?”
“Kupikir aku akan mengatakan kepada Eomma dan Appa bahwa aku tidak menyukai Soojin dan aku tidak tahan menjadi suaminya.”
“Yaah, mungkin itu pilihan terbaik.”
“Benar. Noona, tolong aturkan waktu bertemu dengan Appa dan Eomma secepatnya. Aku harus mengatakan ini secepatnya.”           
“Kau jangan lupa bilang kepada anaemu,”
“Arra. Aku juga akan mengatur makan siang dengannya,”
“Bagus. Sana cepat mandi, lalu sarapan. Kau bau alkohol.”
Kyuhyun mengedikkan bahu dan berjalan menuju kamarnya.


_______________


Soojin menatap sekelilingnya dengan heran—bukan kafe itu yang membuatnya heran—tapi orang yang sekarang ditunggunya. Kenapa Kyuhyun tiba-tiba mengajaknya bertemu dan mengatakan ada hal penting yang ingin dikatakannya? Sebenarnya ada apa? Apa ini ada sangkut pautnya dengan Sooyoung?
Pandangan Soojin berhenti ketika matanya mendapati bahwa Kyuhyun sedang berjalan ke mejanya. Namja itu tampak seperti biasanya—dingin, elegan, dan kaku.
“Mianhae, aku terlambat.” Kata Kyuhyun dingin sambil menarik kursi dan duduk di depan Soojin.
“Nde, gwenchana. Memangnya ada apa? Kenapa tiba-tiba mengajakku bertemu?”
“Aku akan mengatakannya setelah makan. Apa kau sudah memesan makanan?”
Soojin mengangguk.
Seorang pelayan datang dan menyodorkan daftar menu kepada Kyuhyun, menunggu namja itu mengatakan pesanannnya.
“Aku akan mengatakan pada keluarga kita, bahwa aku ingin bercerai darimu.” Ujar Kyuhyun to the point ketika pandangan mata Soojin masih tertuju kepada makanannya.
Soojin mendongak, menatap Kyuhyun dengan terkejut. Dia memang tahu bahwa hal ini pasti terjadi, tapi dia tidak menyangka semuanya berjalan secepat ini.  Menurutnya, jika Kyuhyun membicarakan rencana perceraian mereka, pasti keluarganya akan mencium bau tidak benar pada pernikahannya dan menyelidikinya sampai tuntas. Dan penyamaran Sooyoung akan terbongkar.
“Aku tidak akan mengatakan kebohonganmu. Dan juga, aku tidak akan melibatkan urusan penyamaran-mu waktu itu. Jadi, kau tenang saja.” Ujar Kyuhyun seolah mengerti pikiran Soojin.
“Bagus. Kalau kau berani menyangkut-pautkan Sooyoung dalam hal ini, percayalah, aku pasti akan menghabisimu.”
Kyuhyun mengangguk sekilas.
“Jadi, kau setuju jika kita bercerai?”
Soojin hanya tertawa. “Memangnya kau pikir aku menyukaimu dan akan menghalangi perceraian ini? Tidak akan, Kyuhyun-ssi. Silakan katakan semuanya kepada keluargamu dan aku akan mengatakannya kepada keluargaku.”
“Bagus, aku setuju dengan rencanamu. Kapan kau akan mengatakannya?”
“Tidak tahu. Mungkin aku akan mencari waktu yang paling tepat. Ingat, jangan libatkan Sooyoung dalam hal ini. Aku tidak ingin Eomma dan Appaku dan keluargamu tahu lalu menyalahkan Sooyoung. Yang salah itu aku, dan yang pantas disalahkan adalah aku, dan bukannya Sooyoung. Mengerti, Kyuhyun-ssi?”
“Arraseo.”
Keduanya melanjutkan makan siangnya yang tertunda. Kyuhyun tidak menyangka jika obrolan pentingnya akan berjalan selancar ini. Well, itulah untungnya menikah dengan yeoja yang tidak mencintainya. Kyuhyun tidak membayangkan jika tiba-tiba Soojin berlutut di depannya dan mengatakan bahwa dia mencintai Kyuhyun sepenuh hati sambil memohon-mohon agar Kyuhyun tidak bercerai dengannya. Dan Kyuhyun dengan teganya meninggalkan Soojin yang menangis sambil berlutut tanpa menoleh lagi. Tidak, terlalu didramatisir. Sekarang, Kyuhyun harus mencari tahu bagaimana cara memberitahukan berita ketidakcocokannya dengan Soojin dan meminta bercerai kepada orangtuanya. Pasti mereka akan histeris dan berteriak-teriak. Semoga saja, mereka tidak mem-black list nama Kyuhyun dari daftar warisan.
“Aku sudah selesai. Dan aku punya banyak urusan, semoga kau cepat-cepat mengatakannya kepada keluargamu. Annyeong.” Jelas Kyuhyun sambil mendorong kursinya ke belakang dan berjalan menuju kasir untuk membayar tagihan.

_______________


“Waah, kukira aku akan mendapatimu sedang menangis meraung-raung…” kata Kris ketika Sooyoung membukakan pintu rumahnya yang baru.
Memang Sooyoung memberitahu alamat rumahnya kepada Kris. Alasannya hanya satu, yaitu supaya ketika Sooyoung membutuhkan sesuatu, dia bisa dengan mudah menyuruh—dan mungkin sedikit memaksa—Kris untuk membelikannya sesuatu itu. Sooyoung malas keluar dari rumahnya, selain karena lingkungan barunya yang sepi dan berada di dekat hutan, dia juga sedang ingin menyendiri saja. Memutuskan untuk menjernihkan otaknya dari Kyuhyun. Sooyoung menamainya proses forgetting-Cho Kyuhyun. Pokoknya, dia harus berhasil kali ini. Tidak boleh tidak.
“YA! Choi Sooyoung—kenapa kau malah melamun begitu?” Tanya Kris sambil melihat-lihat isi rumah Sooyoung dengan sangat tidak sopan.
“Ah tidak. Apakah kau membawa tteokbokki yang kupesan itu?”
“Ah ya, ada dalam mobil.”
Sooyoung langsung keluar dari rumah setelah sebelumnya menangkap kunci mobil yang dilemparkan Kris dan masuk kembali membawa bungkusan. Dia berjalan menuju ke dapur, diikuti oleh Kris di belakangnya.
“Kenapa sudah tidak hangat?” Cerca Sooyoung sambil mengerutkan keningnya.
“Ya! Masih mending aku membelikannya untukmu! Aku ini begitu sibuk, jadi aku menyuruh asistenku membelikannya sejam yang lalu.”
“Pantas saja, tapi tidak apa-apalah. Ini bagianmu,” Sooyoung menyodorkan sebuah mangkuk bundar keramik kepada Kris dan menunjuk meja dan kursi di pojok dengan dagunya. “Kau mau minum apa? Teh? Atau limun?”
“Teh saja.”
Beberapa detik kemudian, Sooyoung sudah meletakkan baki berisi teko teh dan dua gelas mungil di tengahnya. Keduanya sibuk dengan makanan masing-masing, sebenarnya, sedari tadi Kris menatap layar ponselnya.
“Kenapa kau selalu menatap ponsel seperti itu? Kau punya pacar baru ya?” Tanya Sooyoung sembarangan.
“Tidak, manajerku bilang, aku ada syuting sebentar lagi.”
“Ya sudah, cepat habiskan makananmu lalu pergilah sana.”
“Jadi kau menyuruhku datang kemari hanya untuk membelikanmu tteokbokki ya?”
“Yap, hehe. Cepat sana, nanti kalau kau terlambat, kau tidak dapat gaji, dan nanti kau tidak bisa mentraktirku.”
“Cih, yang benar saja! Ya sudah, aku pergi dulu, ne. Hati-hati di rumah sendirian.”
“Ne, arraseo. Lain kali kalau mau datang kesini, jangan lupa membawa makanan ya, Kris-ssi?”
Kris mendengus, tapi tak urung tertawa juga, lalu masuk ke dalam mobilnya dan menghilang di jalanan.
Tiba-tiba, Sooyoung merasa dirinya sendirian. Dia memang berusaha ceria selama ini, tapi entah kenapa, rasanya sekarang sikap cerianya menguap bersama kepergian Kyuhyun yang begitu saja. Bukannya apa, tapi toh dia juga perempuan yang mengharapkan perasaannya bertimbal balik dan bukannya hanya sepihak. Tapi memangnya apa sih keinginannya yang menjadi kenyataan? Dia toh hanya Cho Soojin yang palsu yang akan sendirian dan terlupakan setelah Cho Soojin yang asli kembali. Sooyoung menghela napasnya perlahan, dia terlihat sangat bodoh karena mencintai seseorang yang—sekarang—memiliki hubungan darah dengannya. Tapi, perasaan toh tetap perasaan. Sekuat-kuatnya orang berusaha menyangkalnya, toh hatinya tetap tidak bisa dibohongi.
Sooyoung masuk ke dalam rumahnya dan mengunci pintu lalu berjalan ke dapur untuk mencuci piring. Dia terpaksa membuang tteokbokki-nya yang tersisa, tak biasanya seorang shiksin sepertinya membuang makanan, tapi entah mengapa perasaannya terlalu jengah, bahkan hanya untuk menatapnya saja, Sooyoung sudah merasa muak.

Good Night, God.
Can you delete my love now?
If You can, please make me be Choi Sooyoung again.


___________


“Apa maksudmu Kyuhyun-ah?!” Seru Nyonya Cho sambil menatap Kyuhyun garang.
“Eomma—Eomma tahu aku tidak cocok dengan Soojin, dan—jangan berbohong—Eomma bahkan tidak menyukainya kan?” Tutur Kyuhyun dengan tegas.
“Kyuhyun-ah! Jangan menyangkutpautkan Eomma dalam hal ini! Semuanya tidak ada hubungannya dengan Eomma!” Seru Nyonya Cho dengan kesal. Tapi, dalam hatinya dia juga mengakui dia sedikit  tidak menyukai perangai menantunya itu—yang menurutnya—terlalu tidak sopan terhadap orang yang lebih tua darinya. Dan sebenarnya dia juga lebih setuju jika Kyuhyun dijodohkan dengan Sooyoung yang menurutnya sangat sopan untuk ukuran remaja yang beranjak dewasa. Sayangnya, leluhur yang menjodohkan memilih generasi kedua dan itu artinya adalah—
“Tunggu, tunggu sebentar!” Teriak Nyonya Cho seakan teringat sesuatu sambil berdiri dengan tegak. “Kau, pergilah pulang dulu, Kyu. Eomma akan membicarakan sesuatu dengan Appa-mu.” Lanjutnya sambil akinya keluar dari ruang tamu menuju ke dalam kamar yang terlihat gelap.
“Eomma, aku belum selesai!” Seru Kyuhyun kesal, tapi hanya dibalas oleh suara berkeriut pintu kayu yang ditutup. Dengan kesal, Kyuhyun mendecih dan berjalan keluar dari rumah yang dihuninya sejak kecil, hingga akhirnya dia membeli rumah sendiri, dan akhirnya menikah. Sehingga rumahnya yang dia beli sendiri sekarang dihuni oleh kakaknya.
Kyuhyun merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobil dan memencet tombol alarm sehingga alarm-anti malingnya-nya berbunyi dengan nyaring. Lalu, dia segera masuk ke dalam mobil dan menjalankannya keluar dari pelataran rumahnya yang luas. Dia tidak tahu akan berjalan kemana. Sepertinya mabuk adalah pilihan terbaik. Tapi Kyuhyun tidak ingin datang ke rumah Sooyoung lagi, terlebih sesudah gadis itu mengatakan bahwa dia tidak berhak untuk datang dan mengganggunya lagi. Well, itu cukup menyakiti hati Kyuhyun.
Akhirnya, Kyuhyun memutuskan akan makan malam sendirian di restoran di daerah pinggiran Seoul. Restoran itu bukan restoran yang sangat ramai atau sangat terkenal. Tapi rasanya restoran itu cocok untuknya sekarang.
Setelah hampir dua puluh menit perjalanan, Kyuhyun sampai di restoran itu. Suasananya yang tidak terlalu ramai dan lampu-lampu yang sengaja diatur supaya menghasilkan cahaya remang-remang terasa sangat menyenangkan dalam keadaannya sekarang. Kyuhyun memasuki restoran itu dengan mantap, lalu dengan sengaja memilih kursi di pojok ruangan dan duduk dengan tenang. Lilin aromaterapi dinyalakan di setiap sudut ruangan, ditempelkan di dinding sehingga Kyuhyun bisa mencium bau lavender dengan jelas. Meskipun itu agak mengganggu, toh dia tetap bertahan.
Seorang pelayan menghampiri Kyuhyun lalu menyerahkan buku menu dan membuka note kecilnya dan bersiap menulis pesanan Kyuhyun.
“Spageti carbonara dan teh—” Kyuhyun terhenti, dia teringat dengan kebiasaannya ketika masih tinggal dengan Sooyoung dulu, teh herbal yang terasa sedikit tidak biasa.
“Anda ingin memesan teh apa, tuan? Disini disediakan banyak teh.”
“Herbal. Aku ingin teh herbal.” Lidah Kyuhyun mengucapkan teh itu dengan sendirinya, sementara pelayan itu mengangguk-angguk, membungkuk sebelum akhirnya pergi menjauh.
“Aghassi, apakah anda sakit?” seorang pelayan bertanya kepada seorang yeoja yang sedang menunduk di hadapannya.
Kyuhyun menoleh kepada pelayan, lalu pandangannya beralih kepada yeoja yang ditanyai pelayan itu. Matanya berhenti untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa yeoja itu adalah yeoja yang benar. Dan ketika melihat potongan rambut depan serta postur tubuhnya, Kyuhyun yakin sekali bahwa yeoja itu adalah Sooyoung. Mengapa gadis itu sakit? Ada apa sebenarnya? Apa sesuatu terjadi kepada yeoja itu? Kenapa pelayan itu menanyakan apakah gadis itu sakit? Karena tidak tahan dengan perasaan penasarannya, Kyuhyun akhirnya mendorong kursinya ke belakang dan berjalan meninggalkan bangkunya, menuju dua bangku di depannya.
“Choi Sooyoung?” Tanyanya setelah berhasil melihat wajah gadis itu. Memang, wajah Sooyoung terlihat sangat pucat dan tubuhnya terlihat sangat lemah. Disenggol saja, mungkin gadis itu akan hancur berkeping-keping.
“Wae?” Sooyoung sama sekali tidak terlihat kaget dan menyandarkan punggungnya di kursinya yang lunak dan sedikit menggigit bibirnya.
“Aku yang seharusnya menanyakan hal itu. Kau kenapa? Kenapa pucat begitu?”
“Gwenchana. Aku hanya kelelahan saja. Sekarang, bisakah kau minggir supaya aku bisa memakan makan malamku?”
“Tidak, sebelum kau jawab yang sebenarnya.”
Well, aku hanya merasa pusing dan lelah, itu saja. Jadi, aku butuh asupan energi. Jadi, bisakah kau minggir sekarang?”
Kyuhyun mengangkat alis sambil memberi isyarat agar pelayan yang tadi—yang sedang membawakan pesanannya—meletakkan baki berisi spageti dan gelas teh itu di meja Sooyoung. Pelayan itu hanya mengangguk, meletakkan baki itu dan membungkuk lalu berlalu.
“Aku tidak ingin makan bersamamu, Kyuhyun-ssi.”
“Kalau begitu, aku yang mau.”
“Tapi aku menolak.”
“Dan aku tidak peduli.”
Sooyoung memilih mengacuhkan Kyuhyun dan kembali menatap pesanan di hadapannya. Makanan dan minuman yang dipesannya sama persis dengan milik Kyuhyun. Hanya saja, Kyuhyun tidak memesan panekuk yang sama dengannya.
“Apa kau meniru pesananku?!” Tanya Kyuhyun sambil mengangkat satu alisnya dengan tenang kepada Sooyoung.
“Untuk apa aku melakukan hal itu. Tidak penting juga. Lagipula, siapa yang memesan duluan?”
“Tapi tadi aku tidak melihatmu.” Bantah Kyuhyun.
Sooyoung menghela napas—berusaha sabar menghadapi namja di hadapannya kini dan memilih sibuk dengan piringnya sendiri. Entah kenapa, dia merasa ada energi elektro-apa-namanya yang membuatnya kembali sehat. Meski rasa lelah masih menggantungi tubuhnya, dia merasa lebih baik daripada tadi, ketika dia merasa sangat kesal dan lapar, lalu memutuskan untuk datang ke restoran yang tidak terlalu jauh dari rumahnya yang baru. Awalnya, Sooyoung ingin menyuruh Kris untuk membelikannya sesuatu—dia sedang malas memasak—namun ketika berusaha menelepon Kris, ponsel namja itu tidak aktif. Menandakan namja itu sedang sibuk—mungkin syuting, mungkin juga mengencani Author *plakk. Jadi Sooyoung memutuskan untuk pergi sendiri ke restoran, sekaligus mencari refreshing untuk mengistirahatkan otaknya yang lelah berpikir dan hatinya yang terlalu lelah dipaksa melupakan Kyuhyun. Dan sialnya, dia malah bertemu dengan orang yang berusaha dihindarinya disini. Sedang memakan sesuatu yang sama dengannya, satu meja dengannya, dan bahkan dia bisa dengan bebas menatap Sooyoung.
“Aku sudah selesai, aku pergi.” Ujar Sooyoung sambil mendorong kursinya ke belakang, meski sebenarnya spageti miliknya masigh tersisa separuh.
“Chakamman.” Kata Kyuhyun sambil menarik lengan Sooyoung, memaksa gadis itu kembali duduk dan menghadapnya. Ada yang ingin kukatakan kepadamu,”
“Apa? Cepat katakan,”
“A-aku akan bercerai dengan Soojin,”
Sooyoung tampak syok.
“Apa kau senang mendengarnya?”
Sooyoung hanya mematung beberapa saat, berusaha meresapi ucapan Kyuhyun yang terdengar sangat tiba-tiba. Sebelah hatinya yang munafik berkata dia sedih mendengar berita itu, tapi sebelah hatinya lagi yang jujur berkata bahwa dia senang dengan semuanya.
“Mengapa kau menanyakan itu? Dia kakakku, dan kau akan menceraikannya, dan tentu saja aku merasa sedih mendengarnya.” Sooyoung menjawab dengan suara parau dan konsonan yang tidak jelas.
“Tapi aku berencana menikahimu setelah menceraikannya!” Teriak Kyuhyun tiba-tiba. “Dan aku mencintaimu, Choi Sooyoung! Aku mencintaimu! Aku tidak bisa hidup tanpamu!”
“Tidak—tidak, ini tidak benar.” Ujar Sooyoung sambil menggelengkan kepalanya. Air mata menggenangi kedua bola matanya yang besar. Dia mendorong kursinya ke belakang dan berlari meninggalkan Kyuhyun.
Aku mencintaimu, Choi Sooyoung… Benar-benar mencintaimu…” ucap Kyuhyun lirih, nyaris merintih. “Dan karena itu, bisakah kau membuka hatimu untukku?”


T B C

Hehe, gimana readers? Menyerap emosikah? Atau ancur? -__-
Author udah usaha bikin chapter ini daleeeeem banget, terus Author juga sengaja bikin Kyuhyun yang ngejar-ngejar Sooyoung gitu. Tapi malah jadinya kayak gini -,-
Meskipun ini jelek banget, tolong RCL yaah ^^
Kalo RCL, ntar kan Author lanjutnya makin cepet ^^
Ghamsahamnida udah baca~
Annyeong~

18 komentar:

  1. aku kah yang pertama?
    emang aku selalu suka ff ini. mw dalam bentuk apapun juga.
    ah.......kenapa proses perceraian itu lama sekali?
    sekarang aku juga udah bisa menganalisa. bukankah keturunan kedua itu artinya keturunan kedua dari kedua belah pihakkeluarga cho dan choi yang artinya choi sooyoung dan cho kyuhyun? bukannya choi soojin. kan soojin merupakan keturunan pertama........
    lanjutannya jangan lama2 yah.
    oea, nilai yg jeblok apa aja, kalaw salah satunya matematika ataw akuntansi, bisa sih aku bantu. hehehehe

    BalasHapus
  2. aih si soo terima aja kyu, soojin juga gak suka sama kyu :(
    di tunggu part selanjutnya ^^

    BalasHapus
  3. aigoo daebakk bgt ...
    jadi emosi + geregetan bacanya...
    huh ...
    next ditunggu bgtt ...
    FIGHTING !!

    BalasHapus
  4. Akhirnya muncul jg part 8
    Ditunggu-tunggu setiap hari buka blog ini demi liat ff di upload
    Kereeen
    Next part cepetya..
    Hwaiting~

    BalasHapus
  5. kasian banget kyu....
    moga mereka bisa saling mengakui deh...
    o ya... disini kris hanyaa jd teman soo???
    sedih nih thor,msh kurang panjang....
    lanjuutttt

    BalasHapus
  6. ahhhh,gara2 soojin nih jadi bgni --"
    semoga youngie eonni nerima kyuppa

    next part d tnggu :)

    BalasHapus
  7. nah tuh, kyuppa udh blg tu klo ska sma soo eonnie...
    kyknya eomma kyuppa mnyadrai ssuatu,
    ktrunan kedua kan kyuppa sma soo eonnie...sok tau *plak hahay
    daebak atuhor
    nextnya dtnggu

    BalasHapus
  8. keren thor :) suka banget sama karakter soo di sini, pure dan ga mau nyakitin keluarga ^^ lanjut thor ^^ oya mau promosi nih,
    blog walking ya ke blogku https://soshigirl23.blogspot.com, aku juga belajar buat ff ^^

    BalasHapus
  9. Udah part 8 aja.
    Bagus kok, thor.
    Ditunggu next partnya ;)

    BalasHapus
  10. Ah...kenapa harus tbc dsaat yg penting kaya gini
    semoga kyuyoung bersatu *semangat author

    BalasHapus
  11. uyeah... kyu mulai melancarkan aksinya buat nikahin soo. tinggal soo aja nih yg nerima, soojin udh rela jg buat bercerai XD
    lanjut lanjut ya...

    BalasHapus
  12. aaaaaak
    Eommanya kyu ngomong harusnya dia nikah sm generasi kedua
    berarti si soo kan itu harusnya
    uwaaaaaa
    >/////<
    ditunggu lanjutannya thor~~~

    BalasHapus
  13. Annyeong author aku reader baru buat ff ini hehe
    part 1-7 daeebak!!!!!
    awal-awal masih banyak typo dan belum terlalu mudah dipahami, tapi semakin ke sini ceritanya makin daebak..
    untuk part 8 juga keren abisss!! akhirnya soojin sm kyuppa cerai, soalnya kaget bgt waktu tau yg menikah sama kyu itu bukan soo onnie melainkan soojin onnie, dn aku salutnya sama soojin onnie yaitu dia nggak cinta sm kyuppa lol lucu banget meskipun perangainya ngga sebaik soo onnie di ff ini
    lanjut thor! I'll be waiting xD

    BalasHapus
  14. akhirnyaaa kyu sama soojin mau ceraai (y)
    Semoga kyuyoungnya bersatu :D
    Daebak~

    BalasHapus
  15. ini semua gara" kesalahan keluarga Cho yg salah tafsir

    BalasHapus
  16. udahlah soo unnie gk usah banyak mikir terima aja pernyataan cinta kyu oppa

    BalasHapus
  17. Huaaaaa hayo kyu semangat mengejar hatinya sooyoung!!

    BalasHapus

 

CRACKER Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template